Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kiat Yogyakarta Ubah Kampung Biasa Jadi Kampung Wisata

image-gnews
Kawasan Sosrowijayan Yogyakarta, salah satu kampung wisata yang banyak dikunjungi turis mancanegara di. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Kawasan Sosrowijayan Yogyakarta, salah satu kampung wisata yang banyak dikunjungi turis mancanegara di. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kota Yogyakarta yang wilayahnya tak terlalu luas, di dalamnya terdapat 170 kampung, yang memiliki kekhasan masing masing. Kampung-kampung itu, memiliki potensi besar digarap menjadi destinasi wisata.

Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi optimistik, tiap kampung di Yogyakarta, walau saling berbeda karakternya tetap berdaya jual ketika digarap serius -- dengan branding nama besar Yogyakarta. 

Untuk mendorong kampung-kampung itu bergerak dan menggali potensinya sendiri agar berdaya jual, Pemkot Yogyakarta menggencarkan satu program, namanya Dodolan Kampung.

Dodolan Kampung ini menjadi satu sub program besar pemberdayaan bernama Gandeng Gendong, yang lahir sejak akhir 2018 lalu dan fokus utamanya menggarap potensi kampung di 14 kecamatan.

"Dodolan Kampung berarti menjual seluruh potensi yang berada di kampung baik dari UMKM maupun sektor wisatanya sehingga memacu kreatifitas kampung," ujar Heroe, Senin 16 September 2019.

Salah satu hasil program Dodolan Kampung ini terbentuknya kampung wisata Giwangan, yang sebelumnya hanya dikenal sebagai kampung biasa di perbatasan Kota Yogyakarta-Kabupaten Bantul atau kampung tempat lokasi terminal induk bus Yogyakarta yang padat.

Setelah digarap dengan program Dodolan Kampung, kampung yang
dilewati aliran Kali Gajah Wong itu, pada awal 2019 melansir kapal wisata Taman Pleretan Tirta Wolulas Kali Gajah Wong.

Sebuah wahana yang menawarkan susur Kali Gajah Wong dengan kapal wisata sambil menikmati suasana keramaian khas perkampungan. Atau melihat bendungan, taman, ruang terbuka hijau juga peninggalan situs Cinde Amoh.

Kampung Giwangan pun secara getok tular, kini mulai disambangi wisatawan domestik juga mancanegara yang ingin menikmati Yogyakarta dengan cara lain.

"Dodolan Kampung awalnya memang untuk menggarap kearifan lokal agar Do Dolan Neng Kampung, atau bermain ke kampung. Jadi menghidupkan kampung sebagai sarana silaturahmi," ujarnya.

Dalam program Dodolan Kampung itu, setiap pekan sekali ada tim khusus bernama tim Konco Kampung. Tim ini bertugas berkeliling dari kampung ke kampung untuk melihat potensi dari setiap kampung.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tim konco kampung tersebut, melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Mulai dari asosiasi lembaga pemberdayaan masyarakat kelurahan (LPMK), kecamatan setempat, dan tokoh masyarakat.

“Gabungan tim konco kampung ini yang akan turun ke kampung-kampung, untuk melihat potensi-potensi kampung seperti pemberdayaan, pembangunan, peran serta dan kebudayaan masyarakat yang sudah dilakukan,” tuturnya.

Hingga saat ini, tim konco kampung sudah mendatangi lebih dari 45 kampung. Dari jumlah 170 kampung dan 45 Kelurahan di Kota Yogyakarta, dirinya menargetkan seluruh kampung bisa didatangi selama tahun 2019 ini.

Jadwal kunjungannya dilakukan setiap seminggu sekali. Artinya satu bulan empat kali kunjungan ke kampung. “Paling tidak kami membutuhkan waktu dua sampai tiga tahun untuk melihat semua potensi kampung muncul dan tergarap,” ujarnya.

Dari program Dodolan Kampung yang dilaksanakan tersebut, diklaim mampu mengentaskan angka kemiskinan di Kota Yogyakarta, dari 7,25 persen pada 2018 menurun hingga 6,09 persen sampai dengan awal 2019 ini.

“Harapannya masyarakat bisa berdaya, hidup sejahtera dan bisa menurunkan lagi angka kemiskinan di Kota Yogyakarta,” ujarnya.

Kali Gajah Wong menjadi destinasi wisata susur sungai dengan perahu. Foto: @kaligajahwongku

Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Perlindungan Anak Kota Yogyakarta, Retnaningtyas mengatakan dengan mengetahui potensi kampung akan mempermudah Pemkot Yogyakarta memberikan solusi.

“Program-program yang akan dimasukkan di kampung itu pun akan sesuai dengan potensi yang ada di situ. Sehingga yang program masuk tinggal membesarkan kembali,” tuturnya.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

13 jam lalu

Spot wisata Kano Maritim Mangrove Baros di Bantul Yogyakarta. Dok. Pemda DIY
Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.


Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

21 jam lalu

Proses evakuasi korban jatuh ke jurang di tebing Pantai Ngluwo Gunungkidul, Ahad, 28 April 2024 (Dok. Istimewa)
Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.


Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

23 jam lalu

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi (KPH Aksi Yogyakarta) melaporkan Penjabat (Pj) Walikota Yogyakarta Singgih Rahardjo karena dugaan sejumlah pelanggaran jelang masa pemilihan kepala daerah atau pilkada. Tempo/Pribadi Wicaksono
Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman


Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

23 jam lalu

Kampoeng Mataraman Yogyakarta. Dok. Istimewa
Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.


Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

1 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.


Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

2 hari lalu

Salah satu sudut Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta yang tengah direvitalisasi hingga Juni 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.


Kampung Wisata Kacirebonan akan Dilengkapi Becak Wisata

3 hari lalu

Deretan becak yang mangkal di Keraton Kacirebonan, Cirebon. Becak-becak ini akan dilibatkan menjadi becak wisata dalam rangka pengembangan kampung wisata Kacirebonan. TEMPO/Ivansyah
Kampung Wisata Kacirebonan akan Dilengkapi Becak Wisata

Pengembangan kampung wisata Kacirebonan melibatkan tukang becak yang mangkal di sekitar keraton


8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

5 hari lalu

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.  Foto: Booking.com
8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.


Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

5 hari lalu

Presiden pertama RI, Sukarno (kiri) didampingi Wakil Presiden Mohammad Hatta, memberikan hormat saat tiba di Jalan Asia Afrika yang menjadi Historical Walk dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Dok. Museum KAA
Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.


Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

5 hari lalu

Video viral di media sosial berisi aksi belasan warga berebutan melempar sampah ke bak sebuah truk yang melintas di jalanan sekitar depo sampah Pasar Ngasem Kota Yogyakarta pada Rabu 24 April 2024. Dok. Istimewa
Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.