TEMPO.CO, Mataram - Delegasi UNESCO Global Geopark atau UGG Council yang mengikuti The 6th Asia Pacific Geopark Network takjub dengan sajian kuliner yang disuguhkan di Hotel Vila Ombak, Gili Trawangan, Nusa Tenggara Barat atau NTB. Kordinator Publikasi Panitia The 6th Asia Pacific Geopark Network, I Gde Putu Aryadi mengatakan panitia sengaja menyuguhkan makanan tradisional kepada para tamu yang berasal dari 30 negara.
Sejumlah kuliner lokal yang dihidangkan kepada peserta The 6th Asia Pacific Geopark Network antara lain Pelecing Kangkung, Beberok, dan Kolak Pisang. "Mereka mencicipi dan belajar melafalkan nama-nama makanan tradisional kita. Misalnya Pelecing Kangkung disebut Pelecaing Kengkung. Menurut mereka, ini semacam salad dengan rasa pedas," kata I Gde Putu Aryadi.
Pelecing Kangkung adalah pelengkap makanan yang terdiri rebusan kangkung disertai sambal tomat dan parutan kelapa disertai tauge dan kacang tanah goreng. Di Lombok, menu ini juga menjadi sajian pelengkap termasuk sewaktu berbuka puasa. Beberok sejenis Karedok di Jawa Barat. Hidangan ini terdiri dari sambal yang juga dilengkapi irisan terong ungu bulat, kacang panjang, cabe rawit, bawang merah dan terasi yang dibakar, tomat dan gula garam.
Kuliner tradisional Lombok, NTB, Pelecing Kangkung. Wikipedia
I Gde Putu Aryadi mengatakan tak sedikit tamu dari mancanegara yang memuji dan takjub terhadap cita rasa kuliner tradisional Indonesia ini. Mereka tampak menikmati aneka makanan lokal yang disajikan saat makan malam pada Jumat, 30 Agustus 2019. "Sebagian besar tamu ini baru pertama kali ke Indonesia. Bahkan ada peserta dari Mesir yang begitu bersyukur bisa menyaksikan dan menikmati keindahan Pulau Lombok," kata dia.
Delegasi The 6th Asia Pacific Geopark Network makan bersama di Hotel Vila Ombak, Gili Trawangan, NTB. Dok Panitia The 6th Asia Pacific Geopark Network
Peserta delegasi UNESCO Global Geopark atau UGG Council yang semula akan diikuti oleh 22 negara bertambah menjadi 30 negara. Mereka tiba di Lombok, NTB, pada Kamis, 29 Agustus 2019. Adapun acara tersebut akan berlangsung hingga Jumat, 6 September 2019. "Di sini akan dibahas usulan Toba dan Belitung sebagai geopark dunia," ujar Asisten Dua bidang Ekonomi Pembangunan Sekretaris Daerah NTB, Ridwan Syah.
Delegasi UNESCO Global Geopark itu berasal dari berbagai negara. Di antaranya Prancis, Irlandia, Inggris, Yunani, Spanyol, Norwegia, Ethoipia, Mesir, Cina, Jepang, Malasyia, dan Vietnam. Saat tiba di Bandara Internasional Lombok LIA, NTB, mereka disambut dengan penampilan musik tradisional dan kesenian gendang beleq khas Sasak. Para tamu juga dikalungkan karangan bunga setibanya di hotel.
Penerima tamu mengalungkan untaian bunga tanda selamat datang kepada delegasi The 6th Asia Pacific Geopark Network. Dok Panitia The 6th Asia Pacific Geopark Network