Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Upacara di Gunung Memompa Nasionalisme

Reporter

Editor

Ludhy Cahyana

image-gnews
Pendiri My Adventure, Bayu Hari Himawan (kanan)  sesaat usai upacara bendera di Gunung Kerinci beberapa tahun lalu. My Adventure kerap membawa trip pendakian gunung. (Foto: Dok. Pribadi Bayu Hari)
Pendiri My Adventure, Bayu Hari Himawan (kanan) sesaat usai upacara bendera di Gunung Kerinci beberapa tahun lalu. My Adventure kerap membawa trip pendakian gunung. (Foto: Dok. Pribadi Bayu Hari)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tradisi menggelar upacara di gunung telah menjadi tradisi bagi para pecinta alam. Mereka bergerak atas inisiatif pribadi mengibarkan bendera merah putih. Menurut Pendiri My Adventure, Bayu Hari Himawan, tradisi tersebut atas inisiatif pribadi. Tak ada inisiator resmi, “Mereka berangkat sencara individu, lalu spontan menggelar upacara dan menyanyikan Indonesia Raya,” tutur Bayu yang juga operator tur wisata pendakian gunung.

Pemandangan yang indah permai, keasrian alam, dan dekat dengan masyarakat, apalagi saat Agustusan, menurut Bayu suasana tersebut meningkatkan rasa nasionalisme di kalangan pendaki gunung. Lalu kemana tujuan mereka? Hampir semua gunung di Indonesia. Inilah gunung-gunung di Jawa yang menjadi langganan para pendaki upacara di gunung, untuk mengibarkan upacara 17 Agustus.

Semeru

Puncak tertinggi di Jawa ini memang populer bagi pendaki dan wisatawan. Biasanya, para pendaki menggelar upacara di Ranu Kumbolo dan Kalimati, dan jarang menggelar upacara bendera di puncak Mahameru. Untuk 17 Agustus 2019, pengelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), telah menutup kuota pendakian. Selain itu Gunung Semeru masih berada pada level II atau status waspada, sehingga PVMBG merekomendasikan masyarakat dan pendaki tidak beraktivitas dalam radius 1-4 km di sektor lereng selatan-tenggara Mahameru.

Upacara 17 Agustus nggak harus dilakukan di lapangan sekolah atau gedung. Malahan kamu bisa melakukannya di tempat wisata yang indah, salah satunya gunung. Buat para pecinta atau pendaki gunung, pasti kamu nggak asing dengan delapan gunung di Indonesia yang sering dijadikan sebagai tempat upacara bendera berikut ini.

Gunung Merapi

Meskipun berstatus gunung berapi paling aktif di Jawa, mengibarkan merah putih di Gunung Merapi tak pernah pudar. Gunung yang meletusnya sulit diprediksi ini memang menjadi destinasi wisata. Namun

Badan Penelitian Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta, kerap mengimbau agar pendaki tak menggelar upacara di puncak Merapi. Pasalnya, di wilayah puncak tak banyak ruang terbuka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gunung Lawu

Gunung Lawu berstatus gunung api tidur. Terakhir meletus pasa 28 November 1885. Namun pada puncaknya terdapat kepundan kecil berasap. Gunung ini memiliki suasana yang asri, dengan hutan yang masih tertutup rapat. Selain itu, aksesnya sangat mudah, baik dari Solo maupun daru Madiun. Asiknya lagi, setiap 17 Agustus masyarakat Gunung lawu beserta para pendaki menggelar upacara bersama.

Warga mengikuti upacara HUT ke-72 RI di Pegunungan Kendeng, Kedumulyo, Pati, Jawa Tengah, 17 Agustus 2017. Upacara dengan mengibarkan Bendera Merah Putih setinggi 35 meter di atas bukit yang diikuti seribuan warga tersebut untuk memeriahkan HUT ke-72 RI. ANTARA FOTO

Gunung Prau, Dieng

Dengan tinggi 2.565 mdpl, Gunung Prau bisa disebut destinasi wisata ketimbang pendakian. Treknya yang tak begitu sulit, menjadi incaran wisatawan. Daya tarik utamanya berupa padang rerumputan berbunga dan bukit-bukit kecil yang unik. Saat matahari terbit, hamparan pemandangan itu seperti disepuh warna emas. Gunung-gunung di sekitarnya semisal Gunung Sumbing dan Sindoro serta Merbabu menambah indah panorama Gunung Prau. Tantangan utama mendaki Gunung Prau di bulan Agustus tentunya melawan hawa dingin yang amat sangat.

Gunung Papandayan

Peringatan 17 Agustus di Papandayan selalu menarik. Pasalnya, tak hanya mendaki, di area gunung itu banyak spot untuk berkemah. Pemandangan utamanya adalah padang bunga edelwis. Camping ground di Gunung Papandayan dilengkapi dengan kamar mandi, warung, dan air bersih yang melimpah.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

6 hari lalu

Sejumlah warga melihat Jembatan Gondoruso di Kecamatan Pasirian yang terputus akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru pada Jumat (19/4/2024). (ANTARA/VJ Hamka Agung Balya)
Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

Bencana banjir dan longsor yang dipicu intensitas hujan yang tinggi di wilayah Gunung Semeru menimbulkan korban jiwa dan merusak sejumlah fasilitas


Setidaknya 11 Jembatan di Lumajang Rusak Akibat Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

7 hari lalu

Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (19/4), menetapkan masa tanggap darurat bencana hingga 2 Mei mengacu pada potensi cuaca buruk di kawasan lereng Gunung Semeru.
Setidaknya 11 Jembatan di Lumajang Rusak Akibat Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

Setidaknya ada 11 jembatan di Lumajang yang dilaporkan rusak akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru.


3 Orang Meninggal Akibat Longsor dan Lahar Dingin di Kawasan Gunung Semeru

7 hari lalu

Sejumlah warga melihat Jembatan Gondoruso di Kecamatan Pasirian yang terputus akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru pada Jumat (19/4/2024). (ANTARA/VJ Hamka Agung Balya)
3 Orang Meninggal Akibat Longsor dan Lahar Dingin di Kawasan Gunung Semeru

Satu warga meninggal akibat tertimbun material longsor dan dua warga meninggal akibat terbawa arus lahar dingin Gunung Semeru


Selain Erupsi Gunung Ruang, Aktivitas Lewotobi Laki-laki sampai Semeru dan Gamalama Sedang Naik

7 hari lalu

Visual Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT, Kamis (18/4/2024). (ANTARA/HO-Badan Geologi)
Selain Erupsi Gunung Ruang, Aktivitas Lewotobi Laki-laki sampai Semeru dan Gamalama Sedang Naik

Aktivitas gunung berapi tidak hanya terjadi pada Gunung Ruang , tapi juga Lewotobi Laki-laki sampai Gamalama dan Semeru.


Jembatan yang Dilintasi Mendadak Putus, Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Lahar Dingin Gunung Semeru

7 hari lalu

Tangkapan layar - Sejumlah dump truck terjebak banjir lahar dingin Gunung Semeru di DAS Regoyo, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Minggu 3 Maret 2024. (ANTARA/HO-BPBD Lumajang)
Jembatan yang Dilintasi Mendadak Putus, Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Lahar Dingin Gunung Semeru

Sepasang suami-istri menjadi korban lahar dingin Gunung Semeru. Mereka jatuh ke sungai saat jembatan yang mereka lintasi terputus.


Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

8 hari lalu

Tangkapan layar - Sejumlah dump truck terjebak banjir lahar dingin Gunung Semeru di DAS Regoyo, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Minggu 3 Maret 2024. (ANTARA/HO-BPBD Lumajang)
Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

Lahar dingin dari Gunung Semeru meningkatkan debot air daerah Sungai Regoyo di Lumajang. Warga sekitar mengungsi mandiri.


Warga Lumajang Evakuasi Mandiri Pasca Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

8 hari lalu

Banjir lahar dingin Gunung Semeru yang mengalami peningkatan debit airnya akibat hujan deras yang mengguyur puncak Gunung Semeru, Jumat, 7 Juli 2023. ANTARA/HO-Diskominfo Lumajang
Warga Lumajang Evakuasi Mandiri Pasca Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

Banjir lahar dingin itu menyebabkan debit air Daerah Aliran Sungai (DAS) Regoyo meluap hingga merendam permukiman warga pada Kamis, pukul 19.30 WIB.


Aktivitas Gunung Semeru Semakin Intens, Warga Diminta Waspadai Awan Panas, Guguran Lava dan Lahar

10 hari lalu

Gunung Semeru erupsi terpantau dari CCTV pada Sabtu, 23 Maret 2024, pukul 23.00 WIB. (ANTARA/HO-PVMBG)
Aktivitas Gunung Semeru Semakin Intens, Warga Diminta Waspadai Awan Panas, Guguran Lava dan Lahar

Badan Geologi masih mempertahankan status aktivitas Gunung Semeru berada di Level III atau Siaga dengan penambahan rekomendasi.


Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

10 hari lalu

Asap vulkanis yang keluar dari kawah Gunung Semeru terlihat dari Desa Supiturang, Lumajang, Jawa Timur, Jumat 16 Februari 2024. Bedasarkan data Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada periode pengamatan Jumat (16/2) pukul 06.00-12.00 WIB Gunung Semeru mengeluarkan material vulkanik dengan 19 kali gempa letusan atau erupsi amplitudo 10-22mm selama 83-130 detik, 7 kali gempa Awan Panas Guguran (APG) amplitudo 3-8mm selama 39-51detik. ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya
Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru terus meningkat selama empat tahun terakhir. Badan Geologi menjelaskan sejumlah gejalanya.


Masalah Sampah di Kawasan Bromo Belum Sepenuhnya Bisa Diatasi, Ini Sebabnya

22 hari lalu

Sejumlah wisatawan melihat suasana Gunung Bromo di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Pasuruan, Jawa Timur, Senin, 1 Januari 2024. Bedasarkan data Balai Besar TNBTS pada Minggu (31/12), kunjungan wisatawan di wilayah tersebut mencapai 5.000 orang saat malam pergantian tahun 2024 . ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya
Masalah Sampah di Kawasan Bromo Belum Sepenuhnya Bisa Diatasi, Ini Sebabnya

Hingga sekarang belum ada peraturan mengenai penanganan sampah di dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.