Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Berpetualang ke Danau Matano di Pedalaman Luwu

Reporter

Editor

Ludhy Cahyana

image-gnews
Danau Matano dilihat dari atas bukit yang mengelilingi danau terdalam di Indonesia di Desa Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, 6 Oktober 2016. Dengan kedalaman 590 meter, Danau Matano tercatat sebagai danau terdalam di Indonesia dan di Asia Tenggara. TEMPO/Fardi Bestari
Danau Matano dilihat dari atas bukit yang mengelilingi danau terdalam di Indonesia di Desa Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, 6 Oktober 2016. Dengan kedalaman 590 meter, Danau Matano tercatat sebagai danau terdalam di Indonesia dan di Asia Tenggara. TEMPO/Fardi Bestari
Iklan
Hendra warga si pemilik ketinting asli asal Desa Matano dan sehari-hari bekerja di sebuah perusahaan kontraktor di Soroako. Dengan cekatan dia menarik ketinting merapat ke dermaga, sehingga kami bisa naik dan segera berlayar. 

Perahu hijau bercadik itu bergerak tak jauh dari tepi danau, sehingga terlihat Pantai Ide dan Salonsa serta perumahan milik Vale yang khas—semuanya dari kayu dan tanpa pagar.

Sekitar 20 menit kemudian, mesin perahu mati dan Hendra mendorong perahunya pelan merapat ke tebing karang yang dipenuhi semak belukar. Persis di bawah tebing itu, tampak sebuah lubang yang sebagian tenggelam di air. "Ini gua bawah air. Anda bisa menyelam dan muncul di dalam gua sana atau melompat dari lubang di atas," ujarnya. 

Dengan merambat pada akar dan dahan pohon, dinding karang itu bisa digapai puncaknya. Dari atas tebing itu, tampaklah sebuah lubang selebar sedepa yang dikelilingi batu dan tanah. Ada tiga tempat yang tampaknya bekas diinjak orang. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di bawah tampak di sana air yang tenang dan hijau berkilauan. Tinggi lubang ini 10-15 meter. Bagi yang tak biasa, butuh keberanian untuk melompat dari tebing ke dalam gua air itu. 

Gua itu kira-kira separuh luas lapangan badminton. Karangnya kebanyakan menonjol ke bawah. Airnya jernih, sehingga bayang-bayang batu besar di dasar sana tampak jelas dari permukaan. Kolam itu hijau ditimpa cahaya matahari dari lubang tadi dan lubang kecil yang menghadap ke danau. Ini betul-betul gua rahasia. Kecantikannya hanya bisa dinikmati dengan memasukinya.

Banyak gua di sepanjang tepian danau, tapi Hendra tak mengizinkan untuk dicoba. "Beberapa tempat berbahaya karena jadi sarang ular dan buaya," katanya. Buaya dan ular memang kerap dijumpai di sekitar Danau Matano. Tapi, menurut sejumlah orang, buaya di sini lebih "bersahabat" daripada yang ada di Danau Towuti, yang bahkan pernah menyerang manusia.

Hanya beberapa menit dari gua bawah air, terdapat gua lain. Kali ini harus memanjat dinding tebing agak lebih tinggi. Gua itu, seperti gua umumnya, kering dan berbatu. Tak seberapa luas, tapi ada tulang yang berserakan di situ. Penduduk sekitar menyebutnya Gua Tengkorak karena dulu banyak tulang-belulang manusia di sana yang konon sudah ada sejak masa pra-Islam.

Masih banyak tempat menarik lain di sana, seperti Pulau Kucing, gugusan karang kecil dengan dua pohon mangga besar, dan Kali Dingin, sungai yang airnya tetap dingin hingga bertemu dengan air danau yang hangat. Di Desa Mahalona, kurang dari sejam dari dermaga Soroako, kita bisa membasuh muka di Mata Air Bora-bora, yang letaknya hanya beberapa langkah dari tepi danau dan dasarnya sering mengeluarkan gelembung udara.

Desa itu dulu merupakan cikal-bakal Kerajaan Luwu dan penghasil besi terbaik di Nusantara. Hasil penelitian Australian National University menyebutkan desa itu sudah dihuni sekitar 2.000 tahun lalu dan tanahnya mengandung bijih besi. Besi dari desa inilah yang diperkirakan menjadi sumber bagi "pamor Luwu", kandungan khas pada keris dari Luwu, yang sudah dikenal sejak zaman Majapahit. Peneliti memperkirakan pengolahan besi besar muncul di Matano pada abad ke-15 dan ke-16.

Gua Tengkorak dipenuhi tulang belulang, yang jadi salah satu spot terpencil di sekitar Danau Matano. TEMPO/Nita Dian

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Satu Korban Longsor Luwu Ditemukan Meninggal, Total Menjadi Lima Orang

59 hari lalu

Sejumlah warga mengevakuasi korban tanah longsor di Jalan Poros Desa Bonglo, Kecamatan Bastem Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Senin, 26 Februari 2024. ANTARA/HO-Dokumentasi Polres Luwu
Satu Korban Longsor Luwu Ditemukan Meninggal, Total Menjadi Lima Orang

Korban ditemukan meninggal dunia di bawah timbunan tanah longsor.


Gempa Terkini Terjadi di Darat Pulau Bali, Buleleng Bergetar Lemah

19 Februari 2022

Ilustrasi gempa. REUTERS
Gempa Terkini Terjadi di Darat Pulau Bali, Buleleng Bergetar Lemah

Gempa terkini berselang sekitar 24 jam dari dua gempa darat lainnya yang terjadi pada Jumat. Getarannya bisa dirasakan.


Info Gempa Terkini: Gempa Laut Dalam dan Darat Dangkal Terjadi Pagi Ini

11 Januari 2022

Peta lokasi gempa Nias, Selasa pagi 11 Januari 2022. Twitter
Info Gempa Terkini: Gempa Laut Dalam dan Darat Dangkal Terjadi Pagi Ini

BMKG melaporkan peristiwa gempa terkini terjadi di Nias, Sumatera Utara, dan Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Berikut data dari BMKG.


Pastikan Pasokan BBM Usai Jembatan Retak di Palopo, Pertamina: Masyarakat Tak Perlu Panik

11 November 2021

Sejumlah kendaraan bermotor roda dua mengisi BBM di sebuah Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) doi kawasan Ratulangi, Makassar, Sulawesi Selatan, 5 Januari 2016. Mulai hari ini pemerintah memutuskan harga premium turun sebesar Rp150 menjadi Rp7.150 per liter. TEMPO/Iqbal Lubis
Pastikan Pasokan BBM Usai Jembatan Retak di Palopo, Pertamina: Masyarakat Tak Perlu Panik

Pertamina berupaya terus menyalurkan BBM usai putusnya jalur transportasi Trans Sulawesi akibat retaknya jembatan di Telluwanua Palopo.


BMKG: Aktivitas Gempa Sesar Matano sedang Meningkat

24 Juli 2020

Aplikasi Info BMKG. Kredit: Play Store
BMKG: Aktivitas Gempa Sesar Matano sedang Meningkat

Sejak Rabu malam, BMKG mendata 13 kali gempa di Soroako dan sekitarnya.


Arkeolog Teliti Peradaban Danau Matano, Hilang Karena Gempa?

6 Desember 2019

Temuan arkeologis di dasar Danau Matano, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. (Dok.Puslit Arkenas)
Arkeolog Teliti Peradaban Danau Matano, Hilang Karena Gempa?

Arkeolog meneliti peradaban dari zaman Besi, yang kini terkubur di dasar Danau Matano, diduga akibat gempa.