Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

UNESCO Pantau Pengelolaan Geopark Gunung Sewu

image-gnews
Ilustrasi wanita naik gunung. shutterstock.com
Ilustrasi wanita naik gunung. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Organisasi pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan PBB, UNESCO memantau pengelolaan geopark Gunung Sewu. Pengelolaan kawasan Gunung Sewu yang mencakup wilayah Kabupaten Gunung Kidul DI Yogyakarta, Kabupaten Pacitan Jawa Timur dan Wonogori Jawa Tengah itu menjadi perhatian dunia setelah ditetapkan dalam Global Geoparks Network pada 2015.

"Ada berbagai aspek yang dinilai UNESCO dalam pemantauan perkembangan pengelolaan Gunung Sewu kali ini," ujar General Manager Gunung Sewu UNESCO Global Geopark, Budi Martono saat mendampingi tim UNESCO bertemu Wakil Gubernur DI Yogyakarta Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam X di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat 26 Juli 2019.

Pemantauan Unesco itu meliputi pengelolaan Gunung Sewu dari aspek edukasi, gender, ekonomi, hingga lingkungan hidup. Setiap empat tahun sekali, tim accessor UNESCO akan menguji kembali kelayakan geopark yang telah ditetapkan.

Budi menuturkan, dengan menyandang predikat sebagai geopark, maka Gunung Sewu harus bisa dimanfaatkan untuk geotourism. Geotourism itu mengusung prinsip tidak merusak kelestarian yang sudah ada, sehingga konservasi bisa berjalan.

"Geopark bukan pariwisata dalam arti biasa. Pariwisata biasa mungkin melihat bagaimana ada pemandangan indah dalam satu objek, tapi faktor caring capacity dan kelestarian tidak menjadi prioritas," ujar Budi dalam pertemuan yang juga dihadiri Wakil Bupati Wonongiri Edy Santosa serta Sekretaris Daerah Pacitan, Suko Wiyono.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Budi menjelaskan, sejak Gunung Sewu ditetapkan menjadi kawasan geopark UNESCO, kemiskinan kawasan sekitar yang sebelumnya tercatat berada di angka 22 persen turun menjadi 18 persen. "Data yang didapat dari pantauan tim UNESCO ini akan dilaporkan pada sidang September 2019 di Rinjani," ujar dia.

Seorang anggota tim acessor dari UNESCO, Jahier Lopez Coballero mengatakan dari pantauan awal atas pengelolaan Gunung Sewu, pihaknya telah melihat upaya perkembangan positif dampak pengelolaan kawasan itu. Hanya saja, saat ini mereka belum bisa langsung memutuskan hasilnya secara keseluruhan. "Kami merekomendasikan agar pengelola lebih gencar mengembangkan potensi yang ada di sekitar geopark karena revitalisasi kawasan wajib dilakukan," ujar Coballero.

Wakil Gubernur DI Yogyakarta Paku Alam X mengatakan, sejak ditetapkan sebagai geopark dunia, pemerintah DI Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur telah bekerja sama demi mengelola kawasan Gunung Sewu. "Regulasi bersama yang dibuat tiga pemerintah dalam menjaga dan mengelola Gunung Sewu sinkron dan sustainable, sehingga geopark ini bisa terkelola dengan baik," ujar Paku Alam.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Di Balik Hari Buku Nasional, Ini Alasan Penetapannya dan Siapa Penggagasnya?

1 hari lalu

Ilustrasi perpustakaan (ANTARA FOTO/HO- Humas Perpusnas/FR)
Di Balik Hari Buku Nasional, Ini Alasan Penetapannya dan Siapa Penggagasnya?

Pemerintah pada 17 Mei 1980 menetapkan sebagai Hari Buku Nasional. Apa alasan penetapannya?


Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

1 hari lalu

Pemerintah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul meneken kerjasama kelola sampah bersama di hadapan Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Kepatihan Jumat, 17 Mei 2024. Dok.istimewa
Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

Persoalan sampah di Yogyakarta seolah tak kunjung usai penutupan permanen Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Piyungan awal Mei 2024 lalu.


Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

1 hari lalu

Petugas pantai di Gunungkidul mengobati wisatawan tersengat ubur-ubur. Dok.istimewa
Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

Puluhan orang tersengat ubur-ubur. Sebelumnya akhir April, sejumlah wisatawan dilaporkan tersengat ubur ubur saat bermain di Pantai Krakal Gunungkidul


Manuskrip Tuanku Imam Bonjol yang Ditulis Putranya Naali Sutan Chaniago Jadi Memory of the World UNESCO, Ini Isinya

2 hari lalu

Tuanku Imam Bonjol. Wikipedia
Manuskrip Tuanku Imam Bonjol yang Ditulis Putranya Naali Sutan Chaniago Jadi Memory of the World UNESCO, Ini Isinya

UNESCO tetapkan naskah Tambo Tuanku Imam Bonjol sebagai Memory of the World. Manuskrip ini ditulis Naali Sutan Chaniago, putranya.


Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

2 hari lalu

Salah satu varietas anggrek yang akan dipamerkan Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT)  UGM pada Festival Anggrek Sabtu 18 Mei 2024 di Sleman. Dok.istimewa
Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

Penggemar tanaman anggrek yang berencana melancong ke Yogyakarta akhir pekan ini, ada festival menarik yang bisa disaksikan.


Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

2 hari lalu

Sisi selatan Benteng Vredeburg Yogyakarta yang hampir rampung direvitalisasi pada Mei 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

Indonesian Heritage Agency (IHA) yang bertugas menangani pengelolaan museum dan cagar budaya nasional sejak September 2023.


Inilah Alasan Setiap 16 Mei Diperingati Sebagai Hari Cahaya Internasional

2 hari lalu

Matahari yang dikelilingi lingkaran cahaya dan busur cahaya ini ditangkap pada 28 Mei di Belfast's Botanic Gardens. Foto: Alan Fitzsimmons
Inilah Alasan Setiap 16 Mei Diperingati Sebagai Hari Cahaya Internasional

Hari Cahaya Internasional diperingati setiap tanggal 16 Mei. Hal ini sebagai peringatan untuk momen penting penemuan cahaya laser.


Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

2 hari lalu

Seri prangko Buk Renteng diluncurkan di Sleman Yogyakarta Kamis (16/5). Dok. Istimewa
Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

Selokan yang menghubungkan wilayah Sleman Yogyakarta dan Magelang Jawa Tengah itu dibangun pada masa Hindia Belanda 1909. Kini jadi prangko.


Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

3 hari lalu

Proses pemilahan sampah di TPS 3R Nitikan Kota Yogyakarta. Dok.istimewa
Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

Sampah yang masuk ke TPS 3R Nitikan Yogyakarta akan diolah menjadi bahan bakar alternatif Refused Derived Fuel (RDF).


Geopark Natuna Minim Diketahui Masyarakat Setempat, Ternyata Ini Sebabnya

4 hari lalu

Batuan granit terhampar di perairan kawasan situs geologi Alif Stone Park di Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Kamis 12 November 2020. Keberadaan sejumlah situs geologi, seperti 'Alif Stone Park', Senubing, Pantai Bamak, Tanjung Datuk, Batu Kasah, dan sejumlah situs lainnya membuat Natuna saat ini Geopark Nasional oleh Komite Nasional Geopark Indonesia (ADHOC) dan diusulkan untuk masuk ke dalam 'Global Geopark Network' (GGN) UNESCO. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Geopark Natuna Minim Diketahui Masyarakat Setempat, Ternyata Ini Sebabnya

Natuna didaftarkan sebagai geopark untuk diplomasi