Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wayang Sasak Penghormatan Terhadap Keberagaman

image-gnews
Masih dimintai. Suasana pertujukan Wayang Sasak Di Desa Labuhan Carik, Kecamatan Bayan, Lombok Utara. Seni tradisi media penyebaran Agama Islam di Lombok ini masih diminat dan diterima semua kalangan di Lombok. TEMPO/Dokumen Seklah Pedalangan Wayang Sasak
Masih dimintai. Suasana pertujukan Wayang Sasak Di Desa Labuhan Carik, Kecamatan Bayan, Lombok Utara. Seni tradisi media penyebaran Agama Islam di Lombok ini masih diminat dan diterima semua kalangan di Lombok. TEMPO/Dokumen Seklah Pedalangan Wayang Sasak
Iklan
Wayang sasak adalah sebuah seni pertunjukan rakyat yang hingga saat ini masih hidup di pulau Lombok. Berbeda dengan wayang jawa atau wayang bali yang memainkan cerita Ramayana dan Mahabarata, sumber cerita dalam wayang sasak adalah Serat Manak--yang bertutur tentang penyebaran agama Islam. Wayang sasak dikenal sebagai media dakwah untuk menyebarkan agama Islam di Lombok.

Karakter-karakter dalam wayang sasak sangat mudah dikenali, wayang kanan – letaknya di sisi kanan dalang adalah tokoh protagonis dari kerajaan Islam yang dipimpin Raja Jayengrana atau Amir Hamzah, paman Nabi Muhammad SAW--tokoh sentral dalam Agama Islam.

Sementara wayang kiri – di sisi kiri dalang -- adalah tokoh antagonis, dari kerajaan-kerajaan yang tak beragama yang memerangi kerajaan Jayengrana. Cerita-cerita dalam lakon wayang sasak berakhir dengan ditaklukkannya kerajaan wayang kiri oleh pasukan Raja Jayengrana. Raja yang kalah diberikan pilihan, menjadi tahanan atau masuk Islam mengikuti syariat Nabi Ibrahim.

“Kalau mau ikut ajaran Islam, maka diajarkan cara membaca dua kalimat syahadat, tandanya masuk Islam,” cerita Darundya seraya melafalkan dua kalimat syahadat dengan fasih. Dalang yang lahir di Lombok, 12 Agustus 1966 ini, mengaku menghafal rukun Iman, rukun Islam dan silsilah nabi-nabi dalam agama Islam. Dia bahkan selalu berpuasa selama sepekan sebelum menggelar sebuah pertunjukan.

Kendati secara hitam putih, wayang sasak adalah media penyebaran Agama Islam, akan tetapi dalam perjalanan sejarahnya, terdapat sejumlah dalang beragama Hindu yang memainkan lakon Serat Menak tanpa mengubah alur ceritanya. Salah satu dalang yang mahsyur itu adalah Nengah Gowang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kehadiran Gowang seorang penganut agama Hindu dan memainkan cerita wayang bertemakan penyebaran agama Islam, menjadi sesuatu yang unik. Gowang dikenal sebagai dalang yang memainkan pakem cerita Serat Menak. Hal yang sama juga dilakukan saat ini oleh sang cucu Made Darumbia. "Kalau mendalang, saya pakai pakem. Tidak berani saya ubah cerita," kata Darundya.

Sejumlah dalang dan warga yang ditemui TEMPO mengkonfirmasi cerita Darundya. Tidak ada alur cerita yang diubah oleh dalang-dalang wayang sasak yang beragama Hindu itu. “Justru dalang-dalang Hindu itu memainkan cerita pakem,” kata Haji Syafwan, salah seorang dalang, guru Sekolah Pedalangan Wayang Sasak.

“Sebenarnya orang Sasak ini bersyukur dan berterima kasih, yang pertama menangkap cerita wayang dan mahir dalam seni pertunjukannya adalah teman Bali, Nengah Gowang, Jero Giyur. Bahkan Nengah Gowang adalah guru dari banyak dalang di Lombok ini.” Kata Syafwan.

Saat menonton pertunjukan wayang sasak, dengan mudah kita akan bisa membedakan apakah dalangnya beragama Islam atau Hindu. Kalau yang main adalah dalang muslim, wayang yang pertama muncul adalah gunungan dengan pasangan Jayengrana dan Munigarim. Jika dalangnya adalah seorang Hindu, maka pertunjukan akan dibuka dengan keluarnya tokoh Rurah dan Kembung.

“Kalau yang keluar pertama kali adalah tokoh Rurah dan Kembung, itu pasti dalang Hindu,” kata Made Kantun (70), salah seorang dalang wayang sasak beragama Hindu, yang hari ini sudah tak lagi mendalang setelah menjadi seorang pemangku.

Kehadiran para dalang wayang sasak beragama Hindu, sejauh ini diterima baik oleh masyarakat. Tidak hanya oleh masyarakat muslim, masyarakat Hindu di Lombok juga kerap menanggap wayang sasak jika ada hajatan. Biasanya hajatan itu berupa janji, atau nazar akan menaggap wayang jika terpenuhi sebuah harapan. “Saya bisa main wayang bali. Saya tawarkan mereka mau wayang bali atau wayang sasak, tapi mereka pilih wayang sasak,” kata Darundya.

Tak hanya itu, dalam upacara-upacara tertentu wayang sasak bahkan dimainkan di Pura. Dari selembar kertas catatan pertunjukan wayang, milik ayahnya yang sempat disimpan Darundya, tercatat dua kali kelompok dalang yang dipimpin ayahnya bermain di Pura Penganjolan, tanggal 7 dan 8 April 1988.

Wayang dan Canang. Wayang koleksi Made Darundya. TEMPO/Pikong

Wayang sasak tak hanya akrab di kalangan Muslim dan umat Hindu, di kalangan umat Budha, pertunjukan itu juga bisa diterima. Adalah Amaq Wasiah (70) dalang senior yang menetap di Desa Mapak, Lombok Barat yang sempat memainkan Wayang Sasak di Komunitas umat Budha, Di Bentek, Lombok Utara. “Mereka bisa menerima dengan baik. Tidak ada penolakan,” cerita Amaq Wasiah.

“Kesenian memang tidak beragama,” kata Muhammad Yamin, salah seorang budayawan Lombok, menjelaskan fenomena wayang sasak, sebuah media Islamisasi tradisional yang diterima oleh semua kalangan, termasuk dimainkan oleh dalang beragama Hindu.

“Peran seni memang sering menjadi jembatan dua konspep budaya yang berbeda, itu semacam pengetahuan umum. Rupanya para dalang Hindu ini melihat wayang ini sebagai sebuah kesenian, di samping ada kesamaan substansi teologis antara agama Islam dan Hindu,” kata Yamin.

Adanya unsur artistik yang sangat besar dibading dengan misinya, yang juga membuat wayang sasak bisa diterima semua kalangan. “Unsur artistiknya besar, dibanding pesan misi. Misi dititipkan di pesan artistiknya,” kata Yamin.

Wayang sasak ternyata bisa menyatukan keberagaman tanpa rasa curiga. Sebuah tradisi penganut Islam di Lombok yang dihormati oleh pemeluk Hindu di Nusa Tenggara Barat.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


6 Cara Asyik Menikmati Malam di Kuta Mandalika

58 hari lalu

Foto udara landmark Kuta Lane Mandalika di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Kuta, Lombok Tengah, NTB, Sabtu 5 Agustus 2023. Kuta Lane adalah koridor penghubung Bazaar Mandalika dengan Kuta Beach Park (KBP)  untuk memfasilitasi alur aktivitas pejalan kaki yang dilengkapi artwork space, taman bermain anak-anak yang ramah keluarga, spot foto ikonik yang memukau serta panggung yang siap menjadi tempat pertunjukan seni budaya yang menarik.ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
6 Cara Asyik Menikmati Malam di Kuta Mandalika

Kuta Mandalika memiliki daya tarik ketika gelap mulai datang, ketahui ragam aktivitas yang bisa dilakukan untuk menikmatinya.


Bandara Internasional Lombok Ingin Tambah Penerbangan Internasional

58 hari lalu

AirAsia Berhad melakukan penerbangan perdana rute Kuala Lumpur - Lombok pada Jumat, 2 Februari 2024 (Dok. Angkasa Pura I Bandara Internasional Lombok)
Bandara Internasional Lombok Ingin Tambah Penerbangan Internasional

Selain menambah penerbangan internasional, Bandara Internasional Lombok melakukan pembenahan, termasuk ruang pengantaran penumpang.


Perwakilan PBB di Indonesia Kunjungan Kerja ke Nusa Tenggara Barat untuk Dukung UKM

2 Februari 2024

Staf PBB di Indonesia melakukan kunjungan kerja ke Nusa Tenggara Barat pada 30 - 31 Januari 2024 untuk melihat hasil program bersama Indonesia dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB dalam mendukung Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Dokumen : PBB
Perwakilan PBB di Indonesia Kunjungan Kerja ke Nusa Tenggara Barat untuk Dukung UKM

PBB melakukan kunjungan lapangan ke Nusa Tenggara Barat untuk melihat hasil program bersama dengan pemerintah dalam mendukung UKM.


Daftar Provinsi yang Diprediksi Kena Hujan Badai Hari Ini

7 Januari 2024

Warga menyeberangi banjir bandang yang memutus jalur lintas selatan Desa Hadiwarno, Pacitan, Jawa Timur, 28 November 2017. Badai Siklon Tropik yang melanda kawasan pesisir selatan Jawa telah memicu hujan deras sejak sehari sebelumnya sehingga menyebabkan puluhan desa di empat kecamatan daerah itu terendam banjir bandang dan longsor. ANTARA FOTO
Daftar Provinsi yang Diprediksi Kena Hujan Badai Hari Ini

BMKG mengimbau masyarakat di beberapa daerah untuk mewaspadai adanya potensi hujan badai pada hari ini yaitu Minggu, 7 Januari 2024.


10 Makanan Khas Lombok yang Wajib Dicicipi saat Liburan

28 Desember 2023

Daftar makanan khas Lombok yang wajib dicicipi, di antaranya Ayam Taliwang, Gecak Sape, Manuk Dang, Nasi Balap Puyung, dan Sate Rembiga. Foto: Canva
10 Makanan Khas Lombok yang Wajib Dicicipi saat Liburan

Berikut daftar makanan khas Lombok yang wajib dicicipi, di antaranya Ayam Taliwang, Gecak Sape, Manuk Dang, Nasi Balap Puyung, dan Sate Rembiga.


Wisata Taman Obat Keluarga di Tibu Kuning Sekotong Lombok Barat

27 Desember 2023

Tanaman obat-obatan di Taman Obat Keluarga Sedin Gunung, Sekotong, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Selasa, 26 Desember 2023. (TEMPO/Supriyantho Khafid)
Wisata Taman Obat Keluarga di Tibu Kuning Sekotong Lombok Barat

Selain pantai dan gili, Sekotong juga memiliki Bukit Tibu Kuning yang dikembangkan menjadi taman obat keluarga.


Wayang Natal Motif Betawi-Dayak Jadi Ikon di Gereja Katedral

24 Desember 2023

Wayang Natal Nusantara menjadi ikon di Plaza Maria, Gereja Katedral Jakarta, Minggu, 24 Desember 2023. Karya seni untuk perayaan Natal itu menggunakan ornamen adat Betawi dan Dayak sebagai simbol pindahnya ibu kota negara dari Jakarta ke IKN. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Wayang Natal Motif Betawi-Dayak Jadi Ikon di Gereja Katedral

Gereja Katedral Jakarta memamerkan Wayang Natal Nusantara dengan motif Betawi dan Batak yang dipajang di Plaza Maria


Tak Sempat Beli Oleh-oleh saat ke Lombok, Wisatawan Bisa Belanja Online di NTB Mall

19 Desember 2023

Pusat oleh-oleh NTB Mall di Islamic Center Lombok(TEMPO.CO/Supriyantho Khafid)
Tak Sempat Beli Oleh-oleh saat ke Lombok, Wisatawan Bisa Belanja Online di NTB Mall

NTB Mall yang berada di dalam kawasan Islamic Center itu menjual rupa-rupa oleh-oleh yang bisa dibeli langsung atau online.


Dua Tempat Baru untuk Minum Kopi di Islamic Center Mataram, Ada Pojok Kopi dan Cafe Moly

18 Desember 2023

Pojok Kopi NTB Mall (Dok. M. Huzaini Areka)
Dua Tempat Baru untuk Minum Kopi di Islamic Center Mataram, Ada Pojok Kopi dan Cafe Moly

Sebulan terakhir ini hadir dua lokasi tempat minum kopi di Islamic Center Kota Mataram, yakni Pojok Kopi dan Cafe Moly.


Gili Balu Bakal jadi Destinasi Unggulan di Sumbawa Barat

16 Desember 2023

Pemandangan dari puncak bukit Pulau Kenawa, NTB. Tempo/Francisca Christy Rosana
Gili Balu Bakal jadi Destinasi Unggulan di Sumbawa Barat

Gili Balu yang berarti delapan pulau itu adalah proyek unggulan menargetkan pengembangan pulau kecil yang indah di Sumbawa Barat.