Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Arsitektur Between Two Gates di Kotagede Yogyakarta

image-gnews
Salah satu pintu gerbang rumah-rumah penduduk di dalam lingkungan Between Two Gates di Kampung Alun-alun, Kotagede, Yogyakarta. TEMPO | Pito Agustin Rudiana
Salah satu pintu gerbang rumah-rumah penduduk di dalam lingkungan Between Two Gates di Kampung Alun-alun, Kotagede, Yogyakarta. TEMPO | Pito Agustin Rudiana
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Rumah-rumah lama di Kotagede, Yogyakarta, mempunyai keunikan. Sebagian rumah dibangun dalam satu pekarangan dengan satu pintu gerbang. Semacam cluster.

Baca: Wisata Sejarah, Kisah Benteng Setebal 1 Meter Jebol Ditendang

Tembok-tembok rumah sekaligus menjadi pagar lingkungan dalam satu pekarangan. Ada pula rumah-rumah dalam satu pekarangan yang mempunyai dua pintu gerbang yang berada di Kampung Alun-alun di Kelurahan Purbayan, Kotagede. Masyarakat menyebutnya sebagai perumahan Between Two Gates.

Kenapa disebut Between Two Gates? Sebabnya, rumah-rumah itu dibangun berbanjar dari timur ke barat dan saling berhadapan utara dan selatan. Deretan rumah-rumah itu dipisahkan jalan kecil seperti lorong yang menghubungkan dua gerbang yang masing-massing di ujung timur dan barat.

Ada sembilan rumah yang dibangun. Uniknya, satu kepemilikan rumah terbagi di sisi utara dan selatan yang saling berhadapan. Artinya, setiap rumah yang berhadapan adalah milik satu orang. Rumah induk berada di sisi utara menghadap selatan.

Masyarakat setempat meyakini bangunan tak boleh menyamai bangunan keraton yang menghadap ke utara, melainkan menghadap ke selatan atau menghadap keraton. Namun hasil sejumlah penelitian menyebutkan ada alasan fungsional mengapa rumah menghadap selatan.

Baca juga: Akhir Pekan, Ajak Anak Bertani dan Beternak di Desa Wisata Gamol

"Sisi selatan itu pantai (pantai selatan), utara itu gunung (Merapi). Manfaatnya, kalau malam bisa menyimpan angin sehingga tidak panas," kata pemandu Jelajah Pusaka Kotagede, Lutfi Eviyani, Minggu 21 April 2019.

Suasana rumah-rumah kuno penduduk di dalam lingkungan Between Two Gates di Kampung Alun-alun, Kotagede, Yogyakarta. TEMPO | Pito Agustin Rudiana

Sementara bangunan yang berseberangan dengan rumah induk adalah area publik atau berupa pendapa. Untuk akses jalan, setiap penduduk yang tinggal di sana mesti merelakan sebagian lahannya selebar sekitar 1,5 meter.

Dengan kata lain, bangunan setiap pemilik dibelah jalan untuk akses keluar masuk. "Istilahnya itu tanah rukun. Merelakan tanah di tengah-tengah jalan untuk menjadi milik bersama," kata pemandu lainnya di Jelajah Pusaka Kotagede, David Nugroho.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setiap bangunan rumah di Between Two Gates menunjukkan kerukunan dan keguyuban antar penduduk. Pertama, mereka bisa menggunakan pendapa sebagai tempat untuk mengadakan pengajian atau aktivitas bersama lainnya. Penduduk yang rumahnya lebih sempit bisa meminjam pendapa tetangganya.

Baca juga: Wisata Sejarah, Teka-teki Letak Kerajaan Mataram di Kotagede

Kedua, bangunan-bangunan induk yang berimpitan dengan bangunan tetangga satu dan lainnya dipisahkan pintu yang saling berhubungan di bangunan belakang. Semisal ada tamu dan kehabisan gula atau teh, mereka bisa meminta gula atau teh dari tetangga sebelah lewat pintu belakang tanpa mempermalukan diri di hadapan tamu. "Mereka memegang prinsip tetangga itu keluarga terdekat. Kabar baik dan buruk, tetangga paling tahu lebih dulu," kata Lutfi.

Bentuk keguyuban juga ditandai dengan dibuatnya tempat duduk dari beton di samping atau depan rumah. Bentuknya biasanya berundak di depan rumah. Tempat duduk-duduk itu disebut tadhah bokong atau tempat bokong. "Ini tempat ngobrol, chit-chat sama tetangga sehabis menyapu halaman," ucap Lutfi.

Ada pula pilar penyangga yang disebut bahu danyang karena bentuknya seperti bahu orang yang tengah menyangga beban di atasnya. Bahu danyang berupa kayu yang menghubungkan dinding atau tiang penyangga dengan atap rumah.

Arsitektur rumah adat Jawa dengan kayu penyangga yang disebut Bahu Danyang. Sudut khas ini masih lestari di rumah-rumah kuno di Kotagede, Yogyakarta. TEMPO | Pito Agustin Rudiana

Lutfi menjelaskan, bahu danyang hanya terdapat di rumah joglo yang ada di Kotagede. Ada yang mengatakan untuk tolak bala. "Tapi hasil kajian arsitek hanya untuk penyangga bangunan saja. Semakin rumit ukirannya, semakin tinggi status sosialnya," tutur Lutfi.

Sementara desain rumah induk berupa teras di sisi depan, ruang lapang dengan empat pilar di sisi tengah, dan tiga ruang senthong yang disebut senthong kiwo, senthong tengen, dan senthong tengah.

Artikel lainnya: Ketahui Akses ke Bandara NYIA dengan Kereta Api

Dulu, senthong tengah dikosongkan sebagai tempat sesembahan Dewi Sri atau Dewi Kesuburan. Kini biasanya digunakan untuk salat. Senthong kiwo dan tengen digunakan untuk menyimpan senjata pusaka. Namun sekarang digunakan sebagai ruang tidur.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Terpopuler Bisnis: 40 Pabrik Baja Ilegal hingga 'Karpet Merah' Jokowi untuk Program Makan Siang Gratis

3 jam lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mendatangi PT Hwa Hok Steel yang memproduksi baja tulangan beton (BjTB) yang tak sesuai Standar Nasional Indonesia di Kabupaten Serang, Banten pada Jumat, 26 April 2024. Produk yang tak sesuai standar itu nantinya akan dimusnahkan. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Terpopuler Bisnis: 40 Pabrik Baja Ilegal hingga 'Karpet Merah' Jokowi untuk Program Makan Siang Gratis

Zulhas mengatakan ada 40 pabrik yang memproduksi baja ilegal atau tidak memenuhi ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI).


Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

21 jam lalu

Pedagang menjajakan foto pasangan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029 di lapaknya di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, Sabtu, 6 April 2024. Meski proses gugatan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres 2024 masih berjalan dan pelantikan presiden terpilih belum dilaksanakan, foto pasangan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden 2024-2029 sudah mulai dipasarkan. TEMPO/Martin Yogi
Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.


Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

22 jam lalu

Pasangan presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka hadir dalam rapat Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu Tahun 2024 di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Rabu 24 April 2024. KPU menetapkan Prabowo-Gibran sebagai calon presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024 - 2029. TEMPO/Subekti.
Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

PT Bank Tabungan Negara (BTN) usulkan skema dana abadi untuk program 3 juta rumah yang digagas Prabowo-Gibran.


8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

1 hari lalu

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.  Foto: Booking.com
8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.


Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

1 hari lalu

Presiden pertama RI, Sukarno (kiri) didampingi Wakil Presiden Mohammad Hatta, memberikan hormat saat tiba di Jalan Asia Afrika yang menjadi Historical Walk dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Dok. Museum KAA
Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.


Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

2 hari lalu

Video viral di media sosial berisi aksi belasan warga berebutan melempar sampah ke bak sebuah truk yang melintas di jalanan sekitar depo sampah Pasar Ngasem Kota Yogyakarta pada Rabu 24 April 2024. Dok. Istimewa
Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.


Begini Sosok TikToker Asal Bekasi Galih Loss yang Ditangkap Kasus Penistaan Agama

2 hari lalu

Galih Loss. Foto: Instagram.
Begini Sosok TikToker Asal Bekasi Galih Loss yang Ditangkap Kasus Penistaan Agama

Di mata tetangga, Galih Loss disebut jarang bercengkerama dengan warga sekitar.


Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

2 hari lalu

Aktivis pro demokrasi Usman Hamid saat berorasi dalam Aksi Sejagad yang diikuti elemen gerakan Gejayan Memanggil hingga Forum Cik Ditiro di halaman Kantor KPU DIY Rabu, 24 April 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

Massa menggelar aksi di depan kantor KPU Yogyakarta hari ini. Usman Hamid yang hadir di aksi itu menyinggung tentang nepotisme.


Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

2 hari lalu

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata memberikan keterangan kepada awak media, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. KPK mengungkapkan telah menaikan status penyelidikan ke tingkat penyidikan dugaan penyimpangan tindak pidana korupsi dalam pemberian fasilitas penyaluran kredit Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). TEMPO/Imam Sukamto
Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, membeberkan nama-nama pegawai lembaga antikorupsi itu yang telah diperiksa oleh Polda Metro Jaya.


Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

2 hari lalu

Batik Nitik Yogyakarta yang sudah tercatat dalam indikasi geografis. Tempo/Pribadi Wicaksono
Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

Ketika cenderamata lokal sudah tertandai dengan indikasi geografis, reputasinya akan terangkat karena produk itu sudah dinyatakan original.