TEMPO.CO, Jakarta - Couscous dan tajine termasuk kuliner yang paling dikenal di Maroko. Berbeda seperti couscous, tajine bukan nama makanan, namun wadah hidangan bundar menyerupai piring dan terbuat dari tanah liat dengan penutup berbentuk kerucut. Salah satu makanan yang dimasak ala tajine adalah rfissa, kuliner ayam yang dicampur irisan roti meloui dan lentil.
Baca: Aliando Syarief Syuting di Maroko, Wisata Apa Saja yang Menarik
Selain dua kuliner terpopuler di Maroko tadi, ada beragam makanan yang terdapat di sana. Makanan yang biasa disantap untuk sarapan misalnya baghrir atau panekuk khas Maroko. Baghrir umumnya dicampur dengan olesan madu atau selai.
Bila belum cukup menyantap baghrir, ada lagi makanan khas yang disantap saat pagi. Telur dadar yang bumbunya adalah kamun, sebutan untuk jintan yang baru ditumbuk. Atau, bumbu pilihan lain, zaatar yang merupakan campuran rempah, yaitu hisop, sumac, dan wijen.
Ada pula rghaif, kue Maroko yang renyah dan padat. Biasanya rghaif disajikan dengan madu hangat, selai aprikot, atau sirup kurma. Kemudian, Sfenj alias donat yang kadang bagian tengahnya diisi telur goreng. Bisa juga roti khubz yang disajikan dengan mentega, selai, atau olesan minyak zaitun dan zaatar.
Baca juga: Menikmati Kuliner Maroko di Jakarta, Serasa Pelesir di Negaranya
Khubz ini juga bisa dinikmati dengan bissara atau sup kacang kara dengan campuran bawang putih, jinten, minyak zaitun, dan paprika. Untuk menambah kenikmatan, khubz harus dimakan saat masih hangat.
MY MOROCCAN FOOD | LONELY PLANET