Orang-orang Jepang menyebut Tokyo Camii dengan masjid Turki. Konon, selain air dan pasir, seluruh material bangunan, seperti baja, beton, kaca, dan perabotan masjid, didatangkan dengan kapal dari Turki. Seratusan arsitek dan seniman diboyong ke Tokyo untuk terlibat dalam pendirian masjid, yang kemudian direnovasi pada 1986 itu. Presiden RI Sukarno tercatat pernah mengunjungi masjid ini pada era 1960-an.
Baca juga: Menjadi Pilihan Tempat Pernikahan, Apa yang Menarik di Jepang?
Kaligrafi menjadi ornamen paling menonjol di dalam ataupun di luar masjid. Seperti kaligrafi Arab tentang 99 nama untuk Allah. Bertebaran di dinding dan bagian dalam kubah, nama-nama itu dibuat sangat indah. Goresan tulisan meliuk-liuk mengikuti tebal-tipisnya huruf. Seperti kata Al-Muhyi (Pemberi Kehidupan), Al-Khaliq (Sang Pencipta), dan Ar-Rahman Ar-Rahim (Pemberi Rahmat serta Penyayang).
Kaligrafi nama Rasulullah Muhammad juga menempel di sekitar mimbar yang berdekatan dengan imam salat. Meski agak lama, mata terasa tak cepat bosan ketika memandangi hiasan masjid yang warna dan lekuk tulisannya tampak geometris itu. Lampu hias dari kristal menggantung di titik cembung kubah sungguh menawan karena dipadu dengan tiang penyangga gedung yang serba oval dan bulat.
Karpet beledu warna hijau tua membuat suasana adem dan nyaman di dalam masjid yang cat dindingnya putih tersebut. Di bagian dinding yang lain terdapat pahatan lempengan bertuliskan ayat-ayat suci menyatu dengan lemari kecil untuk menyimpan buku. Di antara daya tarik inilah yang membuat pelancong betah memandangi dan mengambil gambar interior masjid.
Di bagian luar, kaligrafi ayat Al-Quran (Surat Al-Baqarah 255) warna emas berukuran 1,5 x 2,5 meter diukir di antara dua jendela kaca berteralis. Di bawahnya, pintu lebar dari kayu model kupu-kupu juga dipenuhi kaligrafi. Tulisan Arab dalam pintu ini seperti abadi. Walau kayunya mulai kusam akibat kepanasan dan kehujanan, tulisannya tetap memancarkan warna keemasan.
Pada pagi dan sore hari, sinar matahari turut mendekorasi kaca-kaca patri hingga menimbulkan streaming. Hampir seluruh interior masjid terbungkus cahaya atmosfer yang dipantulkan oleh warna-warni kaca patri. Selama masih ada surya, kaca patri ini bagaikan lampu yang selalu menyala sepanjang hari.
Baca juga: Menikah dengan Syahrini? Intip 4 Restoran Reino Barack
Masjid-masjid di Jepang akan terus bermunculan seiring dengan bertambahnya muslim di sana. Warga Indonesia tercatat menempati urutan pertama populasi muslim di Jepang. Mereka akan mendirikan masjid di kawasan Meguro-ku. Maidiward, panitia pembangunan masjid ini, mengabarkan dalam acara silaturahmi Lebaran nanti akan dilangsungkan peletakan batu pertama masjid Indonesia Tokyo oleh Duta Besar RI (saat itu) Yusron Ihza Mahendra. "Biayanya sekitar Rp 10 miliar dari sumbangan warga Indonesia," katanya. Sudah 16 tahun Masjid Meguro ini direncanakan, baru sekarang direalisasikan.
ELIK SUSANTO (TOKYO-JEPANG) | KORANTEMPO