Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tetap Enak, Gudeg Yu Djum Kini Bergerilya di Jagat Maya

image-gnews
Gudeg Yu Jum (TEMPO/Pribadi Wicaksono)
Gudeg Yu Jum (TEMPO/Pribadi Wicaksono)
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Nama Gudeg Yu Djum tiba-tiba menjadi pusat perhatian saat perhelatan apresiasi Juara Partner Go-Food yang digelar operator layanan aplikasi Go-Jek di Yogyakarta pekan lalu, Kamis 21 Februari 2019.  

Baca juga: Sri Mulyani Dinas ke Yogyakarta, Tak Lupa Mampir Makan Gudeg

Usaha kuliner yang dirintis almarhum Djuwariyah sejak 1951 silam itu turut masuk sebagai penerima penghargaan sebagai Juara Partner Go-Food dengan Pelayanan Driver Terbaik.

Para penerima penghargaan lain dalam ajang itu sebagian besar kuliner kekinian, yang usahanya dibangun kurang dari satu dasawarsa. Oleh generasi yang lebih akrab dan melek dengan apa yang disebut revolusi industry 4.0.

“Saat layanan Go-Food muncul, mulai tahun 2016 kami langsung daftar sehingga pecinta gudeg Yu Djum gampang pesan,”  ujar Badai Permadani, cucu atau generasi ketiga Yu Djum kepada TEMPO.

Badai menuturkan dengan menggabungkan usaha gudeg keluarganya dengan jasa pemesanan online itu, omset usahanya kini meningkat dua sampai tiga kali lipat setiap hari. Rata-rata di satu outlet gudeg Yu Djum melayani 300-400 porsi setiap hari normal. Saat masa liburan, satu outlet dalam sehari bisa melayani lebih dari seribu porsi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat melihat dapur gudeg Yu Djum di Yogyakarta. Instagram
Badai yang mengelola dua dari total 15 outlet Yu Djum di Yogya, tepatnya di Jalan Kaliurang dan AM Sangaji  menilai di masa sekarang usaha yang hanya mengandalkan kunjungan langsung ke outlet tidak akan mampu bersaing. Walaupun kuliner itu basisnya tetap produksi tradisional yang menjadi klangenan.

“Toh tak ada yang berubah dari gudeg Yu Djum, semua  memasaknya masih memakai kayu bakar dan memanasinya pakai arang,” ujar Badai.

Proses memasak gudeg itu memakan waktu hampir seharian. Gudeg yang dijual hari ini merupakan gudeg yang di masak kemarin.

Badai menuturkan dalam meneruskan usaha kuliner keluarga yang sudah mendapat kepercayaan masyarakat itu, bagian yang perlu beradaptasi hanya luarnya, bukan proses dapurnya.

Sebab memasak gudeg secara tradisional justru kunci utama menjaga citarasa khas Gudeg Yu Djum selama puluhan tahun berjalan. Urusan produksi pun tak bakal diotak-atik walau semaju apa teknologi di luar sana berkembang.
Gudeg Yu Djum di Jalan Wijilan Yogya. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Menjaga proses masak secara tradisional itu, ujar Badai, membuat gudeg Yu Djum sampai sekarang bisa bertahan lama atau sekitar 2 x 24 jam. Selebihnya masa tahan itu, gudeg bisa disimpan ke lemari pendingin lalu esoknya dipanasi lagi dan sim salabim! Gudeg pun bertambah enak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bahan-bahan yang digunakan Gudeg Yu Djum, ujar Badai, tak banyak berubah dan masih mengusung citarasa dominan manis.

“Gudeg Yu Djum tetap membuat jenis gudeg kering, bukan gudeg basah, agar bisa tahan lama untuk oleh-oleh,” ujarnya.    

Bahan nangka untuk gudeg yang dipakai Yu Djum masih mendatangkan dari Prembun Kebumen. Sedangkan untuk sambel krecek kulit sapi masih mengandalkan pasokan dari Muntilan. Untuk telurnya masih menggunakan telur bebek dan daging ayam tetap menggunakan ayam kampung.

Saat musim hujan seperti sekarang, Badai mengakui, seringkali mendapatkan bahan nangka yang lembek teksturnya. Hal itu membuat proses memasak gudeg menjadi lebih lama dan boros kayu bakar.

“Tapi bagaimana lagi, kualitas harus selalu dijaga apapun kondisinya,” ujarnya.

Badai menuturkan, saat ini ke -15 outlet gudeg Yu Djum di Yogyakarta dikelola seluruhnya oleh empat anak Yu Djum berikut para mantu serta cucu-cucunya. Setiap outlet rata-rata mempekerjakan 15 karyawan. Tak ada persaingan antar outlet itu satu sama lain karena semuanya masih di bawah bendera yang sama dan keluarga.

Badai menuturkan, gudeg Yu Djum hanya memiliki satu cabang di luar Yogya, yakni di Solo.”Kalau kami buka di cabang di berbagai kota sudah bukan khas Yogya lagi dong hehe,” ujar Badai.  

Baca juga: Gudeg Solo Adem Ayem, Langganan Para Presiden

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

15 jam lalu

Ilustrasi pesawat (Pixabay)
Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.


8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

17 jam lalu

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.  Foto: Booking.com
8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.


Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

23 jam lalu

Presiden pertama RI, Sukarno (kiri) didampingi Wakil Presiden Mohammad Hatta, memberikan hormat saat tiba di Jalan Asia Afrika yang menjadi Historical Walk dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Dok. Museum KAA
Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.


Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

1 hari lalu

Video viral di media sosial berisi aksi belasan warga berebutan melempar sampah ke bak sebuah truk yang melintas di jalanan sekitar depo sampah Pasar Ngasem Kota Yogyakarta pada Rabu 24 April 2024. Dok. Istimewa
Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.


Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

1 hari lalu

Aktivis pro demokrasi Usman Hamid saat berorasi dalam Aksi Sejagad yang diikuti elemen gerakan Gejayan Memanggil hingga Forum Cik Ditiro di halaman Kantor KPU DIY Rabu, 24 April 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

Massa menggelar aksi di depan kantor KPU Yogyakarta hari ini. Usman Hamid yang hadir di aksi itu menyinggung tentang nepotisme.


Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

1 hari lalu

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata memberikan keterangan kepada awak media, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. KPK mengungkapkan telah menaikan status penyelidikan ke tingkat penyidikan dugaan penyimpangan tindak pidana korupsi dalam pemberian fasilitas penyaluran kredit Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). TEMPO/Imam Sukamto
Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, membeberkan nama-nama pegawai lembaga antikorupsi itu yang telah diperiksa oleh Polda Metro Jaya.


Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

1 hari lalu

Batik Nitik Yogyakarta yang sudah tercatat dalam indikasi geografis. Tempo/Pribadi Wicaksono
Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

Ketika cenderamata lokal sudah tertandai dengan indikasi geografis, reputasinya akan terangkat karena produk itu sudah dinyatakan original.


Aksi Demo Udara Berbagai Pesawat Warnai HUT ke-78 TNI AU di Yogyakarta

3 hari lalu

Demo udara berbagai pesawat warnai HUT ke-78 TNI AU di Yogyakarta Senin (22/4). Dok.Istimewa
Aksi Demo Udara Berbagai Pesawat Warnai HUT ke-78 TNI AU di Yogyakarta

Yogyakarta dipilih sebagai tempat perhelatan HUT TNI AU karena merupakan cikal-bakal Angkatan Udara Indonesia.


Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

3 hari lalu

Mobil wisatawan terjebak di sungai Lereng Merapi Saat nekat susuri jalur jip lava tour Minggu (21/4). Dok. Istimewa
Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

Sebuah mobil berjenis sport utility vehicle (SUV) milik wisatawan terjebak di jalur jip wisata Lava Tour sungai Kalikuning lereng Gunung Merapi, Sleman Yogyakarta pada Minggu 21 April 2024.


Alexander Marwata Akui Dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas Pertemuan dengan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta

3 hari lalu

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata memberikan keterangan kepada awak media, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. KPK mengungkapkan telah menaikan status penyelidikan ke tingkat penyidikan dugaan penyimpangan tindak pidana korupsi dalam pemberian fasilitas penyaluran kredit Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). TEMPO/Imam Sukamto
Alexander Marwata Akui Dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas Pertemuan dengan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengakui dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan pertemuan dengan eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto.