TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pariwisata menyebutkan berdasar data yang dihimpun Tim Tourism Crisis Center (TCC) Kemenpar, di Lampung Selatan, terdapat dua kecamatan di Kawasan Pesisir Kota Kalianda yang terdampak tsunami Selat Sunda. Monitoring dilakukan paska-tsunami, Minggu 23/12.
Dua kecamatan terdampak tsunami selat Sunda itu adalah Kecamatan Kalianda dan Kecamatan Rajabasa. Di masing-masing kecamatan itu terdapat destinasi wisata yang selama ini menjadi kantong wisatawan nusantara, terutama saat liburan sekolah, Natal dan Tahun Baru. Demikian rilis Kemenpar yang diterima Senin, 24/12
Di Kecamatan Kalianda ada dua lokasi yang terdampak, yakni Pantai Maja dan Batu Kapal, Desa Maja. Sedangkan di Kecamatan Rajabasa terdapat tiga lokasi wisata yang terdampak yaitu Pantai Canti, Banding Resort dan pantai Wartawan. “Untuk infrastruktruktur, listrik dan telekomunikasi di sana masih lancar.” ujar Ketua Tim TCC Kemenpar Guntur Sakti.
Seperti diketahui Pantai-pantai di pesisir Kalianda merupakan kantong wisatawan nusantara dari Lampung dan sebagian dari Provinsi Banten. Tidak hanya itu, wisatawan mancanegara juga terkadang menuju pantai disekitar Kalianda untuk bepergian ke Pulau Sibesi dan ke Anak Gunung Krakatau.
Guntur Sakti menyebut sebagian besar yang terdampak tsunami di Lampung Selatan adalah atraksi alam seperti pantai dan pulau. Namun untuk atraksi yang berbasis budaya dan buatan belum terdata dan sedang dalam upaya koordinasi.
Sementara terkait amenitas, tercatat tiga hotel di Lampung Selatan mengalami kerusakan, di antaranya Hotel Wartawan de Mansion sejumlah 15 kamar rusak, Hotel Grand Elty Krakatoa yang restorannya tersapu air, dan Kahaii Beach Resort yang mengalami kerusakan pada fasilitas di tepi pantai. Sejumlah 102 gardu PLN pun masih padam dan 20 tiang SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah) roboh.
“Hari ini, Kami menerjunkan Tim TCC untuk ke Lampung Selatan yang terdampak agar selalu update perkembangan kondisi disana, khususnya terkait wisatawan dan 3A terdampak. Mudah-mudahan, itu semua akan membuat situasi semakin terang. Tidak banyak hoaks, tidak menciptakan kepanikan, dan semua bisa melewati situasi ini dengan baik.” ujar Guntur Sakti.