TEMPO.CO, Yogyakarta - Cuaca akhir-akhir kian ekstrem. Area sekitar bandar udara Adisutjipto Yogyakarta sering diguyur hujan lebat dengan mulainya musim hujan. Untuk mengantisipasi bahaya akibat hujan deras, otoritas bandara meningkatkan kewaspadaan karena pengaruh besar cuaca terhadap penerbangan.
Menurut Agus Pandu Purnama, General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto, pengaruh cuaca dalam kegiatan penerbangan sangat besar. Pada satu sisi cuaca mempunyai dampak yang baik dalam peningkatan efisiensi dan efektivitas keselamatan penerbangan, di sisi lain cuaca mempunyai potensi yang dapat membahayakan.
“PT Angkasa Pura I sebagai pengelola Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta akan meningkatkan kewaspadaan keselamatan penerbangan,” kata dia di sela-sela kegiatan Doa Bersama Komunitas Bandara Adisutjipto, Selasa, 27 November 2018.
Ia menambahkan, dalam kegiatan penerbangan, keselamatan merupakan prioritas paling utama. Sehingga baik operator penyedia transportasi udara maupun pengelola bandara harus melakukan pengawasan serta mengantisipasi adanya suatu hal yang dapat menjadi ancaman keselamatan penerbangan.
Akibat hujan, bahaya yang dapat mengancam penerbangan antara lain terjadinya perubahan arah angin secara tiba-tiba, jarak pandang yang di bawah standar. Lalu bahaya lain adalah potensi adanya genangan air di area landasan dan berkurangnya kekesatan landasan lintasan pacu.
“Kami melakukan beberapa upaya seperti melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan secara rutin di area pergerakkan pesawat sesuai pedoman pengoperasian bandar udara,” kata Agus Pandu.
Baca Juga: Lama Tinggal Wisman di Yogya Rendah, Atraksi Harus Lebih Menarik
Selain itu, pengelola bandara melakukan pemeriksaan drainase dan fasilitas bandar udara dan selalu berkoordinasi dengan Air Traffic Control (ATC) untuk memberikan informasi terkait kondisi Rubber Deposit & Keberadaan air di landasan setelah hujan.
“Upaya yang menjadi perhatian kami ini untuk menjamin keselamatan di Adisutjipto Yogyakarta antara lain rutin melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan rutin khususnya di area airside, pergerakan pesawat sesuai pedoman pengoperasian bandar udara,” kata dia.
Pihak bandara juga melakukan Aerodrome Serviceability Inspection dan cek drainase untuk mengetahui potensi genangan air dan rubber deposit. "Kami selalu menginformasikan kondisi rubber deposit dan keberadaan air di runway kepada ATC," ujarnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menyatakan adanya potensi cuaca ekstrem. Karena adanya kemungkinan terbentuknya daerah pertemuan angin atau konvergensi di sepanjang Pulau Jawa.
"Maka harus diwaspadai potensi genangan, banjir, maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat. Terutama di daerah rawan banjir dan longsor," kata Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Agus Sudaryatno.
MUH SYAIFULLAH