TEMPO.CO, Kediri - Dibanding kopi Robusta dan Arabica, apakah kopi Excelsa terasa lebih nikmat? Dalam pameran Pameran Produk Rakyat di Kota Kediri, Sabtu 10 Nopember 2018, dua petani dari desa Wonoslam, Jombang, memamerkan kelezatan kopi tersebut.
Excelsa adalah produk yang ditanam seperti dengan Robusta, yakni di ketinggian di bawah 800 mdpl. Cita rasa kopi ini hampir sepadan.
Untuk bisa menghasilkan cita rasa kopi Excelsa yang istimewa, tentu saja dimulai dari proses produksi dan pengolahan yang baik. Setelah itu proses penyeduhan juga menjadi faktor penentu nikmat tidaknya kopi ini.
Excelsa harus diseduh dengan air mendidih langsung, dan bukan air panas dari dispenser atau termos. Setelah diseduh dan diaduk, cangkir atau gelas ditutup selama 1-2 menit. Dengan cara ini kopi akan benar-benar “matang” saat diseduh dan akan menghasilkan endapan atau ampas di bagian bawah.
Cita rasa dan aroma Excelsa sangat kuat dan dominan pahit. Ukuran bijinya juga lebih besar dari kopi Arabica ataupun Robusta. Varietas ini juga mampu berbuah sepanjang tahun dan mudah dibudidayakan.
Selain itu, Excelsa juga memiliki daya adaptasi terhadap iklim dan serangan hama penyakit. Berbeda dengan jenis lainnya, cabang utama Excelsa bisa bertahan lama dan seringkali berbunga pada batang yang telah menua atau batang pokok.
Ketinggianya bisa mencapai delapan meter. Inilah yang menjadi persoalan para petani. Mereka kerap kerepotan dalam merawat ataupun memanen.
Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur adalah salah satu lumbung penghasil Excelsa terbesar di Indonesia. Hamparan tanaman kopinya terbentang di kaki Gunung Anjasmoro yang berbatasan dengan Kabupaten Kediri, Malang, dan Mojokerto. “Excelsa ini menjadi varietas khas kami,” kata Muhamad Edi Kuncoro, salah satu petani kopi Wonosalam saat mengikuti pameran produk rakyat di Kota Kediri, Sabtu 10 Nopember 2018.
HARI TRI WARSONO (Kediri)