Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Festival Budaya Muwaghei, Upacara Angkat Saudara di Lampung Timur

Reporter

image-gnews
Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim dalam Festival Budaya Muwaghei 2018. Antara/Muklasin
Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim dalam Festival Budaya Muwaghei 2018. Antara/Muklasin
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Festival Budaya Muwaghei atau Angkat Saudara merupakan sebuah tradisi pemberian gelar oleh masyarakat adat Lampung dengan suku lain yang ada di daerah ini seperti Jawa, Batak, Banten, Bugis, Sunda, Bali dan Palembang. Masyarakat adat asal Jawa diberi Gelar Raden Puja Kesuma, warga dari Bali diberi gelar Raden Putra Dewata Agung, warga Bugis diberi gelar Raden Putra Daeng.

Kemudian, warga Batak diberi gelar Raden Putra Sorimangaraja atau Sri Maharaja, warga Banten diberi gelar Raden Tatar Pasundan, sedangkan Suku Sunda diberi gelar Raden Tatar Pajajaran, dari Padang diberi gelar Raden Putra Pagaruyung, dan masyarakat adat dari Palembang diberi gelar Raden Putra Sriwijaya.

Gelar kehormatan juga diberikan kepada jajaran pejabat di kabupaten ini. Upacara pemberian gelar adar ini berlangsung di halaman kantor Pemkab Lampung Timur di Sukadana, Sabtu, 3 November 2018.

Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim yang bergelar Ratu Pemangku Bumi Tuah Bupadan menyatakan gelar Festival Budaya Muwaghei merupakan wujud tekad pemerintah daerah setempat untuk melestarikan adat dan budaya yang ada di Lampung Timur.

"Pemerintah Kabupaten Lampung Timur di bawah kepemimpinan saya dan Pak Zaiful berkomitmen tinggi melestarikan adat dan budaya yang ada di Lampung Timur," kata Chusnunia Chalim. Ia menambahkan Festival Budaya Muwaghei juga merupakan perayaan dan ungkapan syukur atas adanya beragam potensi yang hidup di Lampung Timur.

Baca Juga: 

6 Pulau Destinasi Akhir Pekan di Pesawaran Lampung

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kunjungan Wisatawan Asing ke Lampung Naik 58%. Ini Rahasianya. 

Chusnunia mengungkapkan di daerah ini tinggal warga asli Lampung dan warga pendatang beragam suku. Warga asli dan pendatang hidup rukun, hidup berdampingan dan  terjadi akulturasi budaya. "Hal itu karena  keluarga asli Lampung menerima kehadiran keluarga pendatang dengan tangan dan hati terbuka, sehingga silaturahmi yang baik itu wajib disyukuri bersama".

Sehubungan itu pula, Chusnunia meminta warga pendatang membalasnya dengan berterima kasih, menghormati, mau tahu, mau mempelajari adat dan budaya masyarakat asli. Warga pendatang juga diharapkan menjadi warga Lampung Timur yang seutuhnya.
"Yang pendatang harus berterima kasih, dengan mau mengerti, mau mengetahui adat dan budaya warga asli, sehingga masyarakat bisa menyatu," paparnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Lampung Timur Almaturidi menjelaskan  daerah ini menggelar berbagai rangkaian festival seni, budaya, dan pariwisata untuk menggaet kunjungan wisatawan.  Pemkab Lampung Timur dalam dua tahun terakhir terus menggelar rangkaian berbagai festival seni, budaya, dan pariwisata untuk mempromosikan keindahan dan keunggulan daerah ini kepada para wisatawan nusantara dan mancanegara karena menargetkan menjadi salah satu daerah destinasi wisata andalan di Lampung maupun Indonesia.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Komunitas Adat Tuntut Pemerintahan Prabowo Sahkan RUU Masyarakat Adat

11 jam lalu

Gerakan Rakyat Kawal Masyarakat Adat (Gerak Masa) melakukan demonstrasi menuntut hak masyarakat adat di Kawasan Patung Kuda, Jakarta, Jumat, 11 Oktober 2024. Aksi yang terdiri dari Masyarakat Adat, Aktivis dan Buruh ini membawa 8 tuntutan salah satunya Mendesak Pemerintah Prabowo-Gibran agar mengesahkan RUU Masyarakat Adat dalam 100 hari pertama pemerintahannya. TEMPO/Ilham Balindra
Komunitas Adat Tuntut Pemerintahan Prabowo Sahkan RUU Masyarakat Adat

Selama sepuluh tahun terakhir, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara mencatat terdapat 687 konflik agraria di wilayah adat seluas 11,07 juta hektar.


Terpopuler: Daftar Menteri Jokowi yang Dikabarkan Lanjut di Kabinet Prabowo, Manoj Punjabi Jadi Direktur Utama Net TV

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo bersama Mentri ESDM Bahlil Lahadalia saat menghadiri Malam Penganugerahan Penghargaan Subroto Peringatan Hari Jadi Pertambangan dan Energi di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis, 8 Oktober 2024. TEMPO/Muhammad Rizki Yusrial
Terpopuler: Daftar Menteri Jokowi yang Dikabarkan Lanjut di Kabinet Prabowo, Manoj Punjabi Jadi Direktur Utama Net TV

Pergantian pemerintahan dari Presiden Jokowi ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto semakin dekat. Sejumlah nama menteri Jokowi dikabarkan masih ada.


Gelar Aksi di Depan DPR, Masyarakat Adat Tagih Janji Sahkan RUU Masyarakat Adat

1 hari lalu

Rukmini Petoheke, 53 tahun, warga Ngata Toro, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, saat ditemui di sela-sela aksi masyarakat adat di depan Gedung DPR, Jakarta, Jumat, 11 Oktober 2024. TEMPO/Han Revanda Putra
Gelar Aksi di Depan DPR, Masyarakat Adat Tagih Janji Sahkan RUU Masyarakat Adat

Ratusan masyarakat adat dari berbagai wilayah berkumpul di depan Gedung DPR pagi ini, Jumat, 11 Oktober 2024. Tuntut pengesahan RUU Masyarakat Adat.


Proyek Geothermal di Poco Leok, PLN Mengaku Sudah Sosialisasi dan Dapat Dukungan Warga

7 hari lalu

Kawasan Poco Leok di NTT. Shutterstock
Proyek Geothermal di Poco Leok, PLN Mengaku Sudah Sosialisasi dan Dapat Dukungan Warga

PLN memberikan tanggapan atas bentrokan yang kembali terjadi antara aparat gabungan dengan masyarakat adat Poco Leok 2 Oktober 2024.


Tambah Musik ke Status WhatsApp dan Bentrokan Poco Leok di Top 3 Tekno

8 hari lalu

Ilustrasi status WhatsApp. shutterstock.com
Tambah Musik ke Status WhatsApp dan Bentrokan Poco Leok di Top 3 Tekno

Selain tambah musik ke status WhatsApp dan konflik yang memanas dari lokasi bakal proyek geothermal di Poco Leok, ada juga tips aplikasi download film


Konflik Proyek Geothermal Poco Leok, Jurnalis Floresa Jadi Korban Kekerasan Polisi

8 hari lalu

Ilustrasi Penyiksaan oleh Polisi atau Kekerasan oleh Polisi. shutterstock.com
Konflik Proyek Geothermal Poco Leok, Jurnalis Floresa Jadi Korban Kekerasan Polisi

Jurnalis yang juga Pemimpin Redaksi Floresa ditangkap dan dianiaya serta isi ponselnya digeledah saat meliput unjuk rasa masyarakat adat Poco Leok.


Bentrok Lagi, Aparat dan Masyarakat Adat Poco Leok yang Tolak Proyek Geothermal PLN

9 hari lalu

Warga Poco Leok, NTT melakukan aksi penolakan Proyek Geotermal Poco Leok namun menghadapi kekerasan aparat. Foto: Istimewa
Bentrok Lagi, Aparat dan Masyarakat Adat Poco Leok yang Tolak Proyek Geothermal PLN

Puluhan warga masyarakat adat dan seorang jurnalis disebut menjadi korban penggunaan kekuatan berlebih aparat. Didahului perintah Jokowi di Jakarta?


Tanggapi Pelantikan DPR RI, AMAN: Kami Menunggu Pengesahan RUU Masyarakat Adat

11 hari lalu

Sekretaris Jenderal AMAN, Rukka Sombolinggi. Sumber foto: Dokumentasi AMAN.
Tanggapi Pelantikan DPR RI, AMAN: Kami Menunggu Pengesahan RUU Masyarakat Adat

Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) meminta DPR yang dilantik hari ini segera mengesahkan RUU Masyarakat Adat.


Agenda Wisata dan Budaya Sepanjang Oktober 2024

11 hari lalu

1.200 penari memeriahkan pagelaran kolosal Gandrung Sewu 2023, mengusung tema
Agenda Wisata dan Budaya Sepanjang Oktober 2024

Dari perayaan tari kolosal hingga festival adat yang sarat makna spiritual, berbagai acara menarik siap menyambut wisatawan Oktober 2024.


Puncak Festival Erau Adat Kutai 2024 Ditutup dengan Tradisi Belimbur

13 hari lalu

Prosesi mengulur Naga digelar sebelum Belimbur. Replika Naga Laki dan Naga Bini diarak dari Tenggarong menuju Kutai Lama, Kutai Kartanegara, Minggu (29/9/2024). (ANTARA/Ahmad Rifandi)
Puncak Festival Erau Adat Kutai 2024 Ditutup dengan Tradisi Belimbur

Festival Erau Adat Kutai 2024 yang menampilkan ragam seni dan budaya Kutai sudah dimulai sejak Sabtu, 21 September 2024.