TEMPO.CO, Gorontalo- Kepala BMKG Gorontalo Indar Adi Waluyo, mengatakan posisi matahari berada tepat di Garis Khatulistiwa atau equinox, akan terjadi di Gorontalo pada Sabtu, 22 September 2018, pukul 11.40, Waktu Indonesia Timur.
Pada saat equinox, bayangan benda akan tegak seolah hilang karena matahari berada tepat di bawah benda tersebut. Selain itu, terjadi peningkatan suhu belakangan yang menyebabkan cuaca terasa lebih panas.
"Jadi inilah salah satu sebabnya jika akhir-akhir ini warga Gorontalo merasakan panas matahari lebih menyengat dari biasanya," kata Indar, di Gorontalo, Jum’at, 21/9.
Disamping itu, saat ini Wilayah Gorontalo khususnya pada Zona Musim Gorontalo Utara sedang mengalami musim kemarau. Menurut catatan Stasiun Meteorologi Djalaluddin Gorontalo, pada Jumat, 21/9, suhu maksimum mencapai 34.4 derajat Celsius dan kelembaban udara minimum 39 persen atau dalam kategori cukup panas dan kering.
"Kami mengimbau warga memperbanyak konsumsi air putih dan jika akan beraktivitas di luar rumah gunakan pelindung," imbuhnya.
Prakirawan BMKG Gorontalo, Fathuri mengatakan Equinox adalah peristiwa astronomi dimana matahari melintasi garis khatulistiwa. Di Indonesia hal itu akan terjadi pada tanggal 21 dan 22 Maret serta 22-23 September.
"Gorontalo merupakan daerah yang dekat dengan garis khatulistiwa sehingga fenomena equinox tersebut bisa diamati saat matahari berada di atas kepala," ujarnya.
ANTARA