TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Tim Krisis Center Kementerian Pariwisata meninjau sejumlah fasilitas pariwisata di Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Kamis, 30 Agustus 2018. Peninjuauan dilakukan sebagai upaya pemerintah memulihkan kondisi wisata Lombok pasca-diguncang gempa akhir Juli hingga pertengahan Agustus lalu.
Arief dan tim mengunjungi sejumlah lokasi vital. Di antaranya Bandara Internasional Lombok, Pelabuhan Teluk Nara, trio Gili (Gili Trawangan, Gili Meno, Gili Air), dan pusat oleh-oleh sentra kerajinan Lombok Utara di dekat Pelabuhan Teluk Nara. Lokasi-lokasi tersebut memang merupakan area penting bagi sektor pariwisata.
Bandara merupakan wajah pertama yang akan menyambut wisatawan saat mendarat di Lombok. Arief mengamati sejumlah fasilitas publik di lokasi tersebut. Sementara itu, di trio Gili, yang adalah destinasi favorit turis, Arief melakukan peninjauan kesiapan amenitas atau hotel, resor, dan cottage. Adapun di Pelabuhan Teluk Nara, yang merupakan akses utama untuk menuju trio Gili, mantan Dirut Telkom itu meninjau kesiapan armada yang akan membawa turis menyeberang.
Dari pemantauan langsung di lapangan, Arief menegaskan bahwa pemulihan wisata harus dilakukan dengan berfokus pada tiga hal. Di antaranya pemulihan sumber daya manusia (SDM), pemulihan destinasi, dan pemasaran.
Baca Juga:
Gempa Lombok, Menteri Pariwisata Aktifkan Tourism Crisis Center
Pulihkan Pariwisata, Hotel-hotel di Lombok Terapkan Hot Deals
“Pertama (yang harus dipulihkan) manusianya. Terima kasih kepada TNI/Polri yang telah melakukan trauma healing kepada masyarakat salah satunya dengan cara spiritual,” ujar Arief dalam siaran pers yang disiarkan Kementerian Pariwisata.
Untuk pemulihan industri pariwisata dar sektor ekonomi, Arief telah mendiskusikannya dengan pihak Otoritas Jasa Keungan (OJK). Ia meminta OJK merelaksasi aturan. Misalnya mengurangi bunga pinjaman.
Selanjutnya, Arief meminta Gubernur NTB untuk segera mengusulkan program pemulihan fasilitas parwsata kepada Dinas Perhubungan melalui surat yang ditembuskan kepada Menteri Pariwisata.
“Jangan biarkan Teluk Nara dan fasilitas lainnya hancur terlalu lama. Saya harap pemulihan sektor pariwisata Lombok dan Sumbawa selesai dalam waktu 3 bulan,” ujar Arief. Beberapa fasilitas dan infrastruktur Lombok memang diketahui rusak akibat gempa.
Meski demikian Arief optimistis kondisi pariwisata Lombok akan kembali seperti semula. Beberapa lokasi wisata bahkan telah terbuka kembali untuk wisatawan. “Saat ini, kawasan Senggigi sudah siap untuk dijual. Kemenpar telah menyiapkan anggaran dukungan promosi pariwisata NTB, khususnya Lombok Utara, sebesar Rp 20 miliar,” katanya. Pemulihan pariwisata penting dilakukan lantaran pendapatan daerah Lombok, khususnya Lombok Utara, 60 persen berasal dari sektor pariwisata.