TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Pariwisata Arief Yahya mengambil langkah mengaktifkan kembali tourism crisis center (TCC) pasca-gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat, terjadi pada Minggu malam, 20 Agustus 2018. Arief mengimbau tim untuk memastikan seluruh wisatawan terdampak gempa segera tertangani.
“Pantau akses, amenitas, dan atraksi,” ujar Arief dalam siaran pers yang diterima Tempo pada Senin malam, 21 Agustus 2018. Menurut Arief, tugas utama TCC adalah menyediakan pelayanan dan penanganan terkait dengan tiga hal tersebut.
Pasca-gempa berturut-turut terjadi di Lombok, TCC berfokus memantau aksesibiltas wisatawan. Arief meminta TCC memastikan akses dan mobilisasi wisatawan lancar. TCC juga diimbau menyediakan fasilitas pendukung di tempat-tempat publik. Semisal di bandara, dermaga, pelabuhan, terminal bus, dan jalan-jalan raya. Tim pun bergiat memastikan kebutuhan wisatawan terhadap infrastuktur dan utilitas dasar.
“Langkah berikutnya adalah meminta airlines, airport, Airnav untuk menambah jumlah pesawat, menambah jam operasional bandara, menambah slots time untuk pesawat landing dan take off,” tutur Arief. Menurut Arief, wisatawan terdampak gempa akan berpindah ke lokasi wisata yang lebih aman, semisal ke Bali atau Banyuwangi. Hal itu terjadi ketika gempa sebelumnya mengguncang Lombok, yakni 5 Agustus lalu.
Selain akses, TCC akan memantau kebutuhan terhadap amenitas yang berkaitan dengan lokasi wisatawan menginap. Tim bakal memastikan kondisi penginapan, kapasitas kamar yang siap dihuni, dan memantau hotel yang berbahaya untuk ditinggali serta butuh renovasi. Amenitas pun kudu memenuhi unsur keselamatan.
Baca Juga:
Tampil di Panggung Asian Games, Pariwisata Lombok Siap Bangkit
Pulihkan Pariwisata, Hotel-hotel Lombok Terapkan Hot Deals
Saat gempa terjadi, Lombok tengah mencanangkan pemulihan kondisi pariwisata atau recovery. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB Lalu Hadi Faishal yang ditemui Tempo pada Minggu malam di Senayan, Jakarta, mengatakan turis masuk ke Lombok mulai meningkat sebelum gempa terjadi lagi.
Menurut data Bandara Internasional Lombok, pengunjung terminal mulai beranjak ke angka 4.500 penumpang. Angka itu sudah mendekati kondisi normal yang jumlah kunjungan pada umumnya 5.000-6.000.
Sebelumnya, gempa besar terjadi kembali pada Minggu, 20 Agustus di Lombok. Gempa itu masing-masing berkekuatan 7,0 skala Richter, 5,6 skala Richter, dan 5,8 skala Richter. Masyarakat diminta waspada terhadap runtuhan bangunan sebagai imbas dari retakan tanah dan longsoran.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA