TEMPO.CO, Jakarta - Usaha pariwisata Jalan Jaksa Kelurahan Kebon Sirih Jakarta Pusat terancam gulung tikar. Sudah beberapa waktu ini hanya sedikit saja turis asing backpacker yang berkunjung dan menginap di wilayah tersebut.
Salah satu pengurus Komunitas Pemuda Jalan Jaksa, Encek, mengatakan suasana sepi itu terasa sejak adaanya larangan parkir kendaraan dan aktivitas pedagang kaki lima di sana. Kata dia, banyak turis bule backpacker yang justru senang dengan suasana kaki-lima tersebut.
Baca Juga:
"Tahun lalu masih kesini. Tapi sejak penutupan jalan, orang nggak boleh parkir dan jualan di pinggiran sini, jadi sepi,” kata dia, Jumat, 17/8.
Encek menuturkan penutupan jalan tersebut dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak dua tahun lalu. Hingga kini, lahan untuk parkir maupun berdagang asongan belum ada.
Hal tersebut selain berdampak pada berkurangnya turis asing, juga berimbas pada pindahnya beberapa kegiatan usaha lain. "Di Jalan Jaksa ini sekarang cuma ada dua kafe yang masih bertahan. Kalau dua-duanya sudah terjual, habis sudah Jalan Jaksa," kata Encek.
Salah satu pengurus RT 02/05 Tatiek mengatakan sudah puluhan tahun dia tinggal di dekat Jalan Jaksa, baru kali ini merasa kunjungan turis asing maupun ekspatriat berkurang drastis.
"Sejak di jalan ini tidak boleh parkir dan tidak ada yang jualan, bule-bule juga tidak bisa jajan-jajan. Mereka sudah setahunan tidak terlihat banyak main kesini," kata Tatiek.
Meredupnya pamor Jalan Jaksa juga terlihat saat acara perayaan kemerdekaan hari Jumat sore. Biasanya dalam ara berbagai lomba banyak turis asing yang ikut terlibat. Kli ini, mereka hanya lalu lalang dan menyaksikan acara sebentar kemudian pergi.
Encek dan Tatiek mengharapkan pemerintah memberi solusi agar industri pariwisata Jalan Jaksa dapat pulih secepatnya
ANTARA