TEMPO.CO, Klaten - Pesatnya perkembangan dunia digital tak serta-merta membuat rilisan fisik punah. Justru sebaliknya, para pecinta musik yang direkam dalam album fisik seperti kaset pita, cakram padat (CD), dan piringan hitam (vinyl), kini semakin berkecambah. Hal itu terbukti dari gelaran Record Store Day (RSD) yang mulai mewabah di sejumlah daerah.
Bagi masyarakat Solo Raya dan sekitarnya, terutama yang gemar berburu nostalgia dari kepingan album fisik musisi favoritnya, kini tak perlu jauh-jauh ke kota besar untuk turut merayakan RSD. Sebab, acara tahunan untuk memperingati budaya toko rekaman indepeden yang diselenggarakan di berbagai belahan dunia tiap April itu kini mulai hadir di Kabupaten Klaten.
Baca juga: Ayo Ke Klaten, Berburu Kaset Lawas dan Piringan Hitam
Bermodalkan semangat mengapresiasi musik indie sekaligus melestarikan hasil karyanya yang dibekukan dalam rilisan fisik, sekumpulan pemuda Klaten yang selama ini bergelut di dunia industri kreatif membulatkan tekad untuk menggelar Record Store Day kali pertama pada Kamis, 26 April 2018.
Record Store Day perdana di Klaten itu dikemas dalam acara "Kamis Manja" yang rutin diselenggarakan tiap bulan di Pendopo Lokal Jajan, sebuah kafe yang beralamat di Jalan Bhayangkara, Gang Regulo Nomor 3, Dukuh Klaseman, Kelurahan Tonggalan, Kecamatan Klaten Tengah atau persisnya di timur Studio Candisewu FM Klaten.
Perhelatan bertajuk Kamis Manja volume 5 Celebrates Record Store Day Klaten itu berlangsung pada pukul 14.00-21.00. Tanpa dipungut biaya alias gratis, para pengunjung acara tersebut dapat memuaskan dahaganya berburu beragam produk rilisan fisik, mulai dari album musik hingga buku-buku baru maupun bekas yang mulai langka di toko-toko besar.
Salah satu penggagas Record Store Day (RSD) Klaten, Andreas Leksana, mengatakan RSD pertama kali diresmikan pada 2007 di Amerika dan gaungnya terus menyebar ke berbagai negara di penjuru dunia, termasuk di Indonesia.
"Ini kali pertama RSD diselenggarakan di Klaten. Konsepnya sama dengan RSD di seluruh dunia, kami juga mempertemukan langsung para musisi independen, toko rekaman independen, dan para penikmat rilisan fisik dari Klaten dan sekitarnya. Tujuannya untuk mempererat tali silaturahmi para pecinta rilisan fisik dan para pelaku industri kreatif di Klaten dan sekitarnya, " kata pemilik Pendopo Lokal Jajan yang akrab disapa Andre pada Senin, 23 April 2018.
Andre mengatakan RSD perdana di Klaten ini akan dimeriahkan 13 penjual atau pelapak rilisan album fisik, pernak-pernik, souvenir, kaos, jajanan lokal, hingga buku bekas. Selain dimanjakan oleh lapak-lapak yang memasang harga terjangkau, pengunjung RSD Klaten juga akan dihibur pertunjukan live empat grup band indie, salah satunya Secret Signal dari Brunei Darussalam.
Ada juga live perform sablon oleh Wabah Screenprinting dari Kecamatan Delanggu, Klaten. "Kami juga menyediakan sejumlah doorprize mulai dari kaset, CD, vinyl, dan lain-lain," kata Andre.
Tidak sekadar ajang berbelanja dan menikmati ingar-bingar musik indie, RSD Klaten juga menyediakan ruang bagi para pengunjung turut aktif dalam diskusi yang mengusung tema Visual Art for Music Branding and Identityih yang j ol6eh seniman visual dari @mstch_ dan @enkankomariah.
Menurut salah satu pelapak di Record Store Day Klaten, Aji Mulatno, kegemaran mengoleksi rilisan fisik bukan berarti seseorang itu gagal move on alias sulit menerima perubahan zaman dan perkembangan teknologi yang serba digital.
Aji mengakui pesatnya revolusi digital sangat memudahkan setiap orang mengakses berbagai produk seni dengan murah bahkan gratis, mulai dari karya musik; visual; sastra; dan lain-lain. "Namun tiap generasi memiliki kadar sentimental yang berbeda, terutama mereka yang lahir dan tumbuh pada era kejayaan rilisan fisik, selalu ada rindu pada rasa penasaran saat pertama membuka segel plastik rilisan fisik, entah kaset atau buku yang baru dibeli," kata pemilik Wabah Screenprinting dari Kecamatan Delanggu itu.
Menurut dia, debar-debar semacam itu dan kepuasan batin karena secara langsung turut mendukung sang seniman (yang telah melalui proses panjang dalam penciptaan suatu karya) tidak dirasakan lagi ketika mengunduh single musik terbaru atau e-book dari internet secara cuma-cuma.
DINDA LEO LISTY (Klaten)
Artikel Lain: Berfoto Ria di Dasar Umbul Ponggok Klaten