TEMPO.CO, Banyuwangi - Banyuwangi Festival 2018 akan menghadirkan dua kegiatan sekaligus di akhir pekan ini. Yakni Jelajah Satu Minggu di Songgon alias A Week in Songgon dari 21-28 April serta Kontes Kucing dan Ayam Bekisar, Minggu, 22 April 2018.
Dalam Festival Jelajah Songgon, wisatawan akan diajak menikmati atraksi olahraga yang menguji adrenalin mulai rafting, tubing, panahan, dan paint ball di wilayah Songgon. Songgon yang merupakan salah satu kecamatan di Banyuwangi terletak 30 kilometer dari pusat kota.
Baca Juga:
Baca juga: Kampung Durian Banyuwangi, Target Baru Penggila Kuliner
Songgon sendiri lokasinya berada di kaki Gunung Raung. "Jadi sembari berolahraga yang memacu adrenalin, kita bisa menikmati kesejukan alam Songgon. Belum lagi saat kita mencoba kesegaran Kali Badeng sebagai tempat rafting dan tubing," kata Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.
Anas mengatakan festival ini digelar sebagai bentuk dukungan pemerintah kabupaten kepada kecamatan dan desa yang terus mengembangkan potensi yang dimilikinya menjadi destinasi wisata. Menurut Anas, Songgon adalah daerah yang paling pesat mengembangkan wisatanya.
“Songgon ini adalah salah satu contoh wilayah yang masyarakatnya sangat inisiatif. Mereka membentuk dan mengelola sendiri kekayaan alamnya," ujar Anas. Dia menjelaskan ada kali yang mengalir lalu dibuat arung jeram, hutan pinus pun dikemas sedemikian atraktif menjadi tempat yang Intagramable.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata MY. Bramuda mengatakan wisatawan yang ingin menikmati atraksi tersebut, bisa mendaftarkan langsung ke Kantor Dinas Pariwisata atau langsung ke lokasi. Harga atraksi bervariasi. Misalnya bagi yang ingin menjajal rafting harga tiketnya Rp 200 ribu untuk 4 orang, paint ball Rp 100 ribu per orang, panahan beregu Rp 100 ribu, serta outbond Rp 50 ribu. "Harga sudah termasuk konsumsi," kata Bramuda.
Bramuda lantas merinci detail acara Jelajah Songgon ini. Rafting dan Tubing akan digelar tanggal 23 April, festival paint ball (24-25 April) dan festival panahan (25-27 April) di Hutan Pinus, mulai pukul 07.00 pagi. Pada akhir pekan ini, Banyuwangi juga akan diramaikan wisatawan komunitas pemilik Ayam Bekisar dan Kucing. Pada Minggu, 22 April, akan digelar kontes kecantikan ayam bekisar dan kucing di Lapangan Barat Stadion Diponegoro.
"Saat ini sudah banyak yang mendaftar, ada 250 pendaftar. Mereka dari berbagai daerah di Indonesia, Jakarta, Bogor, Semarang, Surabaya, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Bondowoso, dan Madura," lanjut Anas. Ayam bekisar merupakan hasil silang antara ayam hutan hijau jantan (Gallus Varius) dan ayam kampung betina (Gallus dimesticus). Ayam ini memiliki suara kokok yang khas. Suara inilah yang dilombakan.
Ajang ini, lanjut Anas, juga sebagai upaya untuk melestarikan plasma nutfah (kekayaan genetik) ayam bekisar di Banyuwangi. Apalagi, Keluarga Penggemar Ayam Bekisar Indonesia (Kemari) mengakui Banyuwangi sebagai sumber bibit ayam bekisar terbaik. Ini karena, stok pejantan bagus yang ada di Banyuwangi berlimpah lantaran posisinya yang diapit banyak hutan. Seperti Taman Nasional Alas Purwo, hutan di kawasan Gunung Ijen, dan hutan Baluran.
“Kualitas ini harus dijaga. Kita promosikan potensi ayam bekisar Banyuwangi ini, sekaligus kita mengundang pecinta ayam Bekisar untuk berwisata di Banyuwangi," tutur Anas.
DAVID PRIYASIDHARTA
Artikel Lain: Banyuwangi Art Week Menampung Kreatifitas Anak Muda