TEMPO.CO, Palu - Pemerintah Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, meluncurkan produk lokal Kopi Toratima dengan membuka gerai usaha di Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu. Peluncuran gerai Kopi Toratima dilakukan oleh Bupati Sigi Mohammad Irwan Lapata di halaman Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu, Senin, 16 April 2018.
Bupati Irwan mengatakan pembukaan gerai Kopi Toratima itu merupakan hal yang positif karena menunjang promosi produk minuman kopi lokal. Selain juga promosi obyek wisata di Kabupaten Sigi.
Lihat juga video: Ini Rahasia Sukses Bisnis Kopi ala Anomali Coffee
Irwan menyatakan kopi Toratima memiliki rasa dan kekhasan berbeda dibanding kopi lainnya, misalnya kopi Toraja. Kini pemerintah daerah terus mendorong para petani untuk mengembangkan tanaman perkebunan itu dengan memanfaatkan lahan-lahan yang ada.
Bahan baku kopi Toratima berasal dari Kecamatan Pipikoro, Kulawi Raya. Kawasan ini memang merupakan sentra pengembangan kopi terbesar di Kabupaten Sigi. Kopi dari sana selama ini sudah cukup terkenal dan diminati para tamu, termasuk wisatawan dari mancanegara.
Kopi sudah menjadi komoditas utama di Pipikoro sejak hampir dua abad lalu. Direktur Yayasan Kemitraan Alexander Mering menjelaskan, pada tahun 1820-an masyarakat Sulawesi Tengah mulai bertani kopi mengikuti tradisi tanam yang diperkenalkan Belanda di Minahasa, Sulawesi Utara.
Namun ketika itu, Belanda melarang warga lokal untuk menikmati buah kopi yang mereka tanam. Walhasil, warga pun mencari cara lain menikmati kopi dari kebun mereka. Yakni dengan mengolah biji kopi muntahan mamalia hutan yang berceceran di tanah perkebunan. Ternyata kopi muntahan mamalia hutan seperti, kuskus dan tarsius, menjadi asal muasal biji-biji Toratima yang berkualitas.
ISMA SAWITRI | ANTARA
Artikel lain: Medana Bay Marina di Lombok Resmi Pelabuhan Yacht Internasional
Lihat juga: Cita-cita 'Tak Jelas' Pendiri Kafe Kopi Anomali Coffee