TEMPO.CO, Jakarta - Ritus Cheng Beng adalah ritual sakral bagi masyarakat Tionghoa. Berbeda dengan Imlek dan Cap Go Meh yang sarat akan kemeriahan bersama, Cheng Beng justru dirayakan sangat personal oleh keluarga.
Pemerhati budaya Cina Agni Malagina mengatakan Cheng Beng dilakukan setelah musim dingin berakhir. “Tepatnya ketika sinar matahari mulai terik dan suhu mulai hangat. Makanya disebut Qing Ming atau Cheng Beng,” tuturnya ketika dihubungi lewat pesan pendek pada Rabu malam, 4 April 2015.
Baca juga: 3 Kuliner Khas untuk Menyambut Perayaan Cheng Beng di Bangka
Pada saat Cheng Beng, keluarga berbondong-bondong menuju makam. Mereka melakukan bersih-bersih, menyalakan lilin, dan menghantarkan makanan untuk sembahyang. “Setelah itu, makan bersama keluarga,” ucap Agni.
Cheng Beng tak cuma dirayakan di Cina. Di Indonesia, perayaan itu merata diadakan di semua tempat. Terutama di daerah yang ditinggali oleh penduduk keturunan Tionghoa. Biasanya mereka merayakannya berhari-hari. Namun, waktu mulai dan berakhirnya pelaksanaan Cheng Beng tak berbarengan. Umumnya berjarak sepekan. Meski demikian, puncak Cheng Beng digelar serentak, yakni pada 5 April ini.
Untuk turut merasakan sakralnya perayaan Cheng Beng, Anda bisa mengunjungi berbagai daerah. Agni menyebut Lasem, Pontianak, dan Tegal. Ada apa saja di sana?
1. Pontianak
Pontianak, selain didominasi oleh etnis Melayu, juga dipadati oleh masyarakat etnis Tionghoa. Menemukan kantong permukiman warga Tionghoa di Pontianak tak sulit. “Ada daerah pecinan,” tutur Agni.
Tiap tahun, pecinan Pontianak kesohor sebagai salah satu daerah teramai yang menggelar perayaan-perayaan Cina, setelah Singkawang. Tentu, tak jauh dari permukiman etnis Tionghoa, ada makam-makam Cina. Masyarakat umumnya menjalankan ritual di sana saat Cheng Beng.
2. Lasem
Makam Han atau Han Wee Sing yang legendaris dengan kisah kutukannya selalu menjadi daya tarik utama wisatawan ketika mengunjungi Lasem. Makam ini menyimpan kisah kutukan Han—dulunya saudagar Cina kaya—kepada keturunannya setelah ia ditelantarkan oleh anak-anaknya.
Agni menyebut, di makam Han setiap tahun pun turut digelar Cheng Beng. Wisatawan bisa datang untuk ikut merayakan sakralnya momen bersih-bersih makam sambil memahami legendanya.
3. Tegal
Tak banyak yang menyangka kalau Tegal juga punya daerah pecinan. Di sana terdapat kampung permukiman etnis Tionghoa tua. Bahkan terdapat kelenteng legendaris bernama Kelenteng Tek Hay Kiong yang usianya diperkirakan sudah 300 tahun lebih. Ada pula kuburan Cina yang khidmat merayakan Cheng Beng tiap tahun di sana.
Artikel lain: Ini Rahasia Kenikmatan Soto Gading Langganan Jokowi