Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Merasakan Sakralnya Perayaan Cheng Beng di 3 Tempat Ini

image-gnews
Masyarakat Tionghoa sembahyang pada Festival Cheng Beng di Krematorium Cilincing, Jakarta pada 1 April 2018. Tempo/ANASTASIA DAVIES
Masyarakat Tionghoa sembahyang pada Festival Cheng Beng di Krematorium Cilincing, Jakarta pada 1 April 2018. Tempo/ANASTASIA DAVIES
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ritus Cheng Beng adalah ritual sakral bagi masyarakat Tionghoa. Berbeda dengan Imlek dan Cap Go Meh yang sarat akan kemeriahan bersama, Cheng Beng justru dirayakan sangat personal oleh keluarga.

Pemerhati budaya Cina Agni Malagina mengatakan Cheng Beng dilakukan setelah musim dingin berakhir. “Tepatnya ketika sinar matahari mulai terik dan suhu mulai hangat. Makanya disebut Qing Ming atau Cheng Beng,” tuturnya ketika dihubungi lewat pesan pendek pada Rabu malam, 4 April 2015.

Baca juga: 3 Kuliner Khas untuk Menyambut Perayaan Cheng Beng di Bangka

Pada saat Cheng Beng, keluarga berbondong-bondong menuju makam. Mereka melakukan bersih-bersih, menyalakan lilin, dan menghantarkan makanan untuk sembahyang. “Setelah itu, makan bersama keluarga,” ucap Agni.

Cheng Beng tak cuma dirayakan di Cina. Di Indonesia, perayaan itu merata diadakan di semua tempat. Terutama di daerah yang ditinggali oleh penduduk keturunan Tionghoa. Biasanya mereka merayakannya berhari-hari. Namun, waktu mulai dan berakhirnya pelaksanaan Cheng Beng tak berbarengan. Umumnya berjarak sepekan. Meski demikian, puncak Cheng Beng digelar serentak, yakni pada 5 April ini.

Untuk turut merasakan sakralnya perayaan Cheng Beng, Anda bisa mengunjungi berbagai daerah. Agni menyebut Lasem, Pontianak, dan Tegal. Ada apa saja di sana?

1. Pontianak

Pontianak, selain didominasi oleh etnis Melayu, juga dipadati oleh masyarakat etnis Tionghoa. Menemukan kantong permukiman warga Tionghoa di Pontianak tak sulit. “Ada daerah pecinan,” tutur Agni.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tiap tahun, pecinan Pontianak kesohor sebagai salah satu daerah teramai yang menggelar perayaan-perayaan Cina, setelah Singkawang. Tentu, tak jauh dari permukiman etnis Tionghoa, ada makam-makam Cina. Masyarakat umumnya menjalankan ritual di sana saat Cheng Beng.

2. Lasem

Makam Han atau Han Wee Sing yang legendaris dengan kisah kutukannya selalu menjadi daya tarik utama wisatawan ketika mengunjungi Lasem. Makam ini menyimpan kisah kutukan Han—dulunya saudagar Cina kaya—kepada keturunannya setelah ia ditelantarkan oleh anak-anaknya.

Agni menyebut, di makam Han setiap tahun pun turut digelar Cheng Beng. Wisatawan bisa datang untuk ikut merayakan sakralnya momen bersih-bersih makam sambil memahami legendanya.

3. Tegal

Tak banyak yang menyangka kalau Tegal juga punya daerah pecinan. Di sana terdapat kampung permukiman etnis Tionghoa tua. Bahkan terdapat kelenteng legendaris bernama Kelenteng Tek Hay Kiong yang usianya diperkirakan sudah 300 tahun lebih. Ada pula kuburan Cina yang khidmat merayakan Cheng Beng tiap tahun di sana.

Artikel lain: Ini Rahasia Kenikmatan Soto Gading Langganan Jokowi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Punya Makna Mendalam, Apa Saja Ritual dan Tradisi Penting Sebelum dan Sesudah Imlek?

3 Februari 2024

Warga keturunan Tionghoa membersihkan rupang di Klenteng Xiang Ma di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu 23 Januari 2022. Kegiatan tersebut sebagai persiapan menyambut perayaan Tahun Baru Imlek 2573 pada 1 Februari 2022. ANTARA FOTO/Arnas Padda
Punya Makna Mendalam, Apa Saja Ritual dan Tradisi Penting Sebelum dan Sesudah Imlek?

Imlek tidak hanya soal angpau dan barongsai. Ada tradisi dengan makna mendalam sebeum dan sesudah Imlek.


Asal usul Ritual Bakar Uang Arwah, Tradisi Etnis Tionghoa Saat Cheng Beng

4 April 2023

Seorang pria etnis Tionghoa melempar jinzhi atau uang arwah atau kertas emas, pada patung Dewa Cina, Da Shi Ye yang terbuat dari kertas saat berlangsungnya festival Ghost di Kajang, di Kuala Lumpur, Malaysia, 13 Agustus 2016. AP Photo
Asal usul Ritual Bakar Uang Arwah, Tradisi Etnis Tionghoa Saat Cheng Beng

Tradisi bakar uang arwah dipercaya dilakukan sejak zaman Dinasti Tang.


Festival Cheng Beng, Tradisi Unik Masyarakat Tionghoa setelah Cap Go Meh

24 Januari 2023

Petugas meletakkan bunga mawar di atas kuburan di komplek pemakaman Yuhanshan di Jinan, Provinsi Shandong, Cina, 2 April 2020. Perayaan Cheng Beng atau Festival Qingming merupakan ritual tahunan etnis Tionghoa untuk bersembahyang dan ziarah kubur.  Xinhua/Wang Kai
Festival Cheng Beng, Tradisi Unik Masyarakat Tionghoa setelah Cap Go Meh

Tiga bulan setelah Cap Go Meh, masyarakat Tionghoa menggelar Cheng Beng untuk mengenang leluhur mereka.


Festival Ceng Beng, Simak Perayaannya di Krematorium Jakarta

12 April 2018

Suasana tempat penitipan abu jenazah masyarakat Tionghoa-Buddha pada Festival Cheng Beng di Krematorium Cilincing, Jakarta 1 April 2018. Tempo/ANASTASIA DAVIES
Festival Ceng Beng, Simak Perayaannya di Krematorium Jakarta

Festival Ceng Beng adalah kegiatan rutin tahunan yang dirayakan masyarakat Tionghoa. Festival Ceng Beng adalah waktu untuk mengingat leluhur.


Puncak Cheng Beng, Keluarga Tionghoa Bawa Hantaran Benda Berharga

5 April 2018

Kotak koper berisi 'bekal' untuk leluhur dan keluarga yang telah meninggal pada Festival Cheng Beng di Krematorium Cilincing, Jakarta 1 April 2018. Tempo/ANASTASIA DAVIES
Puncak Cheng Beng, Keluarga Tionghoa Bawa Hantaran Benda Berharga

Puncak perayaan Cheng Beng atau ziarah kubur yang lekat dengan budaya Cina jatuh pada hari ini, 5 April 2018.


Festival Ceng Beng, Apa Saja yang Harus Dibawa?

5 April 2018

Masyarakat Tionghoa sembahyang pada Festival Cheng Beng di Krematorium Cilincing, Jakarta pada 1 April 2018. Tempo/ANASTASIA DAVIES
Festival Ceng Beng, Apa Saja yang Harus Dibawa?

Festival Ceng Beng menjadi momen untuk kembali mengenang dan mengunjungi leluhur dalam masyarakat Tionghoa. Apa saja yang harus dibawa?


Festival Ceng Beng, Makna di Balik Bau Pembakaran saat Kremasi

5 April 2018

Tempat sembahyang pada Festival Cheng Beng di Krematorium Cilincing, Jakarta 1 April 2018. Tempo/ANASTASIA DAVIES
Festival Ceng Beng, Makna di Balik Bau Pembakaran saat Kremasi

Puncak Festival Ceng Beng jatuh pada hari ini, 5 April 2018. Namun atmosfirnya sudah terasa 10 hari sebelum acara puncak.


Festival Cheng Beng, Ikhlas Jadi Kunci Proses Kremasi

4 April 2018

Suasana tempat penitipan abu jenazah masyarakat Tionghoa-Buddha pada Festival Cheng Beng di Krematorium Cilincing, Jakarta 1 April 2018. Tempo/ANASTASIA DAVIES
Festival Cheng Beng, Ikhlas Jadi Kunci Proses Kremasi

Festival Cheng Beng adalah saat keluarga melakukan sembahyang ke makam leluhurnya. Festival Cheng Beng ingatkan kita dalam proses kremasi


Kremasi : Kenapa Kendi Abu Jenazah Sebaiknya dari Tanah Liat?

4 April 2018

Kendi yang digunakan untuk menyimpan abu jenazah berbahan dasar tanah liat. Tempo/Mitra Tarigan
Kremasi : Kenapa Kendi Abu Jenazah Sebaiknya dari Tanah Liat?

Salah satu barang yang tidak kalah penting dalam proses kremasi adalah kendi. Kendi seperti apa yang sebaiknya digunakan?


Festival Cheng Beng : Mengenal Kremasi di Berbagai Negara

4 April 2018

ilustrasi kremasi di India (Pixabay.com)
Festival Cheng Beng : Mengenal Kremasi di Berbagai Negara

Festival Cheng Beng adalah saat di mana masyarakat Tionghoa melakukan sembahyang atau ziarah ke makam para leluhurnya.