TEMPO.CO, Jakarta – Eks Pabrik Gula Colomadu di Karanganyar, Jawa Tengah, kini bersolek. Dalam setahun terakhir, sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) bersinergi untuk mengembangkannya menjadi tempat wisata.
Sebagai upaya mengembangkan eks pabrik gula itu, pada April 2017, PT PP (Persero) Tbk, PT PP Properti Tbk, PT Taman Wisata Candi Prambanan, Borobudur, dan Ratu Boko (Persero), serta PT Jasa Marga Properti, bekerja sama membentuk PT. Sinergi Colomadu. Sejumlah BUMN ini lantas mulai merevitalisasi pabrik gula.
Baca juga: Pelancongan Budaya ke Pabrik Gula Colomadu
Pada Sabtu, 24 Maret, Pabrik Gula Colomadu, yang kini bernama The Tjolomadoe, diresmikan. Peresmiannya mengundang musikus internasional, David Foster. Konser itu diadakan di Tjolomadoe Hall atau ruang pertunjukan yang dibangun khusus untuk pentas-pentas budaya.
Pasca-peresmian, The Tjolomadoe disiapkan menerima wisatawan. Di bangunan seluas 1,3 hektare yang membentang di atas lahan 6,4 hektare, bekas pabrik tersebut disulap menjadi tempat melancong tanpa menghilangkan muatan sejarahnya.
Beberapa titik di The Tjolomadu lantas menjadi spot selfie atau berfoto bagi penggemar wisata digital. Seorang wisatawan bernama Armand, pemilik akun YouTube FPG Vlog, mengunggahnya melalui video blog atau vlog.
Armand mengunggah dua video berjudul De Tjolomadoe. Keduanya menampilkan situasi eks pabrik gula saat proses revitalisasi dan pasca-revitalisasi. Dalam video teranyar berdurasi 12.57 menit yang diunggah, pengguna aktif akun YouTube ini menampilkan gambar The Tjolomadoe terkini.
Pada rekaman itu, bangunan pabrik terlihat tak berubah. Gedung kuno dengan cerobong asap tinggi dan koridor yang dihiasi pintu-pintu melengkung masih dijaga utuh. Hanya, semua sisi bangunan dicat baru dengan warna broken white atau putih tulang.
Juga terdapat lampu-lampu taman di sekitar koridor sehingga bangunan tetap terang saat malam hari. Wisatawan banyak berfoto di titik ini, baik siang maupun malam.
Memasuki area bangunan, akan tampak mesin-mesin buatan Jerman yang masih dipertahankan. Roda-roda besi terpampang di hall yang luas. Di dalam gedung, terdapat area bernama Stasiun Gilingan. Mesin-mesin gilingan tebu tempo dulu dipajang di sana. Tentunya sudah dicat ulang dengan dominasi warna kuning dan abu-abu.
Di dekat mesin, digelar partisi untuk pameran foto yang menampilkan potret pabrik masa lampau. Bergeser ke sisi lain, ada sebuah area komersial. Area komersial ini diisi oleh tenan-tenan kafe. Arsitektur industrial didesain untuk menghiasi kafe-kafe tersebut. Di sana, pengunjung bisa menyeruput kopi sambil berfoto.
Gedung The Tjolomadoe dipercantik dengan pemasangan keramik yang artistik. Unsur catur kuning-hitam dipoleskan di hampir seluruh bagian lantai.
Artikel Lain: Seribu Motor Kuno Akan Kumpul di Colomadu
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | ANTARA | YOUTUBE