TEMPO.CO, Jakarta - Kebakaran hebat terjadi di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, Selasa petang, 27 Februari 2017. Api melahap toko tekstil Isardas tanpa ampun. Tak ada barang yang bisa diselamatkan.
Mantan karyawan toko Isardas, Sukirno, mengatakan toko yang terbakar itu sudah berdiri sejak 1929. "Jadi usianya sekarang 89 tahun," kata pria 38 tahun itu. Ia mengaku pernah bekerja sepuluh tahun di toko tersebut.
Di kawasan Pasar Baru atau Passer Baroe memang terdapat banyak bangunan kuno peninggalan Belanda. Tempat ini telah berkembang sejak abad ke-19. Saat itu, Gubernur Jenderal Daendels mengembangkan Batavia lama di Kota ke arah selatan di kawasan Weltevreden di Lapangan Banteng sekarang.
Kawasan ini berada di selatan Batavia lama dan diperuntukkan bagi orang-orang kaya di permukiman elite di Rijswijk serta Noordwijk atau Jalan Veteran dan Jalan Juanda sekarang. Itulah sebabnya, di sekitar Pasar Baru terdapat gedung-gedung pemerintah, seperti schouwburg atau gedung kesenian dan kantor pos.
Sebelum dibuka pada 1820, Pasar Baru hanya pasar sederhana, tempat pedagang pikulan pribumi menjual hasil kebunnya serta pedagang kelontong Tionghoa. Daendels membeli tanah di kawasan Pasar Baru pada 1809 dan merencanakannya untuk pasar.
Pada awal 1825, Pasar Baru disewakan kepada masyarakat dengan sistem los. Los-los terdiri atas kumpulan toko yang membujur searah dan bersisian dari seberang jembatan schouwburg.
Di pasar inilah, untuk pertama kalinya sebuah toko menjual berbagai barang dengan mencantumkan harga pas. Pemiliknya Tio Tek Hong, pria asal Pasar Baru. Tio pula yang menjadi orang pertama yang menutup toko setiap Ahad dan hari raya.
Sejak dulu pula, Sungai Ciliwung atau Kali Pasar Baru yang melintas di Pasar Baru digunakan untuk lomba perahu pada pesta tahunan Peh Cun tanggal 5 bulan 5 penanggalan Cina oleh orang-orang Tionghoa. Perahu-perahu dihias, di antaranya dengan topeng kepala naga.
Setiap lomba digelar, penduduk tumpah-ruah, tak hanya orang-orang Tionghoa. Lomba perahu digelar untuk memperebutkan batang bambu berdaun yang diikat sapu tangan, cita, dan sebungkus kecil candu seharga 32 sen.
DRIYAN | BERBAGAI SUMBER | ENDRI K.
Artikel lain: Saat Sholat Jumat, Perayaan Cap Go Meh Berhenti Sementara