Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Seru, Mengarak Pengantin Kopi di Keboen Kopi Karanganjar Blitar

image-gnews
 Ritual mengarak sesajen temanten kopi di  Keboen Kopi Karanganjar Dusun Karanganyar Timur, Desa Modangan, Kecamatan Nglegok, Blitar. Foto; Dokumentasi Keboen Kopi
Ritual mengarak sesajen temanten kopi di Keboen Kopi Karanganjar Dusun Karanganyar Timur, Desa Modangan, Kecamatan Nglegok, Blitar. Foto; Dokumentasi Keboen Kopi
Iklan

TEMPO.CO, Blitar - Barangkali terdengar tak lazim: mengarak pengantin kopi berjenis kelamin lelaki dan perempuan. Namun ini benar-benar terjadi di Keboen Kopi Karanganjar atau De Karanganjar Koffieplantage, Dusun Karanganyar Timur, Desa Modangan, Kecamatan Nglegok, Blitar. 

Baca juga:

Nikmatnya Mencecap Kopi ala Kafe Era Kolonial di Blitar

Menyempurnakan Sore, Ngopi dan Selfie di Kafe D'Pakar

Mengarak temanten —atau pengantin dalam bahasa Indonesia—merupakan ritual yang tiap tahun dilaksanakan pengelola perkebunan. Tujuannya untuk menyambut panen raya. Biasanya digelar pada Juni atau Juli.

“Sebagai wujud syukur sekaligus doa supaya kegiatan memanen kopi berjalan lancar,” kata pemilik De Karanganjar Koffieplantage kepada Tempo pada Minggu, 21 Januari 2017 di Blitar.Bekas pabrik sekaligus gudang perkebunan kopi di Karanganyar, Blitar, kini menjadi tujuan wisata baru. Tempo?Hari Tri Warsono

Ritual mengarak temanten diawali dengan memetik biji kopi di kebun. Biji kopi yang dipilih sebagai pengantin adalah yang tumbuh di pohon paling subur. Para tokoh masyarakat yang dianggap sesepuh akan memotong dua batang kayu di pohon itu.

Kemudian, para sesepuh mengidentifikasi mana batang dengan biji yang dianggap berjenis perempuan atau wadon dan laki-laki atau lanang. “Yang tahu mana lanang mana wadon cuma sesepuhnya,” tutur Herry.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lepas dipetik, kopi lanang dan wadon dibungkus kain mori dan diarak keliling perkebunan serta keliling kampung. Nama arak-arakan ini ngunduh manten. Biasanya diikuti oleh semua karyawan perkebunan. Masing-masing membawa sesajen yang juga berisi biji-biji kopi. Pengaraknya berkostum adat Jawa, seperti blangkon untuk laki-laki dan kebaya lurik untuk perempuan.

Tak cuma diikuti rombongan yang membawa sesajen, ngunduh manten diikuti oleh iringan gending gamelan. Seperti pengantin sesungguhnya, biji-biji kopi itu kemudian dibawa ke pendopo untuk diletakkan di “pelaminan” seusai diarak.

Kalau sudah sampai di pendopo, ritual dianggap kelar. Para karyawan perkebunan dan masyarakat sekitar lantas mengadakan kenduri atau selamatan. Mereka berkumpul  melingkar dan mengudap makanan bersama-sama, selayaknya pesta.

Ritual mengarak temanten ini terbuka untuk umum. Wisatawan dari luar daerah pun boleh mengikuti proses upacaranya tanpa dipungut biaya khusus. Sebagai syarat, bila ingin ikut ritual, wisatawan hanya perlu datang mengenakan sandangan adat Jawa.

Ritual ini biasanya digelar pagi-pagi. Bila tak ingin ketinggalan momentum, wisatawan bisa menginap di homestay yang disediakan pengelola perkebunan di kawasan De Karanganjar Koffieplantage. Biayanya berkisar Rp 150 ribu per kamar.

Adapun akses menuju De Karanganjar Koffieplantage terbilang gampang-gampang susah. Letaknya memang tak jauh-jauh amat dari Stasiun Blitar. Jaraknya berkisar 16 kilometer. Namun tak ada angkutan umum yang khusus mengantar pengunjung ke sana. Jadi, perlu menyewa kendaraan pribadi.

Biaya untuk sewa mobil berkisar mulai Rp 100 ribu. Sedangkan sewa motor rata-rata Rp 75 ribu. Bisa juga naik ojek online dengan tarif Rp 30-40 ribu atau ojek konvensional dengan tarif sesuai dengan negosiasi.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

4 hari lalu

Warga menggiling biji kopi Robusta  petik merah di Desa Kali Banger, Gemawang, Temanggung, Jawa Tengah, Kamis, 20 Juli 2023. Harga biji kopi Robusta basah saat ini melonjak menjadi Rp11.500 per kilogram dari harga tahun lalu yang hanya Rp7.000 per kilogram, yang menurut pedagang harga tersebut merupakan termahal sepanjang sejarah kopi di Indonesia. ANTARA/Anis Efizudin
Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

Atase Perdagangan Kairo, M Syahran Bhakti berharap eksportir kopi Indonesia dapat memenuhi permintaan dari Mesir pada 2024 ini di atas Rp 1,5 triliun.


Inilah Alasan Disarankan Tidak Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat

26 hari lalu

Ilustrasi pria  minum kopi. fadquip.com
Inilah Alasan Disarankan Tidak Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat

Minum kopi sebelum penerbangan tak hanya meningkatkan risiko kembung, tapi juga menyebabkan dehidrasi yang berujung pada rasa mual dan sakit kepala.


Kopi Kenangan Sajikan Blewah Mewah, Menu Segar untuk Berbuka Puasa

32 hari lalu

Kopi Kenangan Sajikan Blewah Mewah, Menu Segar untuk Berbuka Puasa

Menu andalan Blewah Tea dengan taburan Blewah Jelly yang terbuat dari ekstrak buah asli


Alasan Penderita Epilepsi Tak Boleh Banyak Minum Kopi

35 hari lalu

ilustrasi minum kopi (pixabay.com)
Alasan Penderita Epilepsi Tak Boleh Banyak Minum Kopi

Penderita epilepsi diminta tidak minum kopi berlebihan untuk menghindari kejang. Pasalnya, kafein justru dapat meningkatkan frekuensi kejang.


Berapa Banyak Konsumsi Kopi dan Teh yang Pas saat Puasa?

39 hari lalu

Ilustrasi kopi. Foto: Pixabay/Clayton Majona
Berapa Banyak Konsumsi Kopi dan Teh yang Pas saat Puasa?

Ahli gizi dari RS Cipto Mangunkusumo Kencana Fitri Hudayani SST, M.Gz memberi tips mengonsumsi teh atau kopi yang pasa saat puasa.


Organisasi Ini Minta Wisatawan di Bali Tidak Minum Kopi Luwak, Kenapa?

45 hari lalu

Ilustrasi wanita minum kopi. Foto: Unsplash.com/Engin Akyurt
Organisasi Ini Minta Wisatawan di Bali Tidak Minum Kopi Luwak, Kenapa?

People for the Ethical Treatment of Animals atau PETA meminta wisatawan di Bali menghindari minum kopi luwak setelah melakukan penyelidikan.


Dukung Kebahagiaan Keluarga Indonesia, Kapal Api Gelar Mudik Gratis

48 hari lalu

Dukung Kebahagiaan Keluarga Indonesia, Kapal Api Gelar Mudik Gratis

Selain mudik gratis, peserta juga mendapatkan asuransi perjalanan dan fasilitas lainnya.


Hari Kopi Nasional, Investigasi PETA Ungkap Luwak Bali Tetap Dieksploitasi Demi Cita Rasa

49 hari lalu

Tangkapan layar video hasil investigasi PETA di peternakan luwak di Bali. TEMPO/Irsyan
Hari Kopi Nasional, Investigasi PETA Ungkap Luwak Bali Tetap Dieksploitasi Demi Cita Rasa

Investigasi terbaru PETA merekam bagaimana luwak di Bali masih terus dieksploitasi demi cita rasa kopi luwak.


7 Manfaat Minum Kopi Tanpa Gula

56 hari lalu

Ilustrasi kopi hitam tanpa gula. Foto: Freepik/8photo
7 Manfaat Minum Kopi Tanpa Gula

Tidak hanya menyajikan kenikmatan, kopi hitam tanpa gula memiliki sejumlah manfaat kesehatan yang menarik. Apa saja?


Ini Efek Samping Sering Minum Kopi Hitam Tanpa Gula

56 hari lalu

Ilustrasi kopi hitam tanpa gula. Foto: Freepik/8photo
Ini Efek Samping Sering Minum Kopi Hitam Tanpa Gula

Meskipun kopi hitam memberikan sejumlah manfaat kesehatan, penting untuk mengonsumsinya dengan bijak.