TEMPO.CO, Kediri - Merayakan pergantian tahun tak harus dengan kebisingan dan keramaian. Bermalam di bawah tenda tepi hutan dengan api unggun menjadi alternatif menarik untuk dicoba. Jika bosan dengan perayaan malam tahun baru yang itu-itu saja, mungkin sudah waktunya mencoba suasana baru.
Baca: Menyambut Tahun Baru di Tanah Tertinggi
Pengelola kawasan hutan wisata Irenggolo menyiapkan acara khusus bagi yang ingin bermalam di alam terbuka lereng Gunung Wilis. “Silakan pesan tempat dulu biar tak kehabisan tenda,” kata Sudiro, ketua kelompok tani Dusun Besuki, Desa Jugo, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, yang menjadi salah satu pengelola wanawisata, Kamis, 29 Desember 2017.
Tak seperti tempat wisata lain, wanawisata ini dikelola secara swadaya dengan melibatkan petani di sekitar hutan. Mereka mencari nafkah dengan menanam kopi dan beternak sambil memanfaatkan sumber daya alam yang ada untuk berdagang. Salah satunya adalah berjualan makanan khas komoditas pegunungan, seperti daun pakis dan kopi Arabika.
Keberadaan air terjun yang bermuara di sendang dangkal menjadi daya tarik utama tempat wisata ini. Tekstur air yang berkelok sebelum mendarat ke sendang dan mengalir melalui anak sungai menjadi jujukan para pelancong. Kedalaman air yang tak pernah lebih dari setinggi lutut memungkinkan siapa pun untuk berendam dan berfoto di bawah air terjun dengan aman.
Melihat potensi tersebut, pemerintah daerah memaksimalkan seluruh sumber daya di Dusun Besuki dengan melibatkan petani setempat. Hingga terciptalah berbagai wahana, seperti camping, flying fox, hingga gerai kuliner.
Menu nasi jagung dan oseng pakis menjadi kuliner khas wisata Irenggolo. TEMPO/Hari Tri Wasono
Karena lokasinya yang cukup tinggi, yakni mencapai hampir lebih dari 700 meter di atas permukaan laut (mdpl), suasana kawasan wisata ini selalu adem. Sinar matahari pun nyaris tak bisa menembus pekatnya kabut yang selalu menutupi udara sekitar. “Tidak bisa dibedakan apakah pagi, siang, atau sore,” kata Mery Komala, salah satu pelancong asal Blitar.
Bersama teman kantornya, ibu satu anak ini berencana menghabiskan malam tahun baru di alam. Sebagai pegawai di lembaga perbankan, Mery mengaku bosan menikmati suasana hiruk pikuk. Apalagi putra semata wayangnya tak keberatan menjajal nuansa baru di tempat sepi.
Hal lain yang menarik perhatian Mery tentang tempat ini adalah kulinernya. Di sini, hampir seluruh lapak menyediakan nasi tiwul dan nasi jagung yang diolah dengan berbagai bumbu. Makanan kaya serat dan rendah karbo ini makin nikmat disandingkan dengan ikan asin, oseng pakis, tahu, dan tempe goreng, serta sambal pedas. “Saya paling suka nasi jagung goreng,” ujar Mery.
Mery bukanlah satu-satunya pelancong yang ingin menghabiskan malam tahun baru di alam terbuka. Puluhan pengunjung lain sudah memesan tenda-tenda untuk menginap di bawah pohon pinus. Tak heran jika jumlah kunjungan di tempat wisata ini terus meningkat pada penghujung tahun.