Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kota Bau-bau adalah Paket Lengkap untuk Liburan Akhir Tahun

Reporter

image-gnews
Kota Baubau, Sulawesi Tenggara. youtube.com
Kota Baubau, Sulawesi Tenggara. youtube.com
Iklan

TEMPO.CO, Buton - Jalan-jalan ke Bau-bau, kota terbesar di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, seperti menikmati paket lengkap sebuah liburan akhir tahun.  Bagaimana tidak, dari kekayaan sejarah hingga keindahan panorama tersedia di kawasan ini.

Tak hanya itu, Bau-bau pun bak seperti Nusantara kecil, karena hampir semua etnis di republik seperti ada wakilnya di kota Baubau.

Eksistensi Baubau tak dapat dipisahkan dari sejarah Kesultanan Buton. Sejak lama, kota yang dipisahkan daratan dan lautan sepanjang 1.995,3 kilometer dari Jakarta ini sudah dikenal beragam suku bangsa di Nusantara dan dunia.

Hal itu terjadi berkat kekayaan alam dan posisinya yang penting dalam perdagangan maritim. Naskah Negarakertagama karya Mpu Prapanca, pujangga yang hidup di zaman Kerajaan Majapahit, sudah menyebut Buton pada 1365 Masehi (Ihsana, 2017).Kota Baubau, Sulawesi Tenggara. youtube.com

Sebagian jejak warisan orang-orang terdahulu,  terwujud indah dalam arsitektur bangunan, kesusastraan, legenda, maupun nilai-nilai budaya masyarakat Buton. Semua itu masih dapat dijumpai dan dirasakan kehadirannya hingga kini.

Pada linimasa yang berbeda, sejumlah kapal milik PT Pelni (Persero) seperti Kapal Motor Bukit Siguntang, KM Ciremai, dan KM Dobonsolo juga memasukkan Baubau ke dalam rute pelayarannya di wilayah tengah dan timur Nusantara.

Baubau pun merupakan salah satu pintu masuk ke Pulau Wangi-Wangi, pulau yang menjadi pintu gerbang menuju Taman Laut Wakatobi yang masyhur.

Lingkungan kota relatif bersih dan hijau.  Cocok untuk dijelajahi degan nyaman. Terlihat wajah kekinian kota hadir dengan beragam keunikan ikon yang menunjukkan akulturasi budaya lokal dan asing di masa silam.

Mari mampir ke adalah Masjid Agung Keraton (Masigi Ogena) dan Benteng Keraton. Bangunan pelindung keratin itu membentang sepanjang 2,74 kilometer dan mengelilingi area seluas 22,8 hektare.

Benting ini diyakini sebagai yang terluas di dunia. Benteng tersebut dilengkapi gudang mesiu dan beragam gerbang (lawana), seperti: Lawana Waborobo, Kampebuni, Wandailolo, Lanto, Rakia, Gundu-Gundu, Lantongau, Melai, Burukene, Bariya, dan Kalau.Monumen Naga di kota Baubau, Sulawesi Tenggara. ANTARA/Zabur Karuru

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di dalam lingkungan benteng ini pula, Masjid Agung Keraton, makam Sultan Murhum Kaimudin Khalifatul Khamis, Raja Buton VI, berada. Dialah yang mengubah sistem pemerintahan kerajaan menjadi kesultanan pada 1541 Masehi sekaligus menjadi Sultan pertama Buton setelah memeluk Islam.

Di kawasan ini pula beberapa bangunan bersejarah peninggalan Kesultanan Buton lainnya berdiri.

Di luar masjid dan benteng, Kota Baubau pun terhampar pesona keindahan bahari dan alam perbukitan yang menawan.   Juga ada banyak pilihan tujuan wisata lain: Pantai Nirwana, Lakeba, Kolagana, Sulaa, Kamali dan Kotamara; Cagar Alam Wakonti; Pemandian Alam Bungi; Bukit Kalampa; Air Terjun Samparona dan Terjun Lagawuna; Gua Lakasa dan Kaisabu; Batu Poaro; serta Permandian Kelapa Gading Ngkaring-Ngkaring.

Kota Bau-bau memang paket lengkap untuk berlibur akhir tahun.

ANTARA

Berita lain:

Mengenal Oleh-oleh Khas dari Myanmar: Bedak Thanaka

Tari Minang Rantau Berbisik Disambut Hangat Publik Austria

Libur Akhir Tahun, Melihat Koleksi Baru SEA Aquarium Singapura

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Baubau Raih Banyak Penghargaan di HUT ke-18

31 Oktober 2019

Wali Kota Baubau - Dr. H. AS. Tamrin, MH yang bertindak sebagai Pembina upacara.
Baubau Raih Banyak Penghargaan di HUT ke-18

Wali Kota Baubau juga menyampaikan rasa syukur bahwa Baubau dalam tahun 2019 ini telah memperoleh beberapa penghargaan nasional.


250 Hektare Sawah di Baubau Terendam Banjir

19 Maret 2016

Siswa sekolah dasar pulang dari sekolah menggunakan sampan saat melintasi area persawahan yang terendam banjir di Perkampungan Romang Tangayya, Kelurahan Manggala, Makassar, 12 Februari 2016. Para pelajar dan warga sekitar menggunakan sampan untuk beraktifitas sehari-hari akibat banjir. TEMPO/Fahmi Ali
250 Hektare Sawah di Baubau Terendam Banjir

Sejumlah petani baru saja menanam bibit di sawah yang terendam banjir di Baubau.