Roti Kolmbeng, Rasa dan Teksturnya Aduhai

Reporter

Editor

Elik Susanto

Senin, 2 Januari 2017 16:14 WIB

Roti Kolmbeng. twitter

TEMPO.CO, Jakarta - Roti Kolmbeng yang ada sejak masa kolonial Belanda, sampai saat ini masih terus diproduksi oleh peduduk Dusun Beluran, Sidomoyo, Godean, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pelanggannya makin banyak dari berbagai kota.

"Saya merupakan generasi ke dua yang membuat roti kolmbeng ini. Usaha ini sebenarnya meneruskan usaha orang tua, tetapi sampai saat ini peminat masih cukup banyak," kata perajin roti Kolmbeng di Desa Sidomoyo, Yuliawati, Senin, 2 Januari 2017.

Baca: 10 Makanan Enak yang Paling Dicari 2016

Menurut dia, roti yang dulu merupakan perlengkapan sesaji ini bisa bertahan karena disukai masyarakat. Makanan ini tak tergerus oleh roti-roti buatan pabrikan. "Dulu roti tradisional berbahan tepung tapioka dan bercita rasa rempah-rempah ini untuk sesaji, kini memang semakin jarang ditemui (dipakai sesaji)," kata Yuliawati.

"Roti ini masih banyak yang menyukai, masih banyak pelanggan, makanya saya dan adik saya tetap membuat roti in, untuk memenuhi pelanggan dan meneruskan usaha orang tua," tutur Yuliawati.

Baca: Menu Khas Makassar yang Layak Anda Cicipi

Tidak seperti namanya yang rumit diucapkan, tampilan roti kolmbeng segi empat ini tampilannya sederhana. Warnanya cokelat polos dan bertabur irisan kacang di bagian tengahnya. "Roti ini sangat renyah saat dimakan. Karena ini banyak orang menyukainya," katanya.

Yuliawati mengatakan, dirinya mulai meneruskan usaha orang tua sejak 1994.
"Rata-rata satu hari saya dan adik membuat roti kolmbeng ini 1.000 biji," kata Yuliawati. Harga 10 biji roti Rp 10 ribu. Bila membeli satuan, harganya Rp 1.200 per bijinya. "Sebulan kami mampu memproduksi 16 ribu roti. Nilainya belasan juta rupiah."

Di Kota Yogyakarta, Yuliawati melanjutkan, dulu roti kolmbeng hanya dijual oleh pedagang "tenongan" (pedagang makanan keliling) di luar Pasar Beringharjo. Sekarang sudah banyak dijual di warung-warung. "Pelanggan yang membeli langsung ke sini, biasanya dijual lagi," kata Yuliawati.

Makanan tradisional ini tergolong langka. Roti kolmbeng dibuat tidak pakai pengawet. Selain dijual di pasar juga untuk suguhan saat pesta pernikahan. "Kalau nama kolmbeng sendiri saya tidak tahu dari mana asalnya, tidak ada yang tahu pasti, apa arti sesungguhnya," katanya.

Dalam membuat roti kolmbeng, Yuliawati mengaku cukup rumit. Tidak semua orang telaten membuat roti ini. Bahannya antara lain tepung tapioka, gula pasir, telur bebek serta rempah-rempah. "Mengolahnya diperlukan ketelatenan supaya mendapatkan rasa dan tekstur yang pas. Proses oven dibutuhkan suhu panas yang sedang untuk menjaga kerenyahan roti saat matang," kata Yuliawati.

ANTARA

Berita terkait

Sepuluh Tahun Tak Dapatkan Hak Milik, Penghuni Apartemen Malioboro City Sleman Protes

11 jam lalu

Sepuluh Tahun Tak Dapatkan Hak Milik, Penghuni Apartemen Malioboro City Sleman Protes

Warga penghuni Apartemen Malioboro City Yogyakarta di Sleman minta Pemerintah Sleman turun tangan selesaikan kasus mereka.

Baca Selengkapnya

Solo Indonesia Culinary Festival 2024, Ada Pembagian 1.000 Porsi Soto hingga Edukasi Kuliner

2 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024, Ada Pembagian 1.000 Porsi Soto hingga Edukasi Kuliner

Festival kuliner ini diharapkan jadi ajang promosi potensi kuliner daerah sekaligus memperkuat branding Solo sebagai Food Smart City.

Baca Selengkapnya

Chef Juna dan Renatta Kenalkan Dua Kuliner Khas Tanah Morotai

3 hari lalu

Chef Juna dan Renatta Kenalkan Dua Kuliner Khas Tanah Morotai

Chef Juna dan Chef Renatta kenalkan Siput Popaco dan Sayur Lilin dari Morotai

Baca Selengkapnya

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

5 hari lalu

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina

Baca Selengkapnya

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

6 hari lalu

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

PPJI berharap ke depan ada produk-produk kuliner jenis lainnya yang bisa diekspor seperti halnya rendang.

Baca Selengkapnya

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

12 hari lalu

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru

Baca Selengkapnya

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

15 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

25 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

26 hari lalu

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.

Baca Selengkapnya

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

27 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.

Baca Selengkapnya