TEMPO.CO, Jakarta - Roti Kolmbeng yang ada sejak masa kolonial Belanda, sampai saat ini masih terus diproduksi oleh peduduk Dusun Beluran, Sidomoyo, Godean, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pelanggannya makin banyak dari berbagai kota.
"Saya merupakan generasi ke dua yang membuat roti kolmbeng ini. Usaha ini sebenarnya meneruskan usaha orang tua, tetapi sampai saat ini peminat masih cukup banyak," kata perajin roti Kolmbeng di Desa Sidomoyo, Yuliawati, Senin, 2 Januari 2017.
Baca: 10 Makanan Enak yang Paling Dicari 2016
Menurut dia, roti yang dulu merupakan perlengkapan sesaji ini bisa bertahan karena disukai masyarakat. Makanan ini tak tergerus oleh roti-roti buatan pabrikan. "Dulu roti tradisional berbahan tepung tapioka dan bercita rasa rempah-rempah ini untuk sesaji, kini memang semakin jarang ditemui (dipakai sesaji)," kata Yuliawati.
"Roti ini masih banyak yang menyukai, masih banyak pelanggan, makanya saya dan adik saya tetap membuat roti in, untuk memenuhi pelanggan dan meneruskan usaha orang tua," tutur Yuliawati.
Baca: Menu Khas Makassar yang Layak Anda Cicipi
Tidak seperti namanya yang rumit diucapkan, tampilan roti kolmbeng segi empat ini tampilannya sederhana. Warnanya cokelat polos dan bertabur irisan kacang di bagian tengahnya. "Roti ini sangat renyah saat dimakan. Karena ini banyak orang menyukainya," katanya.
Yuliawati mengatakan, dirinya mulai meneruskan usaha orang tua sejak 1994. "Rata-rata satu hari saya dan adik membuat roti kolmbeng ini 1.000 biji," kata Yuliawati. Harga 10 biji roti Rp 10 ribu. Bila membeli satuan, harganya Rp 1.200 per bijinya. "Sebulan kami mampu memproduksi 16 ribu roti. Nilainya belasan juta rupiah."
Di Kota Yogyakarta, Yuliawati melanjutkan, dulu roti kolmbeng hanya dijual oleh pedagang "tenongan" (pedagang makanan keliling) di luar Pasar Beringharjo. Sekarang sudah banyak dijual di warung-warung. "Pelanggan yang membeli langsung ke sini, biasanya dijual lagi," kata Yuliawati.
Makanan tradisional ini tergolong langka. Roti kolmbeng dibuat tidak pakai pengawet. Selain dijual di pasar juga untuk suguhan saat pesta pernikahan. "Kalau nama kolmbeng sendiri saya tidak tahu dari mana asalnya, tidak ada yang tahu pasti, apa arti sesungguhnya," katanya.
Dalam membuat roti kolmbeng, Yuliawati mengaku cukup rumit. Tidak semua orang telaten membuat roti ini. Bahannya antara lain tepung tapioka, gula pasir, telur bebek serta rempah-rempah. "Mengolahnya diperlukan ketelatenan supaya mendapatkan rasa dan tekstur yang pas. Proses oven dibutuhkan suhu panas yang sedang untuk menjaga kerenyahan roti saat matang," kata Yuliawati.
ANTARA
Berita terkait
Sepuluh Tahun Tak Dapatkan Hak Milik, Penghuni Apartemen Malioboro City Sleman Protes
11 jam lalu
Warga penghuni Apartemen Malioboro City Yogyakarta di Sleman minta Pemerintah Sleman turun tangan selesaikan kasus mereka.
Baca SelengkapnyaSolo Indonesia Culinary Festival 2024, Ada Pembagian 1.000 Porsi Soto hingga Edukasi Kuliner
2 hari lalu
Festival kuliner ini diharapkan jadi ajang promosi potensi kuliner daerah sekaligus memperkuat branding Solo sebagai Food Smart City.
Baca SelengkapnyaChef Juna dan Renatta Kenalkan Dua Kuliner Khas Tanah Morotai
3 hari lalu
Chef Juna dan Chef Renatta kenalkan Siput Popaco dan Sayur Lilin dari Morotai
Baca SelengkapnyaMembawa Kuliner Sichuan ke Jakarta
5 hari lalu
Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina
Baca SelengkapnyaPerkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor
6 hari lalu
PPJI berharap ke depan ada produk-produk kuliner jenis lainnya yang bisa diekspor seperti halnya rendang.
Baca SelengkapnyaIkan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan
12 hari lalu
Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru
Baca SelengkapnyaSolo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!
15 hari lalu
Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024
Baca SelengkapnyaDatang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini
25 hari lalu
Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?
Baca Selengkapnya10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura
26 hari lalu
Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.
Baca SelengkapnyaJadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati
27 hari lalu
Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.
Baca Selengkapnya