Meradelima, Ahlinya Penyaji Hidangan Peranakan
Editor
Anisa Luciana pdat
Sabtu, 28 November 2015 08:02 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tahu sudah biasa menjadi teman nasi. Tapi jangan samakan dengan tahu yang satu ini. Ada garis-garis bekas pembakaran dan guyuran kecap nan pedas. Dimakan hangat-hangat lebih nikmat. Disajikan dengan cara ditusuk mirip sate. Tahu spesial itu diberi nama tahu bakar tangkiwutt. Inilah salah satu sajian favorit di Meradelima. Bukan menu baru karena sudah disuguhkan sejak resto ini berlokasi di Plaza Pondok Indah. Berpindah beberapa kali, kini resto dengan slogan “authentic peranakan cuisine” ini hadir di Jalan Wolter Monginsidi Nomor 1, Jakarta Selatan. Di lokasi tak jauh dari Mabes Polri pun, tahu bakar tetap dihadirkan. Bahkan tetap menjadi favorit.
Dari menu bakar-bakaran tak hanya ada tahu bakar, ada juga sate manis ciamik tenan. Liny Adisubrata, salah satu dari enam pemilik resto peranakan ini, menyebutkan, sate ini merupakan salah satu khas hidangan Cina. Aslinya terbuat dari daging babi. Namun, karena resto ini berlabel halal, dibuatlah dengan daging sapi. Merupakan bagian dari hidangan peranakan Cina-Betawi, sate ini mirip sate biasa namun bumbunya terasa kuat. Tentunya berkat kemiri, selain rasa manis karena campuran gula merah.
Liny menyatakan, yang disebut makanan peranakan sebenarnya tak hanya peranakan Cina, tapi juga Arab dan India. Meski yang diangkat di restoran ini memang sajian peranakan Cina. Namun yang namanya olahan peranakan, menurut ibu yang piawai mengolah makanan ini, di setiap daerah tidak selalu sama. “Karena banyak dipengaruhi masakan pribumi,” ia menegaskan. Misalnya, menu peranakan Padang lebih pedas, peranakan Manado pun pasti mendapat pengaruh dari makanan lokalnya.
Meradelima akan mencoba merangkul makanan peranakan dari berbagai daerah, meski saat ini lebih pada peranakan di Pulau Jawa. Hanya, sajian peranakan di sini diberi nama khusus yang beberapa mengundang tawa tamu. Misalnya saja, untuk jenis minuman, ada yang disebut es tua-tua keladi, yang tak lain adalah kelapa muda, ditambah sirop dan susu, serta es mata keranjang (sirsak, kelapa, buah atap, dan susu). Ada pula minuman hangat, seperti wedang ronde yang dikenal sebagai khas Jawa, padahal aslinya justru merupakan olahan orang Tionghoa. Bahkan terkait dengan upacara tertentu.
Hidangan Cina tak pernah lepas dari pangsit dan mi, tentu keduanya juga menjadi menu yang mudah ditemukan di restoran ini. Mulai mi goreng panjang umur, mi goreng baba celup, bihun Pecinan, kwetiaw Mangga Besar, mi Jawa baru. Kemudian, untuk makanan ringan ada pangsit kawin lari. Sebuah nama yang lucu untuk tiga potong pangsit basah dengan kuah. Hidangan ini menggunakan pangsit Wonton nan gurih dengan campuran udang dan ayam.
Lantas ada juga makanan khas rumahan para pemiliknya dalam label Nyonya Kitchen. Dalam daftar terdapat ayam gandaria, yang terasa sedikit asam karena memang diberi campuran buah gandaria. Ingin merasakan buah gandaria lebih lekat, ada pula sambal gandaria. Liny menyebutkan, buah gandaria termasuk sulit didapat karena hanya muncul saat musimnya saja. Dalam menu ini ada pula Ko Ping Ho. Jangan membayangkan tokoh dalam cerita silat itu karena yang satu ini tak lain dari nama ayam goreng dengan saus kari.
Untuk penggemar sayur, salah satu yang khas menurut Liny adalah cah bengkoang. Mungkin kebanyakan orang membayangkan buah berwarna putih ini untuk rujak ulek atau asinan. Namun, di Meradelima, bengkoang dibikin olahan untuk teman nasi. Irisan tipis bengkoang ini ditumis dan dibumbui bawang putih serta juhi. Silakan bayangkan kesegaran, manis, dan aroma ikannya.
Deretan sayuran lain, oseng Sampek Engthai, kangkung belacan, jagung lali jiwo yang diberi nama khas karena bisa membuat yang memakannya lupa diri. Tentunya saking enaknya. Ada pula sayur berlabel oseng bini gue berupa tumis sawi asin dengan potongan daging dan ayam, serta sayur asem Apho. Nah, sayur asem ini terasa lebih sedap karena rasa manis, pedas, dan asamnya terasa.
Bila ingin mencoba salah satu menu baru, ada gurame dengan lima rasa. Semua rasa ada pada ikan gurame yang diambil fillet-nya lantas diberi tepung ini. Semua hidangan bisa dinikmati untuk makan siang maupun malam. Lantas ada beberapa ruang juga bila ada yang ingin makan siang sambil rapat, arisan, pesta ulang tahun, bahkan juga pesta pernikahan. Karena dua lantai gedung restoran ini bisa menampung 400 orang untuk posisi berdiri dan 220 orang untuk kapasitas duduk.
Bangunan yang digunakan resto ini merupakan rumah tua namun diberi hiasan yang khas Cina zaman dulu. Mulai hiasan piring keramik di beberapa dinding, kebaya encim di lantai bawah maupun atas, aneka rantang dari kayu, lemari pakaian lawas, hingga vas bunga dari teko keramik nan ciamik. Bahkan ada juga yang menonjol berupa pintu kayu superbesar yang dipasang di dinding dekat tangga dengan hiasan huruf Cina.
TRAVELOUNGE