Seorang penyelam menikmati spot Ibel Taman Nasional Takabonerate, Selayar Sulsel, 30 Oktober 2015. Tahun ini, Taka Bonerate ditetapkan sebagai world Heritage karena mempunyai kawasan atol terbesar ketiga di dunia setelah Kwajifein di Kepulauan Marshall dan Suvadiva di Kepulauan Maladewa. TEMPO/Iqbal Lubis
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Maladewa (Maldive) mengumumkan keadaan darurat setelah aparat keamanan menemukan bahan dan alat peledak di sebuah kendaraan yang diparkir tak jauh dari kediaman presiden negara itu.
Keadaan darurat di negara yang menjadi salah satu destinasi wisata paling populer di dunia itu tersebut akan berlangsung selama 30 hari, menurut Kementrian Luar Negeri negara itu sebagaimana dikutip CNN.com, Kamis (5 November 2015).
Pemerintah negara pulau karang yang terletak di sebelah selatan India itu terus dilanda krisis keamanan sejak beberapa tahun terakhir ini. Akhir Oktober lalu, televisi pemerintah melaporkan bahwa Wakil President Ahmed Adeeb ditahan dan dituduh melakukan tindak kekerasan terkait upaya pembunuhan terhadap Presiden Abdulla Yameen.
Namun Adeeb membantah tuduhan yang ditujukan kepada dirinya.
Insiden yang masih menjadi misteri adalah sebuah ledakan di dalam kapal cepat yang membawa Yameen dan rombongannya pada 28 September lalu. Presiden itu lolos dari bahaya maut ledakan tersebut, namun istri dan dua orang lainnya cidera.
Advertising
Advertising
Senin lalu, aparat keamanan berhasil menjinakkan alat peledak berupa dinamit yang dipasang dengan detonator jarak jauh. Alat itu dipasang di kendaraan yang diparkir dekat kediaman Yameen di kota Male, menurut Kementrian Luar Negeri Maladewa.