TEMPO.CO, Berau - Banyak wisatawan yang berkunjung ke Pulau Maratua, Kepulauan Derawan, untuk sekadar menikmati pemandangan pantai atau bawah laut. Padahal, jauh ke daratan pulau, belasan gua diketahui bisa dikunjungi di wilayah perbatasan laut Indonesia, Filipina, dan Malaysia ini.

"Bahkan sebenarnya jumlah gua di Maratua bisa sampai ratusan, tetapi belum semuanya ditemukan," ujar Haji Abdul Jabar, Camat Maratua, Berau, Kalimantan Timur, pada Selasa, 18 Agustus 2015.

Pernyataan Abdul sebenarnya bukan isapan jempol. Dibanding daratan lainnya di Kepulauan Derawan, luas Pulau Maratua termasuk juara, yakni sekitar 384,36 kilometer persegi.

Mengapa bisa begitu banyak danau? Abdul menjawab Maratua terbentuk melalui karang yang terangkat ke permukaan laut. Ini adalah hasil pergerakan lempeng pasifik puluhan ribu tahun lalu. Makanya, pulau ini disebut juga pulau purba.

Terdapat 13 gua yang sudah ditemukan dan tercatat dalam peta wisata Pulau Maratua. Di antaranya Gua Kehe Kabok, Gua Sukur, Gua Hapit Pogah, dan Gua Pogah di Desa Teluk Harapan. Sedangkan Gua Silandayan, Gua Penggunting, Gua Angkal-Angkal, dan Goa Tangkapa terdapat di Desa Payung-payung.

Sementara di Desa Teluk Alulu terdapat Gua Dinding Lahat, Gua Jelau, Gua Pahang, dan Gua Pabahanan. Lainnya adalah satu gua bernama Sembat di Desa Bohe Silian.

Karena terbentuk dari karang, gua di Maratua menjadi celah intrusi air laut ke pulau. Semua gua ini berair asin yang biru dan jernih serta salurannya tersambung langsung ke laut.

Karena potensi ini, Abdul meminta penikmat aktivitas susur gua (caving) bisa berkunjung guna menyibak seberapa banyak gua di Pulau Marata. "Kami kekurangan sumber daya," kata Abdul.

Untuk mencapai Pulau Maratua, wisatawan bisa mengambil jalur Pulau Derawan. Akses terdekat ke Derawan adalah melalui Tarakan, Kalimantan Utara, yang dilanjutkan dengan menyewa perahu mesin. Akses lainnya adalah melalui Kabupaten Berau melalui Pelabuhan Tanjung Redeb dan Pelabuhan Tanjung Batu, Kecamatan Derawan.

ROBBY IRFANY