Cerita Keraton Yogya Kecoh Belanda Lewat Kuliner

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Senin, 1 Desember 2014 07:09 WIB

Sejumlah abdi dalem membawa gunungan Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta di halaman Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, 29 Juli 2014. Gunungan ini terdiri dari sejumlah hasil bumi. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko

TEMPO.CO, Yogyakarta - Alkisah di akhir 1930-an, Raja Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono VIII berencana melakukan suksesi kepemimpinan kepada putranya, Pangeran Dorojatun. Waktu itu, sang Raja mulai sakit-sakitan sehingga harus segera digantikan oleh penerusnya.

Namun pada waktu itu, kekuasaan pemerintah kolonial Belanda masih kuat di Indonesia. Hamengku Buwono tak mau Pangeran Dorojatun yang kelak menggantikan dia diganggu dan dipengaruhi para penjajah. (Baca: Sultan HB IX, Makan 7 Sendok dari Selir-selirnya)

Untuk mengalihkan perhatian orang Belanda dari proses peralihan kekuasaan di Keraton Kesultanan Yogyakarta itu, Hamengku Buwono VIII punya cara unik. Sang Raja memanjakan lidah orang Belanda dengan makanan enak serta menampilkan hiburan berupa tari-tarian setiap hari.

"Dengan begitu, mereka tidak memperhatikan apa yang terjadi di lingkungan keraton," kata Kanjeng Raden Tumenggung Jatiningrat, cucu dari almarhum Sultan Hamengku Buwono VIII, saat ditemui di kantornya, Tepas Dwarapuro, di kompleks Keraton Yogyakarta, Kamis, 6 November 2014. (Baca: Nasi Blawong, Makanan Sakral Sultan Yogyakarta)

Jatiningrat atau sering disapa Romo Tirun itu, ketika itu orang pemerintahan kolonial Belanda sering berkunjung ke keraton. "Orang Belanda sering datang pagi-pagi untuk menyaksikan latihan para penari kerajaan di emper Bangsal Kencana, di sana keraton menyajikan aneka hidangan."

Makanan yang disajikan untuk menjamu para tamu itu tidak hanya khas keraton, melainkan juga makanan khas Eropa yang kental dengan mentega, keju, dan susu. "Tapi resep Eropa itu diolah dengan cara Jawa," kata Tirun. "Karena itulah pada zaman Hamengku Buwono VIII, banyak resep baru keraton yang lahir."

Sultan Hamengku Buwono VIII pun, ujar Tirun, merupakan penggila kuliner. "Beliau sangat gemar makan, dan menyukai makanan Eropa seperti keju, mentega, kentang, makanya beliau sakit gula."

Siasat kuliner itu berhasil. Orang Belanda yang dijamu dengan olahan makanan khas keraton tidak memperhatikan bahwa Hamengku Buwono VIII tengah sakit keras. Pada tahun 1939, raja kedelapan Yogyakarta itu mangkat. Pangeran Dorojatun pun naik takhta dengan lancar dan diangkat menjadi Hamengku Buwono IX.

Topik: #KULINER

TIM TEMPO




Berita terkait:
Kelas-kelas Kuliner di Solo
Jakarta Ibu Kota Negara, Medan Ibu Kota Kuliner
Di Solo, Sekat Sosial Hilang Lewat Perut
Makanan Indonesia adalah...?

Berita terkait

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

18 jam lalu

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru

Baca Selengkapnya

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

4 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

13 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

14 hari lalu

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.

Baca Selengkapnya

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

15 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

16 hari lalu

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.

Baca Selengkapnya

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

19 hari lalu

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

21 hari lalu

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

28 hari lalu

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.

Baca Selengkapnya

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

31 hari lalu

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.

Baca Selengkapnya