Eksotisme Koloni Kalong di Soppeng

Reporter

Sabtu, 16 Maret 2013 05:17 WIB

Sejumlah kelelawar beterbangan di Langit kota Watang Soppeng, Sulsel, (20/5). Kawanan kelelawar yang dipercaya warga telah ada sejak ratusan tahun ini setiap siang hari bergelantungan di pepohonan dan akan keluar mencari makan dimalam hari. TEMPO/Hariandi Hafid

TEMPO.CO , Makassar:Jika Anda ingin berjodoh dengan orang asal Soppeng, cukup berdiri di bawah pohon asam tempat kelelawar bersarang. Masyarakat Soppeng percaya bahwa seseorang dari luar kota yang kebetulan berkunjung ke tempat itu dan terkena air kencing kelelawar, maka diyakini bahwa jodoh orang tersebut adalah orang Soppeng.

Tapi, saat saya hendak melihat langsung kelelawar di pusat kota Watansoppeng, ibu kota Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, teman saya warga Soppeng, Khaerul Amri, 26 tahun, justru menyarankan agar saya mengenakan payung. Alasannya agar tidak terkena kotoran kelelawar. Tiba di sana, kami disambut riuh suara kelelawar yang bergelantungan di atas pohon asam, di sekitar Masjid Raya. Beberapa ekor tampak terbang ke sana-kemari, hinggap dari pohon yang satu ke pohon yang lain. Pemandangan semakin indah ketika langit berubah menjadi jingga.

Meskipun aroma di sekitar pohon asam sangat tidak enak, kesabaran saya menahan bau sangit kelelawar terbayarkan oleh pemandangan yang tak bisa saya temukan di tempat lain.

Terdapat ribuan ekor kelelawar di sana. Saking banyaknya kelelawar, malah menjadi salah satu ikon Kota Watansoppeng. Keberadaannya juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang datang ke kota itu. Koloni kelelawar tersebut akan beterbangan untuk mencari makan pada saat matahari tenggelam dan kembali ketika fajar menjelang.

Warga Soppeng percaya banyak mitos terhadap keberadaan mamalia terbang itu. Selain dianggap sebagai "penjaga" Kota Watansoppeng, jika kalong-kalong tersebut pergi dalam waktu lama, warga meyakini hal tersebut sebagai pertanda bahaya.

Kelelawar juga dipercaya bisa menjadi obat untuk beberapa macam penyakit. Hati kelelawar dikonsumsi oleh penderita asma sebagai obat tradisional. Hewan nokturnal yang satu ini dalam cerita-cerita horor Barat kerap dikaitkan dengan keberadaan drakula pengisap darah. Namun kelelawar yang berkoloni di Kota Watansoppeng adalah vegetarian alias pemakan buah-buahan.

Mumpung masih berada di Watansoppeng, tak jauh dari koloni kelelawar, kita bisa menikmati suasana kota dari ketinggian di Vila Yuliana, gedung tua bekas peninggalan pemerintah kolonial Belanda yang saat ini difungsikan menjadi museum.

Gedung ini dibangun C.A. Krosen pada 1905 dengan menggunakan perpaduan arsitektur Eropa dan Bugis. Vila ini merupakan bangunan kembar yang kembarannya berada di Belanda.

Berhadapan dengan Vila Yuliana, ada kompleks Istana Datu Soppeng yang dibangun sekitar 1261 pada masa pemerintahan Raja Soppeng I Latemmamala yang bergelar Petta Bakkae.

Eksotisme Soppeng tak berhenti di sana. Daerah ini juga memiliki beberapa tujuan wisata alam yang tak kalah menarik. Seperti pemandian air panas Lejja, yang berada di kawasan hutan lindung berbukit dengan panorama yang indah di Desa Bulu, Kecamatan Marioriawa, 44 kilometer utara Kota Watansoppeng. Setiap hari, terutama pada waktu liburan, lokasi tersebut selalu dipadati pengunjung. Air panas yang suhunya bisa mencapai 60 derajat Celsius ini diyakini bisa menyembuhkan berbagai jenis penyakit, dari gatal-gatal hingga rematik.

Wisata pemandian lain adalah Ompo, yang berjarak 3 kilometer ke sebelah utara Kota Watansoppeng, tepatnya di Kelurahan Ompo, Kecamatan Lalabata. Ompo berasal dari kata mompo, yang artinya muncul. Menurut legenda masyarakat sekitar, dulu ada seorang petani yang tenggelam bersama kerbaunya di tempat itu. Setelah dicari ke mana-mana, sang petani tak juga ditemukan. Kemudian dari tempat hilangnya tersebut muncul mata air, yang kemudian dikenal dengan nama Ompo atau Mompo.

Berwisata mengelilingi suatu daerah tak akan lengkap rasanya bila tak membawa pulang oleh-oleh khas daerah tersebut. Anda bisa langsung ke toko Walasoji yang berlokasi di Jalan Kemakmuran, Ruko Pakanrebete, Nomor 11. Tersedia beragam suvenir di tempat ini, seperti songko Bugis, gelang, dan kalung khas Soppeng. Selain itu, ada makanan khas, seperti tape dan kue bolu.

Butuh waktu kurang-lebih empat jam untuk mencapai kota ini dari Makassar. Ada dua pilihan jalan yang bisa ditempuh untuk menuju Negeri Kalong ini. Pertama, melalui jalan poros Camba, atau bisa juga melalui jalan poros Bulu’dua.
HIMAS PUSPITO PUTRA
Berita terpopuler

Bengkulu, Destinasi Baru Pariwisata Sumatera

Singapura, Tuan Rumah Kongres Jajanan Kaki Lima

Bondan Winarno: Jajanan Kaki Lima Itu Budaya

Batik Bakaran Pati, dari Pasar Lokal ke Turis

Berita terkait

5 Tips Merencakan Liburan Keluarga

1 hari lalu

5 Tips Merencakan Liburan Keluarga

Pakar perjalanan membagikan beberapa tips liburan keluarga

Baca Selengkapnya

5 Tips Agar Road Trip Lancar dan Berkesan

9 hari lalu

5 Tips Agar Road Trip Lancar dan Berkesan

Sebelum mulai road trip, buat perencanaan dengan matang agar perjalanan lancar dan berkesan

Baca Selengkapnya

KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

11 hari lalu

KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

Cuaca buruk membuat perjalanan kereta cepat Whoosh mengalami keterlambatan. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memberi kompensasi makanan dan minuman untuk penumpang.

Baca Selengkapnya

Daftar Pertanyaan yang Sering Diajukan saat Wawancara Visa

20 hari lalu

Daftar Pertanyaan yang Sering Diajukan saat Wawancara Visa

Biasanya petugas akan menanyakan beberapa pertanyaan untuk menentukan kelayakan mendapatkan visa

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

21 hari lalu

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik

Baca Selengkapnya

Pentingnya Power Nap Saat Perjalanan Jauh, Ini Maksudnya

21 hari lalu

Pentingnya Power Nap Saat Perjalanan Jauh, Ini Maksudnya

Tidur singkat atau power nap dapat membantu masyarakat menjaga kesehatan fisik dan mental selama perjalanan jauh dengan kendaraan. Kenapa penting?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Arus Balik Lebaran KAI Tawarkan Promo Tarif Spesial, Cek Titik Rawan Macet dan Kecelakaan Arus Balik Lebaran

21 hari lalu

Terpopuler: Arus Balik Lebaran KAI Tawarkan Promo Tarif Spesial, Cek Titik Rawan Macet dan Kecelakaan Arus Balik Lebaran

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI memberikan promo tarif spesial selama masa arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

KAI Commuter Tambahkan 8 Perjalanan di Hari Pertama Kerja Besok

21 hari lalu

KAI Commuter Tambahkan 8 Perjalanan di Hari Pertama Kerja Besok

KAI Commuter memprediksi akan ada lebih dari 850 - 900 ribu pengguna commuter line Jabodetabek di hari pertama kerja, pasca libur Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

7 Hal Penting saat Merawat Motor Matic Setelah Mudik

23 hari lalu

7 Hal Penting saat Merawat Motor Matic Setelah Mudik

Motor perlu dirawat setelah digunakan saat mudik. Ini deretan komponen yang perlu dicek?

Baca Selengkapnya

5 Tips Jitu Hindari Kehabisan Tiket Pelabuhan Penyeberangan saat Arus Balik

23 hari lalu

5 Tips Jitu Hindari Kehabisan Tiket Pelabuhan Penyeberangan saat Arus Balik

Jangan biarkan arus balik Lebaran jadi berantakan karena kehabisan tiket kapal. Ikuti tips ini untuk mengamankan tiket penyeberangan

Baca Selengkapnya