Menikmati Kopi Rasa Kuno  

Reporter

Minggu, 7 Oktober 2012 03:05 WIB

Dailymail.co.uk

TEMPO.CO , Jakarta: Latip Yulus mengaduk-aduk kopi campuran racikannya. Sesekali, ia mendekatkan hidungnya dan mencium uap aroma yang menguar dari cairan berwarna hitam pekat itu. "Kopi yang bagus aromanya tak terlalu kuat," begitu kata Ayouw, sapaan akrab Latip.

Bagi pria berusia 62 tahun ini, membuat kopi bukan perkara yang mudah. Dia hanya mau meracik kopi dengan kualitas jempolan. Pria keturunan Tionghoa ini tak mau meracik kopi sembarangan yang dijajakan di pertokoan. Apalagi merasakan kopi instan sachet.

Di warung kopinya, Es Tak Kie, yang terletak di Jalan Pintu Besar 3, Gang Gloria, Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, Ayouw memang hanya menyediakan kopi berkualitas. Lima varian kopi dari Lampung, Toraja, dan Padang, dia campurkan. "Karena kalau diseduh satu-satu, rasanya kurang mantap," katanya menjelaskan.

Dibesarkan dari keluarga penjual kopi, membuat Ayouw tahu seperti apa kopi berkualitas jawara. Terlebih sudah 40 tahun lebih, dia berkecimpung meneruskan usaha yang dirintis kakeknya, Liong Kwie Tjong, sejak 1927 itu. "Saya selalu mencari kopi yang bagus, kalau tak bagus saya enggak mau," katanya sambil menggeleng.

Untuk menghasilkan campuran kopi istimewa itu, Ayouw juga hanya mau berbelanja kopi yang masih berbentuk biji. Sebab, jika sudah menjadi bubuk, kualitasnya diragukan. "Saya tak tahu itu campuran apa saja," ucapnya.

Untuk menyeduhnya pun pria yang hampir seluruh rambutnya telah beruban ini punya trik tersendiri. Agar menghasilkan cita rasa yang maksimal, usai diberi air panas dan diaduk, gelas berisi kopi itu terlebih dahulu dia tutup. "Karena kalau enggak ditutup, enggak jadi kopinya," ujar dia.

Ayouw mesti menutup gelasnya sekitar sepuluh menit. Di sela itu, dia sesekali mengaduk-aduk kopi campurannya tersebut.

Dan benar saja, setiap kali diaduk, aroma yang keluar menjadi berbeda, semakin harum. Rasanya juga bertambah nikmat.

Usai melalui proses ini, kopi baru bisa diberi susu atau pun gula, sesuai selera pelanggan. Namun, tanpa diberi gula atau pemanis lainnya pun, kopi bikinan Ayouw sudah mengeluarkan sedikit rasa manis. "Rasanya pahitnya bikin nagih," kata Wulan, satu konsumen yang baru mencoba menikmati kopi itu.

Maka tak heran, meski pun kedai-kedai kopi modern banyak bermunculan di Jakarta, warung kopi Ayouw masih punya banyak pelanggan. Menurut dia, pelanggannya berasal mulai dari mahasiswa, dosen, guru, pegawai, sampai tukang ronda. Selain karena harga kopinya yang relatif lebih murah, yakni berkisar Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu per gelas besar, mereka juga setia karena rasa kuno yang ditawarkan Ayouw. "Mereka kembali lagi ke sini karena bosan dengan kopi modern," katanya.

Apalagi, suasana kedai milik keluarga Ayouw yang dibuka dari jam 06.30 sampai 14.00 itu cukup mendukung suasana kuno ini. Meja dan kursinya, masih terbuat dari kayu. Usianya pun sudah puluhan tahun. "Sejak saya lahir, sudah pakai kursi kayu jati ini," ujarnya menambahkan.

Selain dari kalangan itu, penikmat kopi Tak Kie juga ada yang berasal dari golongan orang terkenal, seperti artis Widyawati, pebulu tangkis Lim Swie King, Menteri Pariwisata Marie Elka Pangestu, dan calon Gubernur Jakarta Jokowi. "Dulu sebelum pemilihan putaran pertama Jokowi ke sini," katanya sambil memperlihatkan foto Jokowi yang tengah menikmati kopi.

NUR ALFIYAH

Berita lain:
Wisata Sepeda ke Singapura 3 Hari Cuma Rp 3,9 Juta

Kota Yogya Peringati Ultah tanpa Java Carnival

Gunung Bromo Waspada, Pengunjung Dibatasi

Kafe di Jepang Tawarkan Teman Tidur Cantik

Situs Gunung Padang Butuh Tempat Sampah

Berita terkait

Solo Indonesia Culinary Festival 2024, Ada Pembagian 1.000 Porsi Soto hingga Edukasi Kuliner

6 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024, Ada Pembagian 1.000 Porsi Soto hingga Edukasi Kuliner

Festival kuliner ini diharapkan jadi ajang promosi potensi kuliner daerah sekaligus memperkuat branding Solo sebagai Food Smart City.

Baca Selengkapnya

Chef Juna dan Renatta Kenalkan Dua Kuliner Khas Tanah Morotai

7 hari lalu

Chef Juna dan Renatta Kenalkan Dua Kuliner Khas Tanah Morotai

Chef Juna dan Chef Renatta kenalkan Siput Popaco dan Sayur Lilin dari Morotai

Baca Selengkapnya

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

9 hari lalu

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina

Baca Selengkapnya

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

10 hari lalu

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

PPJI berharap ke depan ada produk-produk kuliner jenis lainnya yang bisa diekspor seperti halnya rendang.

Baca Selengkapnya

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

16 hari lalu

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru

Baca Selengkapnya

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

20 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

29 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

31 hari lalu

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.

Baca Selengkapnya

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

31 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

32 hari lalu

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.

Baca Selengkapnya