Nongkrong Murah Lezat di Boulevard Makassar  

Reporter

Editor

Senin, 16 April 2012 12:27 WIB

Jajanan murah di Jalan Boulevard, Makassar. TEMPO/Muhtar

TEMPO.CO , Makassar - Menyusuri kawasan Jalan Boulevard dari arah Andi Pangerang Pettarani saat malam hari, di sepanjang sisi kiri jalan banyak mobil yang parkir. Rupanya mobil itu tak sekadar parkir karena dilengkapi dengan tenda serta beberapa kursi dan meja yang tersusun di bagian belakangnya. Mobil itu ternyata mobil warung yang menjajakan berbagai jenis makanan.

Menunya ditulis besar di badan mobil, menarik perut-perut yang keroncongan di kalam senja hilang. Seperti serangga-serangga malam yang terpikat dengan sorotan lampu, beberapa pengendara motor dan mobil memisahkan diri dari arus lalu lintas yang ramai lancar dan berhenti di sekitar warung-warung nomaden tersebut.

Salah satu tenda yang dituju adalah milik Hj. Anita Siswati. Tenda milik Anita berasal dari mobil Avanza warna mencolok, lengkap dengan kursi dan meja serta sebuah lesehan dari selembar tikar berwarna pink. Untuk penerangan Anita menggunakan aliran listrik dari aki mobil. Di depan tenda tampak sebuah banner berukuran sedang bertulisan “Tahu Tek & Nasi Gudeg” dengan huruf yang besar-besar serta spanduk di sisi mobil yang dilengkapi dengan gambar makanan.

Rasa gudeg yang ditawarkan perempuan dengan sapaan Ibu Nita ini diklaim tidak jauh berbeda dengan tempat asalnya. Gudeg lengkap terdiri atas nasi, sayur nangka, dan potongan keripik kulit. Untuk penambah nikmat, tersedia lauk tahu bacem, tempe bacem, serta telur rebus.

Tahu teknya terbuat dari tahu yang digoreng setengah matang, disajikan bersama irisan-irisan lontong dengan campuran toge serta kentang rebus dan ketimun yang dipotong kecil-kecil. Sebagai pemberi rasa, bumbu bertekstur encer yang terbuat dari petis, kacang, cabai, bawang putih, dan air disiramkan ke atas semua bahan tersebut. Kerupuk-kerupuk berwarna-warni menjadi pelengkap dan sentuhan terakhir dari menu sederhana ini.

Disajikan di atas piring rotan yang dilapisi demham kertas nasi berwarna cokelat, kedua menu tersebut membawa suasana santai, merakyat, dan tentu rasa yang lezat dalam sebuah sajian. Lampu-lampu mobil yang berseliweran di depan tenda, deruman suara mesin motor yang sedang melaju, musik dengan volume tinggi yang terdengar sambil lalu dari para pengendara bentor, serta udara malam yang sejuk membuat larutnya malam justru jadi candu.

Shaifullah, karyawan di Toko Ramayana yang baru saja selesai shift malam, memilih menyantap menu gudeg, Sabtu 14 April 2012. “Harganya terjangkau dibanding dengan tempat makan lainnya,” ujar dia. Soal rasa, menurut pria 23 tahun itu, tidak kalah dengan warung makan permanen yang ada di sepanjang jalan Bolevard.

Tak jauh dari gudeg Ibu Nita, ada Ibu Arini penjual nasi kuning Tri Satrio. Cara penyajiannya sama, makanan di atas piring rotan. Ibu Arini menawarkan nasi kuning, nasi campur, nasi uduk, hingga songkolo. Nasi kuning milik Ibu Rini--sapaan akrabnya--paling laris diserbu pembeli.

Aroma nasi kuning sangat sedap, warna kuningnya menggoda dengan tekstur yang empuk dan tidak terlalu kering. Semakin nikmat dengan paduan beberapa potongan tumis sayur dan gulungan mi. Tak lupa, telur rebus dan saus tomat sebagai pelengkap. Tersedia juga pilihan lauk lain, yaitu ayam serta daging. “Harganya juga beda,” kata Ibu Rini.

Tak perlu resah, kalau belum puas dengan gudeg dan nasi kuning, coba mampir ke kios onde-onde Jakarta yang dijajakan Andi Rais. Dengan mobil APV miliknya, sudah sekitar 12 bulan lebih ia menjajakan onde-onde secara fisik beda dengan onde-onde made in Sulawesi Selatan. Pembedanya adalah isinya pakai kacang hijau, tidak seperti onde-onde setempat dengan isi gula merah. Rais juga berinovasi meramu onde-onde dengan keju serta susu bubuk. Menambah legit rasa onde-onde.

Sembari makan, bolehlah menengok kios Ibu Isti Harlinawati. Bermodalkan stand dagangan berupa meja berlemari kaca dengan papan merek 818, ia lebih memilih berjualan jus dan minuman segar. Ibu isti menyajikan minuman dalam gelas plastik yang dilengkapi sedotan. Kalau di sini andalannya adalah jus alpukat. Jus yang diambil dari setengah potong alpukat, dicampur satu setengah makan gula, dan hanya seperempat gelas air putih, serta tambahan sedikit es serut. “Supaya hasilnya lebih mengental,” kata dia.

Sebagai variasi, ia menuang susu cokelat secara acak pada dinding gelas jus bening tersebut. Warna yang menghancurkan dominasi hijau dari daging alpukat. Yang tak kalah enak adalah jus jeruk. Biasanya Ibu Isti menggunakan 3 sampai 4 buah jeruk untuk satu porsi jus jeruk. Semua bahan diblender bersama gula, es serut, air dan susu kental manis. “Jadi lebih segar,” tutur dia.

KAMILIA

Berita terkait

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

5 hari lalu

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru

Baca Selengkapnya

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

8 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

17 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

19 hari lalu

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.

Baca Selengkapnya

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

20 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

21 hari lalu

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.

Baca Selengkapnya

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

23 hari lalu

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

25 hari lalu

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

33 hari lalu

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.

Baca Selengkapnya

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

35 hari lalu

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.

Baca Selengkapnya