Kopi Rasa Papua di Malaysia

Reporter

Editor

Sabtu, 17 Maret 2012 03:49 WIB

Ilustrasi kopi. sxc.hu

TEMPO.CO , KUALA LUMPUR: - Ketika setiap orang melihat dan mengumpulkan selebaran liburan ke seluruh dunia di Matta Fair, antrian panjang malah terjadi di depan booth Indonesia. Pengunjung pameran agen perjalanan yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia, itu rela mengantri untukmendapatkan secangkir kopi.



Kadang antrian panjang berubah menjadi kerumunan orang yang mengelilingi si pembuat kopi. Yusuf Wibisono alias Soni, si pembuat kopi, tampak kelelahan melayani para peminat kopi ini.

Setiap datang permintaan, Soni mengambil kopi yang sudah menjadi bubuk. Kemudian kopi bubuk itu ditekan dan dmasukkan ke alat yang bernama coffee brewer. Di sanalah kopi dihasilkan tanpa menyisakan ampas.

Seringkali Soni kewalahan karena permintaan datang dari berbagai penjuru. Rupanya kopi yang dibawa Soni diminati karena cita rasanya yang khas. Soni membawa kopi asal Papua untuk diperkenalkan ke masyarakat Malaysia.

Menurut Soni yang menjadi pemilik merek kopi asal Papua, Bean Brothers, ini kopi di wilayah paling timur Indonesia ini perlu diperkenalkan ke masyarakat luas karena memiliki cita rasa yang berbeda dan kualitasnya yang baik.

Kopi Papua ini tidak kalah jika dibandingkan dengan kopi tersohor asal Indonesia lainnya seperti kopi luwak. Menurut Soni, kualitas biji kopi asal Papua ini dijamin bagus karena tumbuh di wilayah yang bebas polusi. Selain itu kopi ini sulit ditemukan karena hanya tumbuh di hutan dan tanpa sengaja ditanam. "Kopi ini tumbuh di ketinggian 1.900 meter di atas permukaan laut. Sama seperti teh, makin tinggi makin bagus kualitasnya," ujar Soni.

Cita rasa kopi dari Papua ini sudah teruji oleh Asosiasi Kopi Indonesia. Bagi coffee master, kopi Papua sangat enak. "Ini baru setahun yang lalu diperkenalkan ke publik," katanya.

Lantaran cita rasa dan aromanya yang menggugah selera para pengunjung, Soni pun harus secepatnya menyeduh kopi dari satu gelas plastik ke gelas plastik lainnya. Pada Matta Fair yang berlangsung selama tiga hari dari 16-18 maret ini, Soni menyediakan 1.500 gelas berukuran 250-300 mililiter.

Bagi Chrismiastutie, Kepala Sub Direktorat Wilayah ASEAN Direktorat Promosi Pariwisata Luar Negeri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, membagikan kopi secara gratis ini menjadi salah satu cara untuk menarik pehatian para pengunjung. Dengan itu, sambil menikmati kopi, pengunjung bisa melihat 100 agen perjalanan yang ada di booth Indonesia.

Di acara Matta Fair sebelumnya, kementerian seringkali memiliki cara lain untuk menarik perhatian pengunjung. Diantaranya seperti menyediakan fasilitas spa atau menyediakan lapangan golf mini agar pengunjung ingin bermain ke dalam booth.

SUTJI DECILYA

Berita terkait

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

5 hari lalu

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru

Baca Selengkapnya

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

8 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

17 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

19 hari lalu

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.

Baca Selengkapnya

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

20 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

21 hari lalu

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.

Baca Selengkapnya

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

23 hari lalu

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

25 hari lalu

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

33 hari lalu

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.

Baca Selengkapnya

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

35 hari lalu

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.

Baca Selengkapnya