Raja Ampat Terpilih Jadi Tujuan Wisata Terfavorit  

Reporter

Editor

Jumat, 9 Desember 2011 21:01 WIB

Salah satu pulau di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. TEMPO/Gunawan Wicaksono

TEMPO Interaktif, Jakarta - Raja Ampat, Papua Barat, terpilih menjadi kawasan wisata terfavorit versi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan majalah Swa. Penghargaan Indonesia Tourism Award (ITA 2011) ini diberikan Kamis, 8 Desember 2011 malam, di Grand Studio Metro Televisi.

Raja Ampat adalah satu dari 25 kota dan kabupaten di Indonesia yang mendapat penghargaan serupa. Sebanyak 24 lainnya yang terpilih adalah Belitung, Batam, Badung, Bandung, Bogor, Cirebon, Denpasar, Jakarta, Malang, Makassar, Manado, Padang, Palembang, Pekanbaru, Tanah Toraja, Lombok Barat, Raja Ampat, Sawahlunto, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, Semarang, Tangerang Selatan, Samarinda, dan Medan.

"Penghargaan ini sebagai langkah apresiasi kota atau kabupaten yang jadi tujuan wisata karena telah memberikan pelayanan dan kinerja terbaik kepada wisatawan," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu di Jakarta, Kamis, 8 Desember 2011. "Pelayanan itu terlihat dari sejak kedatangan sampai kepulangan mereka," ujarnya.

Berlangsung sejak 2008, penghargaan ini diharapkan bisa mendorong para pemimpin daerah (provinsi, kota, dan kabupaten) serta pelaku industri pariwisata agar terus berbenah dan meningkatkan kreativitas dalam memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan domestik (wisnus) dan mancanegara (wisman).

Penghargaan ini juga diberikan terhadap jasa-jasa penunjang, seperti penerbangan, taksi, hotel, restoran, tempat golf, serta spa. "Ini bagian dari pengakuan keandalan kepala daerah dan pelaku industri wisata di Indonesia," ujarnya lagi.

Survei dilakukan terhadap 1.500 wisatawan, terdiri dari 1.300 wisatawan domestik dan 150 wisatawan mancanegara. Di tiap kota, jumlah responden yang disurvei berkisar antara 60 sampai 90 wisatawan. Adapun kategori yang disurvei meliputi kota/kabupaten terbaik dalam layanan wisata, kota tujuan wisata favorit, obyek wisata favorit, serta industri penunjang pariwisata terbaik.

Menurut Mari, pelaku industri wisata di daerah memegang peranan penting dalam melayani wisatawan. "Wisman semakin banyak datang ke Indonesia. Wisatawan harus end to end. Dari mereka datang, jalan-jalan, sampai pulang lagi, dia harus sangat happy. Karena itu, industri penunjang pariwisata penting sekali," ujarnya lagi.

Penghargaan ini didasarkan atas survei terhadap 1.500 wisatawan yang terdiri dari 1.350 wisatawan domestik dan 150 mancanegara. Survei dibuat sesuai dengan kategori dan melibatkan 100 responden dari kalangan profesional dan eksekutif. Di tiap kota, jumlah responden berkisar 60-90 wisatawan.

Kategori survei meliputi kabupaten atau kota terbaik dalam layanan wisata, kota tujuan wisata favorit, obyek wisata favorit, dan industri penunjang pariwisata terbaik. Penunjang pariwisata terbaik ini dibagi 9 sub kategori, yaitu hotel berbintang (3-5), maskapai penerbangan, biro perjalanan wisata, taksi, restoran, golf, spa, dan mal.

"Penentuan kota/kabupaten dilakukan dengan membuat daftar kota/kabupaten dengan PDRB wisata terbesar. Di setiap kota, ada sekitar 60-90 wisatawan yang ditanyakan kota-kota yang paling baik dari segi pelayanan," kata Pemimpin Redaksi SWA, Kemal Gani.

Metodologi survei dilakukan dengan mengombinasikan dua model analisis, yakni analisis kepuasan dan net promoter score (NPS), untuk penentuan peringkat kota atau kabupaten paling memuaskan dan direkomendasikan.

"Harapannya ke depan, Indonesia yang sangat kaya akan obyek-obyek wisata menarik akan bisa mengungguli negara-negara lain, terutama di kawasan ASEAN," ujar Kemal E. Gani.

Mari berharap, dengan adanya ajang penganugerahan seperti ini, dapat mendorong kota destinasi wisata untuk giat melakukan perbaikan sarana dan prasarana pendukung. "Dengan ini, semoga target 7,7 juta wisatawan tahun ini serta target 20 juta wisatawan pada 2025 yang akan datang untuk mengunjungi Indonesia bisa tercapai," katanya.

Selain itu, konsep apresiasi ini, menurutnya, sejalan dengan rencana induk Kementerian Pariwisata untuk mengembangkan perekonomian dan UKM melalui pariwisata. Apalagi Kementerian telah menargetkan peningkatan kontribusi pariwisata terhadap penyerapan tenaga kerja nasional dari 7,70 juta orang pada tahun 2010 menjadi 9,20 juta orang pada tahun 2014, serta kontribusi pariwisata terhadap penerimaan PDB dari 4,80 persen pada 2010 menjadi 5,25 persen pada 2014.

EVIETA FADJAR PUSPORINI






Advertising
Advertising

Berita terkait

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

19 jam lalu

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

Kemenhub tetapkan Bandara Adi Soemarmo turun status dari bandara internasional menjadi bandara domestik. Ini kekhawatiran Sandiaga Uno,

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Sandiaga Uno: Ada Kekhawatiran Pariwisata Solo Turun

2 hari lalu

Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Sandiaga Uno: Ada Kekhawatiran Pariwisata Solo Turun

Bandara Adi Soemarmo turun status dari internasional ke domestik. Bagaimana nasib pariwisata di Solo? Ini tanggapan Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

3 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

6 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

7 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

7 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Dinilai Berpotensi Langgar Undang-undang

8 hari lalu

Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Dinilai Berpotensi Langgar Undang-undang

Rencana pemerintah memberlakukan penarikan iuran pariwisata di tiket pesawat dinilai berpotensi melanggar undang-undang.

Baca Selengkapnya

Tolak Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, Garuda Indonesia: Membebani Penumpang

8 hari lalu

Tolak Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, Garuda Indonesia: Membebani Penumpang

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Saputra menyatakan tidak setuju terhadap rencana penerapan iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Akan ada Pungutan untuk Dana Abadi Pariwisata? Ini Penjelasan Sandiaga

9 hari lalu

Akan ada Pungutan untuk Dana Abadi Pariwisata? Ini Penjelasan Sandiaga

Jika dikenakan Rp1 ribu saja per penumpang pesawat untuk Dana Abadi pariwisata, pemerintah bisa mengantongi Rp80 miliar setahun.

Baca Selengkapnya

Overtourism di Kepulauan Canary Spanyol, Ribuan Orang Protes Tuntut Perubahan Model Pariwisata

10 hari lalu

Overtourism di Kepulauan Canary Spanyol, Ribuan Orang Protes Tuntut Perubahan Model Pariwisata

Pengunjuk rasa percaya bahwa model pariwisata Kepulauan Canary tidak berkelanjutan dan harus diubah, merugikan penduduk lokal.

Baca Selengkapnya