Festival Bregada Rakyat Yogyakarta 2024 Mulai Diikuti Kalangan Pelajar
Reporter
Pribadi Wicaksono (Kontributor)
Editor
Mila Novita
Senin, 21 Oktober 2024 06:07 WIB
TEMPO.CO, Yogyakarta - Wisatawan yang berencana menyambangi Yogyakarta akhir Oktober ini bisa menilik gelaran Festival Bregada Rakyat 2024. Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar Festival Bregada Rakyat itu pada 27 Oktober 2024 yang dipusatkan di Dinas Kebudayaan, Lapangan Kenari, hingga Balaikota Yogyakarta.
Bregada merupakan seni budaya diadaptasi dari prajurit Keraton Yogyakarta. Pada zaman dahulu, pasukan ini mempunyai fungsi sebagai prajurit yang melindungi keraton dan wilayahnya dari serangan musuh. Saat ini, bregada lebih menekankan pada aspek kebudayaan yakni seni keprajuritan, bukan untuk pertahanan.
"Festival tahun ini akan diikuti sekitar 1.500 pelaku seni keprajuritan rakyat dari 30 kelompok berbagai wilayah DIY, yang baru tahun ini karena mulai melibatkan kelompok pelajar sekolah," kata Ketua Panitia Festival Bregada Rakyat 2024 Widihasto Wasana Putra, Ahad, 20 Oktober 2024.
Regenerasi Bregada
Widihasto menuturkan, setidaknya ada dua kelompok bregada rakyat berbasis sekolah, yakni Bregada Adisara SMK N 4 Kota Yogyakarta dan Bregada Bara Manunggal Budaya SMK N 3 Kota Yogyakarta.
"Keikutsertaan bregada pelajar ini akan memberi warna berbeda, sekaligus menjadi bukti adanya regenerasi dan pelestarian seni keprajuritan Yogyakarta yang merambah generasi muda," imbuh Widihasto.
Dalam ajang yang sudah memasuki tahun ke 11 penyelenggaraannya itu, wisatawan bakal disuguhi bagaimana kelompok seni keprajuritan di Yogya bertumbuh subur. Mereka bakal menampilkan aksi terbaik mulai dari keserasian tata baris, tata musik dan tata busana.
Ajang yang akan dimulai pukul 13.00 WIB itu akan melakukan aksi kirab dari depan kantor Dinas Kebudayaan DIY Jl. Cendana Yogyakarta yang bergerak ke arah timur menyusuri Jl. Kenari dan berakhir di Balaikota Yogyakarta.
Penampilan para bregada ini akan dinilai dewan juri yang terdiri dari perwakilan Kasultanan Yogyakarta, Kadipaten Pakualaman, budayawan, dan pengamat. Lima kelompok penyaji terbaik diberikan uang pembinaan total senilai Rp 50 juta.
<!--more-->
Hanya di Yogyakarta
Widihasto menuturkan bregada rakyat tak hanya menambah kekhasan Yogyakarta sebagai daerah istimewa. Fenomena bregada rakyat hanya dijumpai di DIY. Di tempat lain yang memiliki sejarah wilayah kerajaan, keberadaan bregada rakyat tidak dijumpai.
"Di daerah-daerah lain yang dulunya bekas wilayah kerajaan keberadaan bregada rakyat tidak ditemukan. Hanya di Yogya yang masyarakatnya melakukan kreasi dan inovasi dengan mengembangkan imitasi bregada kerajaan," kata dia.
Keberadaan seni keprajuritan rakyat dinilai turut andil dalam menggerakkan ekonomi pengrajin busana adat Jawa. Satu orang pelaku seni keprajuritan meakai pakaian dan aksesori, mulai dari blangkon atau topi, sorjan atau beskap, rompi, lontong kamus, kain, celana, sepatu atau sandal tali, serta aksesori pendukung seperti bendera atau dwaja, tombak, keris, peralatan musik.
"Taruhlah satu orang kebutuhan kostumnya Rp 500 ribu, padahal satu kelompok bregada rata-rata 30 orang, maka sudah ada potensi belanja sedikitnya Rp15 juta untuk kostum," kata dia.
Widihasto mengatakan, dari Kabupaten Sleman saja, terdapat 400 kelompok bregada aktif dan semuanya sudah memiliki nomor induk kesenian. Jadi, terdapat potensi produksi busana senilai Rp 6 miliar untuk kebutuhan belanja kostumnya.
Ikon Yogyakarta
Adapun Kepala Bidang Adat, Tradisi, Lembaga Budaya dan Seni Dinas Kebudayaan DIY Eni Lestari Rahayu mengungkapkan keberadaan seni keprajuritan atau bregada rakyat saat ini telah jadi salah satu ikon khas di Yogyakarta.
Dalam setiap event masyarakat maupun pemerintah kabupaten kota di DIY yang mengusung konsep arak-arakan budaya dapat dipastikan turut disemarakkan kemunculan bregada rakyat.
Pilihan Editor: Rute Filosofi Prajurit Yogyakarta di Festival Bregada Rakyat