Upacara Sekaten Keraton Surakarta Sempat Ricuh, Bagaimana Sejarah Prosesi Adat Ini?

Rabu, 11 September 2024 18:46 WIB

Abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat mengarak gunungan menuju Masjid Agung pada perayaan Grebeg Sekaten 2019 di Solo, Jawa Tengah, Sabtu 9 November 2019. Pihak Keraton menghadirkan dua pasang gunungan laki-laki dan perempuan untuk diperebutkan warga dalam puncak perayaan Sekaten 2019 dan Maulid Nabi Muhammad SAW. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

TEMPO.CO, Jakarta - Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat mengadakan tradisi Ngungelaken Gangsa, yaitu menampilkan dan memainkan untuk pertama kalinya pusaka gamelan Sekaten bernama Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari pada Senin, 9 September 2024. Ritual ini diadakan di halaman Masjid Agung dan biasanya dilaksanakan menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Namun, upacara Keraton Surakarta tersebut sempat diwarnai ketegangan antara kelompok Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Surakarta, Gusti Kanjeng Ratu Wandansari (Gusti Moeng), dan kubu Raja Paku Buwono (PB) XIII yang diwakili oleh Kanjeng Pangeran Haryo Raditya Lintang Sasongko.

Konflik ini dipicu oleh protes dari pihak PB XIII yang merasa mereka telah menerima perintah untuk membunyikan gamelan Sekaten, namun pihak LDA justru lebih dulu melakukannya.

Menurut pantauan Tempo, ketegangan dimulai ketika pihak LDA mulai memainkan gamelan, namun Kanjeng Haryo dari PB XIII datang memprotes tindakan tersebut, dengan alasan dirinya memiliki surat perintah langsung dari PB XIII untuk memulai ritual tersebut.

Protes ini memicu reaksi dari kubu LDA yang kemudian menarik Kanjeng Haryo keluar dari halaman parkir Masjid Agung. Pendukung kedua belah pihak terlibat adu mulut dan baku pukul, namun situasi berhasil dikendalikan setelah TNI dan Polri melerai, meskipun Kanjeng Haryo meninggalkan tempat dengan perasaan kecewa.

Advertising
Advertising

Apa itu upacara sekaten?

Dilansir dari surakarta.go.id, Sekaten adalah acara tahunan yang rutin diselenggarakan di Solo dan Yogyakarta sejak abad ke-15. Tradisi ini dilakukan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, dan karena berlangsung terus-menerus, tak heran setiap pelaksanaannya selalu menarik banyak warga di Solo dan Yogyakarta untuk turut berpartisipasi.

Selama Sekaten, biasanya digelar pasar malam selama satu bulan penuh, yang kemudian diakhiri dengan Grebeg Maulud Nabi, berupa kirab gunungan sebagai puncak acara. Lebih dari sekadar perayaan, Sekaten juga memiliki sejarah penting dalam penyebaran agama Islam di Jawa Tengah.

Tradisi ini dimanfaatkan oleh Wali Songo untuk menarik perhatian masyarakat kepada agama Islam. Sekaten dianggap sebagai perpaduan antara seni dan dakwah, karena melalui acara ini, masyarakat diperkenalkan dengan Islam. Pada masa itu, masyarakat sangat menyukai musik gamelan, sehingga pementasan seni gamelan selalu menjadi bagian dari acara Sekaten.

Prosesi ini masih dilestarikan hingga saat ini. Pada acara tersebut, ada tahap membunyikan gamelan yang diarak ke Masjid Agung dan dikembalikan sebagai tanda berakhirnya upacara. Biasanya, rangkaian acara ini berlangsung dari tanggal 5 hingga 12 Rabiulawal, dengan gamelan yang dimainkan terus-menerus secara bergantian. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan prosesi Numpak Wajik dan Grebeg Muludan.

Sejarah Sekaten Solo

Pada awalnya, Sekaten merupakan kelanjutan dari upacara tradisional yang dilakukan oleh raja-raja Jawa sejak masa Majapahit, sebagai bentuk ritual untuk menjaga keselamatan kerajaan. Namun, seiring waktu, tradisi Sekaten mengalami perubahan dan digunakan sebagai sarana untuk menyebarkan agama Islam, terutama di Jawa Tengah. Penyebaran Islam ini dilakukan melalui kesenian gamelan.

Gamelan dipilih sebagai media dakwah karena pada masa itu masyarakat Jawa sangat menyukai seni gamelan. Akhirnya, dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada acara Sekaten, gamelan menggantikan rebana sebagai pengiring untuk melantunkan shalawat.

Sekaten masih dilestarikan hingga kini. Meskipun acara ini sempat berhenti selama dua tahun karena pandemi Covid-19, saat ini Sekaten kembali digelar karena kondisi pandemi yang sudah mereda. Bagi yang ingin mengunjungi Sekaten, acara tersebut dapat dinikmati di Kota Surakarta.


Pilihan Editor: Keraton Surakarta Gelar Tradisi Tabuh Gamelan Sekaten Sempat Diwarnai Insiden

Berita terkait

Taman Pintar - Yogyakomtek Gelar Kompetisi Robotik Seru Akhir Pekan Ini di Jogja Expo Center

18 jam lalu

Taman Pintar - Yogyakomtek Gelar Kompetisi Robotik Seru Akhir Pekan Ini di Jogja Expo Center

Wisatawan bisa melihat kontes robot, pameran teknologi, hingga e-sport di Yogyakomtek Taman Pintar Yogyakarta akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Kontes Robot Terbang Indonesia di Gunungkidul, Ini Tantangan yang Dihadapi Peserta

1 hari lalu

Kontes Robot Terbang Indonesia di Gunungkidul, Ini Tantangan yang Dihadapi Peserta

Tim dari UNS Surakarta, Politeknik Negeri Bali, ITS Surabaya, dan Universitas Hasyim Asy'ari Jombang juarai Kontes Robot Terbang Indonesia 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bakal Pulang ke Solo dan Ma'ruf Amin Kembali Jadi Kiai, Berapa Uang Pensiunnya?

1 hari lalu

Jokowi Bakal Pulang ke Solo dan Ma'ruf Amin Kembali Jadi Kiai, Berapa Uang Pensiunnya?

Rincian pensiun yang bakal diterima Jokowi setelah pulang ke Solo dan Ma'ruf Amin usai kembali menjadi kiai.

Baca Selengkapnya

Bus Wisata Tabrak Pengedara Motor di Yogya Hingga Tewas, Aktivis Sentil Wacana Larangan Bus Masuk Kota

2 hari lalu

Bus Wisata Tabrak Pengedara Motor di Yogya Hingga Tewas, Aktivis Sentil Wacana Larangan Bus Masuk Kota

Sebuah bus wisata menabrak pengendara motor hingga tewas, saat libur panjang Maulid Nabi di Kota Yogyakarta, Minggu 15 September 2024.

Baca Selengkapnya

Keraton Surakarta Gelar Grebeg Maulud, Hanya 15 Menit Isi Gunungan Ludes Diperebutkan Warga

2 hari lalu

Keraton Surakarta Gelar Grebeg Maulud, Hanya 15 Menit Isi Gunungan Ludes Diperebutkan Warga

Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menggelar tradisi Grebeg Maulud di halaman Masjid Agung Solo, Jawa Tengah, Senin, 16 September 2024. Rangkaian upacara adat pada puncak acara Sekaten itu dipimpin langsung Kanjeng Pangeran Haryo Raditya Lintang Sasongko.

Baca Selengkapnya

Wisatawan Padati Prosesi Grebeg Maulud Keraton Yogyakarta

2 hari lalu

Wisatawan Padati Prosesi Grebeg Maulud Keraton Yogyakarta

Ribuan wisatawan memadati jalannya prosesi Garebeg atau Grebeg Maulud yang digelar Keraton Yogyakarta Senin 16 September 2024.

Baca Selengkapnya

5 Tempat di Solo yang Wajib Dikunjungi saat Liburan

3 hari lalu

5 Tempat di Solo yang Wajib Dikunjungi saat Liburan

Saat liburan, ada beberapa tempat di Solo yang wajib Anda kunjungi. Di antaranya ada Kampung Batik Laweyan hingga Pasar Triwindu.

Baca Selengkapnya

PDIP Solo Bentuk Satgas Anti Politik Uang, Paslon Dilarang Bagi-bagi Sembako

3 hari lalu

PDIP Solo Bentuk Satgas Anti Politik Uang, Paslon Dilarang Bagi-bagi Sembako

Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo berharap rakyat jangan dibodohi terus dengan diiming-imingi sembako.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang Maulid Nabi, Arus Lalu Lintas ke Destinasi Kota Yogyakarta Dipadati Wisatawan

3 hari lalu

Libur Panjang Maulid Nabi, Arus Lalu Lintas ke Destinasi Kota Yogyakarta Dipadati Wisatawan

Libur panjang akhir pekan Maulid Nabi berhasil mendongkrak kunjungan wisatawan ke Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Long Weekend Maulid Nabi, Okupansi Hotel Baru di Yogyakarta Turut Melonjak

3 hari lalu

Long Weekend Maulid Nabi, Okupansi Hotel Baru di Yogyakarta Turut Melonjak

Para pelaku perhotelan Yogyakarta berharap bisa menaikkan okupansi mereka setelah pada Agustus lalu sempat drop di bawah target.

Baca Selengkapnya