PKL Malioboro Berkompetisi Kumpulkan Sampah Terbanyak

Selasa, 20 Agustus 2024 13:31 WIB

Menjelang momentum detik-detik proklamasi kemerdekaan di Yogyakarta, akses Jalan Malioboro lengang karena ditutup sementara Sabtu, 17 Agustus 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ratusan pedagang kaki lima atau PKL di kawasan Malioboro Kota Yogyakarta tampak bersemangat memunguti sampah secara manual yang ada di sepanjang jalan itu Selasa, 20 Agustus 2024. Mereka berkompetisi mengumpulkan sampah terbanyak dalam event Gumregah Merti Uwuh Malioboro yang masih dalam rangkaian perayaan HUT Kemerdekaan RI ke 79.

Sembari membawa kantong plastik besar, para PKL itu berlarian menyusuri jalan Malioboro dan memunguti berbagai sampah yang masih belum sempat terangkut petugas kebersihan.

Area yang dibersihkan meliputi Teras Malioboro 1 serta area kawasan Malioboro dari perempatan Suryatmajan (Kepatihan) sampai dengan area Titik Nol Kilometer hingga Benteng Vredenburg. Sampah-sampah yang dikumpulkan dibawa ke area Teras Malioboro 1 untuk ditimbang. Peserta yang paling banyak atau paling berat mengumpulkan sampah akan mendapatkan hadiah.

Total sampah yang berhasil terkumpul 549 kilogram. Pemenang pengumpul sampah terbanyak 142 kilogram.

"Kompetisi ini bentuk upaya memupuk kesadaran para PKL dan wisatawan soal pentingnya mengelola sampah," kata Kepala Teras Malioboro 1 Hellen Phornica Selasa.

Tanggung jawab sosial

Advertising
Advertising

Hellen menuturkan, lomba yang baru kali pertama digelar ini juga wujud tanggung jawab sosial. Kawasan Malioboro selama ini telah menjadi rumah bersama mencari rezeki yang selayaknya dirawat.

"Ketika kawasan Malioboro menjadi kawasan yang nyaman dikunjungi, pada akhirnya berpotensi meningkatkan pendapatan para PKL dan menjadi catatan baik wisatawan yang berkunjung," kata dia.

Dalam event itu, paguyuban bank sampah Yogyakarta juga turun langsung. Mereka mengkampanyekan serta memberikan edukasi tentang pengelolaan sampah yang hasilnya bisa dinikmati kembali para PKL.

Yogyakarta Darurat Sampah

Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY Srie Nurkyatsiwi menuturkan, penyadaran bagi pelaku UMKM termasuk PKL di Malioboro penting. Mengingat situasi Yogyakarta yang kini sedang berjuang mengatasi darurat sampah pasca-penutupan Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Piyungan.

"Ketika para PKL terutama di Malioboro ini sudah benar-benar mampu mengelola sampah sendiri, maka sampah itu tidak perlu disetorkan lagi ke depo-depo dan juga TPA Piyungan," kata dia.

Warisan Dunia Takbenda

Paniradya Pati Kaistimewaan DIY Aris Eko Nugroho menambahkan, kawasan Malioboro yang masuk jalur Sumbu Filosofis, kini sudah menyandang status warisan dunia takbenda yang diakui Unesco.

"Sehingga upaya menjaga kawasan itu menjadi tempat yang nyaman dan terawat serta bersih dari sampah sudah menjadi kewajiban semua pihak yang terlibat di sini," ujarnya.

Tak hanya kompetisi mengumpulkan sampah di Malioboro, dalam event itu juga diramaikan layanan cek kesehatan gratis, kegiatan donor darah PMI, penghargaan sekuriti dan cleaning service terbaik tahunan dan hiburan.

Pilihan Editor: Jurus Teras Malioboro 1 Yogyakarta agar Disambangi Jutaan Wisatawan Tiap Tahun

Berita terkait

Bus Wisata Tabrak Pengedara Motor di Yogya Hingga Tewas, Aktivis Sentil Wacana Larangan Bus Masuk Kota

21 jam lalu

Bus Wisata Tabrak Pengedara Motor di Yogya Hingga Tewas, Aktivis Sentil Wacana Larangan Bus Masuk Kota

Sebuah bus wisata menabrak pengendara motor hingga tewas, saat libur panjang Maulid Nabi di Kota Yogyakarta, Minggu 15 September 2024.

Baca Selengkapnya

Wisatawan Padati Prosesi Grebeg Maulud Keraton Yogyakarta

1 hari lalu

Wisatawan Padati Prosesi Grebeg Maulud Keraton Yogyakarta

Ribuan wisatawan memadati jalannya prosesi Garebeg atau Grebeg Maulud yang digelar Keraton Yogyakarta Senin 16 September 2024.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang Maulid Nabi, Arus Lalu Lintas ke Destinasi Kota Yogyakarta Dipadati Wisatawan

2 hari lalu

Libur Panjang Maulid Nabi, Arus Lalu Lintas ke Destinasi Kota Yogyakarta Dipadati Wisatawan

Libur panjang akhir pekan Maulid Nabi berhasil mendongkrak kunjungan wisatawan ke Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Long Weekend Maulid Nabi, Okupansi Hotel Baru di Yogyakarta Turut Melonjak

2 hari lalu

Long Weekend Maulid Nabi, Okupansi Hotel Baru di Yogyakarta Turut Melonjak

Para pelaku perhotelan Yogyakarta berharap bisa menaikkan okupansi mereka setelah pada Agustus lalu sempat drop di bawah target.

Baca Selengkapnya

Besok Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Maulud, Begini Prosesi dan Aturannya

2 hari lalu

Besok Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Maulud, Begini Prosesi dan Aturannya

Sebelum Grebeg Maulud ini digelar, Keraton Yogyakarta menggelar prosesi awalan mulai dari Miyos Gangsa, Numplak Wajik, dan Kondur Gangsa.

Baca Selengkapnya

Alasan Gunung Merapi Belum Dibuka untuk Pendakian, Sepekan 3 Kali Awan Panas

3 hari lalu

Alasan Gunung Merapi Belum Dibuka untuk Pendakian, Sepekan 3 Kali Awan Panas

Meski masih aktif meluncurkan awan panas dan lava pijar, cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari.

Baca Selengkapnya

Menebus Dosa Kepada Laut

3 hari lalu

Menebus Dosa Kepada Laut

Kelompok nelayan di Karawang menggunakan rangkaian ban bekas untuk menjebak sampah plastik di laut.

Baca Selengkapnya

Akhir Pekan, Ada Simfoni Gumuk Pasir di Pantai Selatan Bantul

4 hari lalu

Akhir Pekan, Ada Simfoni Gumuk Pasir di Pantai Selatan Bantul

Simfoni Gumuk Pasir bukan hanya sekadar festival musik, tetapi juga perayaan seni, alam dan budaya.

Baca Selengkapnya

Wisatawan Bisa Belanja Cendera Mata Pasar Beringharjo Yogyakarta di Marketplace

4 hari lalu

Wisatawan Bisa Belanja Cendera Mata Pasar Beringharjo Yogyakarta di Marketplace

Pasar Beringharjo yang menjadi surganya wisatawan berburu produk kerajinan di Yogyakarta kini hadir di marketplace.

Baca Selengkapnya

Bakal Dipindahkan ke Lokasi Baru, PKL Malioboro Siap Mengadu ke UNESCO

5 hari lalu

Bakal Dipindahkan ke Lokasi Baru, PKL Malioboro Siap Mengadu ke UNESCO

Kawasan Malioboro tempat PKL berjualan merupakan bagian dari Sumbu Filosofi Yogyakarta, salah satu warisan budaya dunia UNESCO.

Baca Selengkapnya