Geger Teras Malioboro Ditutup Saat Akhir Pekan, PKL Demo Sambil Jualan Dari Balik Pagar

Sabtu, 13 Juli 2024 22:21 WIB

Para PKL Malioboro menggelar aksi sembari berjualan di balik pagar Teras Malioboro 2 akibat penutupan pagar area itu oleh petugas UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya (PKCB) Kota Yogyakarta Sabtu petang (13/7). Penutupan itu dilakukan untuk mencegah para PKL kembali berjualan di selasar pedestrian Malioboro. Tempo/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pedagang kaki lima atau PKL yang menempati area Teras Malioboro 2, Jalan Malioboro, Yogyakarta, menggelar aksi demonstasi, pada Sabtu petang 13 Juli 2024.

Aksi itu dipicu penutupan gerbang Teras Malioboro 2 oleh petugas Unit Pelaksana Tugas atau UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya atau PKCB Kota Yogyakarta, sejak pukul 18.00 WIB.

Penutupan paksa oleh Pemkot Yogyakarta itu dilakukan demi mencegah para pedagang yang belakangan kembali berjualan di selasar atau pedestrian Jalan Malioboro. Petugas Jogoboro atau Jogo Malioboro dan personil kepolisian turut menjaga pagar Teras Malioboro itu dari luar.

Dalam aksi itu pedagang meneriakkan seruan seperti 'PKL Bersatu, Kembali ke Selasar'.

Para PKL Malioboro menggelar aksi sembari berjualan di balik pagar Teras Malioboro 2 akibat penutupan pagar area itu oleh petugas UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya (PKCB) Kota Yogyakarta Sabtu petang (13/7). Penutupan itu dilakukan untuk mencegah para PKL kembali berjualan di selasar pedestrian Malioboro. Tempo/Pribadi Wicaksono

Tetap mengais rejeki

Advertising
Advertising

Pantauan Tempo, akibat penutupan paksa itu pedagang tak terima dan menggelar aksi. Di tengah mediasi yang alot dengan pihak UPT, sebagian pedagang berupaya tetap mengais rejeki dengan berjualan di balik pagar. Para pedagang itu membawa berbagai macam dagangannya seperti daster, batik, kerajinan hingga minuman.

Mereka bersorak gembira ketika dagangan yang ditawarkan dibeli wisatawan yang melintas. Setelah itu mereka bergabung kembali dengan rekan-rekannya yang menggelar aksi menuntut gerbang dibuka dan diijinkan berjualan di selasar pedestrian.

"Kalau jualan di dalam area ini (Teras Malioboro) tak ada yang beli, wisatawan tidak ada yang masuk ke sini meskipun banyak yang lewat Malioboro," kata Sugi, 61 tahun, pedagang yang menempati blok EF Teras Malioboro saat ditemui Tempo.

Perempuan asal Kabupaten Kulon Progo yang sudah berjualan di Malioboro sejak tahun 1990 an itu mengungkap, Teras Malioboro bukanlah ruang ideal mengais rejeki. Meski berada di Jalan Malioboro, lokasi yang kini digunakan 800 PKL itu terlalu menjorok ke dalam dan terbagi banyak blok yang tiap lapaknya hanya berukuran sekitar 1,2 meter persegi.

"Saat musim liburan, pernah sehari saya cuma dapat pemasukan Rp 35 ribu, itu berjualan dari jam 14.00 sampai jam 21.30, apalagi rumah saya di Kulon Progo, jauh sekali dari sini," kata dia.

Namun saat dagangannya itu coba ditawarkan pedagang di selasar, sangat laris. Karena mudah terjangkau wisatawan yang lewat. Bisa puluhan potong pakaian batik ia jual dalam semalam. "Kalau jualan di dalam sini (lapak Teras Malioboro) laku tiga potong sehari saja sudah bagus jualan seharian," kata dia.

Para PKL Malioboro menggelar aksi sembari berjualan di balik pagar Teras Malioboro 2 akibat penutupan pagar area itu oleh petugas UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya (PKCB) Kota Yogyakarta Sabtu petang (13/7). Penutupan itu dilakukan untuk mencegah para PKL kembali berjualan di selasar pedestrian Malioboro. Tempo/Pribadi Wicaksono

Kepala Unit Pelaksana Tugas (UPT) Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya (PKCB) Kota Yogyakarta Ekwanto yang menemui pedagang menyatakan penutupan pagar Teras Malioboro 2 untuk mencegah pedagang kembali berjualan di selasar pedestrian yang merupakan tempat pejalan kaki.

"Kami (melakukan penutupan pagar Teras Malioboro) karena melihat teman-teman mulai membawa dagangan ke luar (untuk berjualan di selasar pedestrian)," kata Ekwanto.

Ekwanto menuturkan, sesuai fungsi yang telah diatur, pedestrian Malioboro tidak boleh dipergunakan lagi untuk berjualan. Hal ini sudah dilarang sejak awal 2022 silam. "Sesuai tugas pokok fungsi kami, kami menegakkan peraturan itu," kata dia.

Relokasi PKL Teras Malioboro 2

Adapun perwakilan pedagang yang menggelar aksi menyatakan, wacana kebijakan relokasi PKL Teras Malioboro 2 ke lokasi baru di Ketandan dan Beskalan pada tahun 2025 nanti juga menjadi pemicu aksi pedagang kembali berjualan di selasar.

Sebab dalam pertemuan dengan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebelumnya, pedagang dijanjikan akan dilibatkan dalam pengambilan keputusan relokasi itu. "Kami hanya ingin bertemu Pemerintah DIY, bukan UPT Kota Yogyakarta," kata perwakilan pedagang.

Divisi Advokasi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta Muhammad Raka Ramadhan yang mendampingi pedagang mengatakan, aksi itu buntut dari kekecewaan pedagang terkait rencana relokasi tahun 2025 ke lokasi Beskalan dan Ketandan yang dilalukan sepihak Pemerintah DIY dan Kota Yogyakarta.

"Pemerintah DIY dan Kota Yogyakarta seharusnya mendengar dan belajar dari relokasi sebelumnya dari trotoar ke Teras Malioboro 2 ini, di mana pendapatan pedagang menurun drastis," kata dia, seraya mendambahkan bahwa para PKL, berharap dapat diajak berembuk membahas relokasi itu.

Pilihan editor: Bukan di Malioboro, Pawai Alegoris Pemkot Yogyakarta akan Digelar di Kotagede Akhir Pekan Ini

Berita terkait

Wisatawan Padati Prosesi Grebeg Maulud Keraton Yogyakarta

11 jam lalu

Wisatawan Padati Prosesi Grebeg Maulud Keraton Yogyakarta

Ribuan wisatawan memadati jalannya prosesi Garebeg atau Grebeg Maulud yang digelar Keraton Yogyakarta Senin 16 September 2024.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang Maulid Nabi, Arus Lalu Lintas ke Destinasi Kota Yogyakarta Dipadati Wisatawan

1 hari lalu

Libur Panjang Maulid Nabi, Arus Lalu Lintas ke Destinasi Kota Yogyakarta Dipadati Wisatawan

Libur panjang akhir pekan Maulid Nabi berhasil mendongkrak kunjungan wisatawan ke Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Long Weekend Maulid Nabi, Okupansi Hotel Baru di Yogyakarta Turut Melonjak

1 hari lalu

Long Weekend Maulid Nabi, Okupansi Hotel Baru di Yogyakarta Turut Melonjak

Para pelaku perhotelan Yogyakarta berharap bisa menaikkan okupansi mereka setelah pada Agustus lalu sempat drop di bawah target.

Baca Selengkapnya

Pedagang di Pinang Ranti Dibacok, Pelaku Emosi Karena Ditegur Uangnya Selalu Kurang Setiap Belanja

1 hari lalu

Pedagang di Pinang Ranti Dibacok, Pelaku Emosi Karena Ditegur Uangnya Selalu Kurang Setiap Belanja

Si pedagang menegur pelaku karena setiap belanja uangnya selalu kurang. Pelaku pulang ke rumah untuk mengambil celurit lalu membacok.

Baca Selengkapnya

Besok Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Maulud, Begini Prosesi dan Aturannya

1 hari lalu

Besok Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Maulud, Begini Prosesi dan Aturannya

Sebelum Grebeg Maulud ini digelar, Keraton Yogyakarta menggelar prosesi awalan mulai dari Miyos Gangsa, Numplak Wajik, dan Kondur Gangsa.

Baca Selengkapnya

Alasan Gunung Merapi Belum Dibuka untuk Pendakian, Sepekan 3 Kali Awan Panas

2 hari lalu

Alasan Gunung Merapi Belum Dibuka untuk Pendakian, Sepekan 3 Kali Awan Panas

Meski masih aktif meluncurkan awan panas dan lava pijar, cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari.

Baca Selengkapnya

Akhir Pekan, Ada Simfoni Gumuk Pasir di Pantai Selatan Bantul

3 hari lalu

Akhir Pekan, Ada Simfoni Gumuk Pasir di Pantai Selatan Bantul

Simfoni Gumuk Pasir bukan hanya sekadar festival musik, tetapi juga perayaan seni, alam dan budaya.

Baca Selengkapnya

Wisatawan Bisa Belanja Cendera Mata Pasar Beringharjo Yogyakarta di Marketplace

3 hari lalu

Wisatawan Bisa Belanja Cendera Mata Pasar Beringharjo Yogyakarta di Marketplace

Pasar Beringharjo yang menjadi surganya wisatawan berburu produk kerajinan di Yogyakarta kini hadir di marketplace.

Baca Selengkapnya

Bakal Dipindahkan ke Lokasi Baru, PKL Malioboro Siap Mengadu ke UNESCO

4 hari lalu

Bakal Dipindahkan ke Lokasi Baru, PKL Malioboro Siap Mengadu ke UNESCO

Kawasan Malioboro tempat PKL berjualan merupakan bagian dari Sumbu Filosofi Yogyakarta, salah satu warisan budaya dunia UNESCO.

Baca Selengkapnya

Di Kafe Ini, Tamu Bisa Menyeruput sembari Belajar tentang Kopi dari A sampai Z

4 hari lalu

Di Kafe Ini, Tamu Bisa Menyeruput sembari Belajar tentang Kopi dari A sampai Z

Kafe di Bantul ini memiliki kelas untuk belajar segala hal tentang kopi dari A sampai Z, dari manajerial sampai rantai pasok.

Baca Selengkapnya