Kamp Tertinggi Gunung Everest Penuh dengan Sampah Beku, 11 Ton Sudah Dibawa Turun

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Kamis, 11 Juli 2024 11:25 WIB

Ilustrasi Gunung Everest (REUTERS)

TEMPO.CO, Jakarta - Kamp tertinggi Gunung Everest dipenuhi dengan sampah beku. Belum lama ini, sebuah tim yang dipimpin oleh Ang Babu Sherpa melakukan tugas untuk membersihkan puing-puing dan memulihkan sisa-sisa di dekat puncak Everest.

Dilansir dari Times of India, dia melaporkan bahwa meskipun telah berupaya keras, lokasi tersebut masih dipenuhi sampah dalam jumlah besar. Proses pembersihannya mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun.

Pembersihan sempat dilakukan pemerintah Nepal pada musim pendakian terakhir bulan lalu, melibatkan tentara dan Sherpa. Pembersihan itu membawa limbah sebanyak 11 ton sampah bersama dengan empat mayat dan satu kerangka.

Namun, ternyata itu hanya masalah sampah di puncaknya saja. Ang Babu Sherpa memperkirakan masih ada antara 40 hingga 50 ton sampah di South Col, kamp terakhir sebelum pendaki mencoba mencapai puncak.

Sampah Peralatan Pendakian

Sebagian besar sampah berupa peralatan pendakian seperti tenda-tenda tua, kemasan makanan, tabung gas, botol oksigen, dan tali bekas. Barang-barang ini telah terakumulasi selama beberapa dekade ekspedisi Everest dan telah membentuk lapisan sampah beku di ketinggian 8.000 meter.

Advertising
Advertising

Operasi pembersihan sangat menantang di ketinggian tersebut karena kadar oksigen sangat berkurang dan cuaca bisa berubah jadi berbahaya dalam sekejap.

Sebagian besar sampah yang ditemukan oleh tim Ang Babu berasal dari ekspedisi sebelumnya selama beberapa dekade. Pendaki tak selalu rajin membawa pulang sampahnya. Namun, peraturan baru mengharuskan pendaki untuk membuang sampah atau berisiko kehilangan jaminan mereka. Sebagian besar sampah yang ditemukan oleh tim Ang Babu berasal dari ekspedisi sebelumnya.

Proses Pembersihan yang Kompleks

Pembersihan ini begitu kompleks. Sherpa fokus pada daerah dataran tinggi, mengambil sampah dan mayat, sementara tentara beroperasi di tingkat yang lebih rendah dan base camp. Proses pengambilan sampah beku dari daerah yang tertutup es sangatlah sulit dan memakan waktu, sering kali memerlukan waktu menunggu saat cuaca bagus ketika matahari dapat membantu mencairkan lapisan es.

Selain sisa-sisa manusia, tim juga menangani 11 ton sampah Gunung Everest, dan barang-barang yang tidak dapat terurai disortir untuk didaur ulang di Kathmandu.

Pilihan Editor: Biaya Evakuasi Jenazah dari Gunung Everest sampai Miliaran

Berita terkait

Menebus Dosa Kepada Laut

2 hari lalu

Menebus Dosa Kepada Laut

Kelompok nelayan di Karawang menggunakan rangkaian ban bekas untuk menjebak sampah plastik di laut.

Baca Selengkapnya

Manfaat Asap Cair, Zat Hasil Pembakaran Sampah Plastik

7 hari lalu

Manfaat Asap Cair, Zat Hasil Pembakaran Sampah Plastik

Asap cair dihasilkan dari proses pirolisis dari pembakaran sampah plastik.

Baca Selengkapnya

Heru Budi Berencana Bangun Pulau Sampah di Jakarta Utara, CESS: Bukti Kewalahan dan Gagal ..

21 hari lalu

Heru Budi Berencana Bangun Pulau Sampah di Jakarta Utara, CESS: Bukti Kewalahan dan Gagal ..

CESS mengkritisi rencana Pj Gubernur Jakarta Heru Budi Hartanto soal rencananya akan membangun pulau sampah di kawasan Jakarta Utara.

Baca Selengkapnya

Viral Rumah Warga Depok Diserbu Belatung Sebab Sampah Tak Terangkut

26 hari lalu

Viral Rumah Warga Depok Diserbu Belatung Sebab Sampah Tak Terangkut

Sampah 3 RT tak terangkut hampir seminggu penuh, belatung serbu rumah warga di Kota Depok.

Baca Selengkapnya

PKL Malioboro Berkompetisi Kumpulkan Sampah Terbanyak

27 hari lalu

PKL Malioboro Berkompetisi Kumpulkan Sampah Terbanyak

Malioboro yang masuk jalur Sumbu Filosofis, kini menyandang status warisan dunia takbenda Unesco, perlu diupayakan menjadi kawasan yang nyaman.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengelola Sampah di Gili Trawangan, Hanya Bisa Olah 16 Persen Setiap Hari

27 hari lalu

Cerita Pengelola Sampah di Gili Trawangan, Hanya Bisa Olah 16 Persen Setiap Hari

Pengurus Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Gili Trawangan bercerita soal kendala yang dihadapi dalam proses pengelolaan sampah di pulau itu.

Baca Selengkapnya

5 Sherpa Nepal Pemegang Rekor Unik Mendaki 14 Gunung Tertinggi di Dunia

31 hari lalu

5 Sherpa Nepal Pemegang Rekor Unik Mendaki 14 Gunung Tertinggi di Dunia

Di balik keberhasilan para pendaki tersohor, kerap ada jasa Sherpa. Suku Sherpa sangat dihormati sebagai pendaki gunung ulung dan ahli.

Baca Selengkapnya

Soal Pulau Sampah, Pemprov DKI Jakarta: untuk Pengolahan Sampah Wilayah Aglomerasi 100 Tahun ke Depan

34 hari lalu

Soal Pulau Sampah, Pemprov DKI Jakarta: untuk Pengolahan Sampah Wilayah Aglomerasi 100 Tahun ke Depan

Pemprov DKI Jakarta akan membahas lagi rencana kajian pulau sampah. Diniatkan untuk pengolahan sampah wilayah aglomerasi.

Baca Selengkapnya

Dikhawatirkan Bikin Ribut, DPRD DKI Jakarta Hapus Anggaran Kajian Reklamasi Pulau Sampah

34 hari lalu

Dikhawatirkan Bikin Ribut, DPRD DKI Jakarta Hapus Anggaran Kajian Reklamasi Pulau Sampah

DPRD DKI Jakarta tidak menyetujui usulan anggaran dari Dinas Lingkungan Hidup untuk mengkaji reklamasi pulau sampah.

Baca Selengkapnya

Kemenparekraf Soroti Darurat Sampah di Yogyakarta, Berdampak Buruk terhadap Pariwisata

35 hari lalu

Kemenparekraf Soroti Darurat Sampah di Yogyakarta, Berdampak Buruk terhadap Pariwisata

Kemenparekraf menyoroti dan mendesak pemerintah Kota Yogyakarta untuk membereskan masalah sampah di daerah tujuan wisata tersebut

Baca Selengkapnya