Mengapa Tusuk Sate Klathak Harus dengan Jeruji Sepeda?

Rabu, 19 Juni 2024 16:01 WIB

Mudik ke Jogja rasanya kurang lengkap jika belum menikmati rasa sate klathak yang khas/Foto: Cantika

TEMPO.CO, Jakarta - Sate Klathak adalah salah satu kuliner khas Yogyakarta, khususnya dari daerah Bantul. Sate ini terkenal karena keunikan dalam penyajiannya dan cara pembuatannya yang sederhana namun menghasilkan rasa yang khas dan lezat.

Melansir dari Jurnal Universitas Gadjah Mada (UGM), nama "Klathak" berasal dari bunyi "tak…tak…tak" yang dihasilkan saat sate ini dipanggang di atas bara api. Potongan daging kambing yang besar ditusuk menggunakan jeruji besi sepeda, bukan bambu seperti pada umumnya. Penggunaan jeruji besi ini dipercaya dapat menghantarkan panas dengan lebih baik, sehingga daging matang merata dan lebih cepat.

Asal usul sate Klathak tidak terlepas dari kebudayaan masyarakat Jawa yang kaya akan tradisi kuliner. Meskipun tidak ada catatan pasti mengenai kapan pertama kali sate Klathak dibuat, tetapi sate ini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Bantul sejak lama. Konon, sate Klathak pertama kali diperkenalkan oleh para pedagang daging kambing yang ingin menyajikan daging kambing dengan cara berbeda dan menarik.

Pada awalnya, sate Klathak hanya dibumbui dengan garam sebelum dipanggang. Keputusan untuk menggunakan bumbu yang sangat sederhana ini bertujuan untuk mempertahankan cita rasa asli daging kambing yang segar. Potongan daging yang besar memberikan pengalaman makan yang berbeda dibandingkan sate pada umumnya, di mana biasanya potongan daging lebih kecil dan lebih banyak menggunakan bumbu.

Sate Klathak sering disajikan di acara-acara tradisional dan perayaan di Yogyakarta, seperti saat lebaran atau pernikahan. Selain itu, sate ini juga menjadi hidangan favorit di pasar malam dan warung-warung makan di sekitar Bantul. Keunikan sate Klathak yang hanya dibumbui garam juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.

Advertising
Advertising

Berbeda dengan kebanyakan sate yang menggunakan bumbu kacang, kecap manis, atau rempah-rempah kompleks, Sate Klathak hanya dibumbui dengan garam. Kesederhanaan ini bertujuan untuk menonjolkan rasa asli dari daging kambing yang digunakan, sehingga setiap gigitan memberikan rasa yang alami.

Salah satu ciri khas paling mencolok dari Sate Klathak adalah penggunaan jeruji besi sepeda sebagai tusuk sate, bukan bambu seperti yang biasa digunakan pada sate lainnya. Jeruji besi dipercaya menghantarkan panas dengan lebih baik, memastikan daging matang secara merata dari dalam ke luar. Hal ini juga memberikan tekstur yang berbeda pada daging, membuatnya lebih juicy dan empuk.

Sate Klathak menggunakan potongan daging kambing yang lebih besar dibandingkan dengan sate lainnya yang biasanya memotong daging menjadi potongan kecil-kecil. Potongan yang besar ini memungkinkan daging untuk tetap juicy dan tidak mudah kering saat dipanggang.

Meskipun sate ini hanya dibumbui dengan garam, Sate Klathak biasanya disajikan dengan kuah gulai yang gurih. Kuah gulai ini terbuat dari santan dan rempah-rempah, memberikan rasa yang kaya dan menambah kompleksitas pada sate yang sederhana. Penyajian dengan nasi putih dan potongan bawang merah serta cabai rawit juga menambah kenikmatan saat menikmatinya.

Seiring dengan perkembangan zaman, sate Klathak mulai dikenal lebih luas, tidak hanya di Yogyakarta, tetapi juga di berbagai daerah lain di Indonesia. Meskipun banyak varian dan inovasi dalam penyajiannya, sate Klathak tetap mempertahankan ciri khasnya, yaitu penggunaan jeruji besi sebagai tusuk dan bumbu garam yang sederhana.

Banyak warung makan dan restoran yang kini menyajikan sate Klathak dengan berbagai tambahan, seperti kuah gulai atau sambal, untuk menambah variasi rasa. Namun, esensi dari sate Klathak tetap terjaga, yaitu menikmati kelezatan daging kambing yang dimasak dengan cara yang unik dan tradisional.

Pilihan Editor: 8 Jenis Sate yang Kondang di Indonesia, Ada Sate Klathak hingga Sate Maranggi

Berita terkait

Dosen UGM Sebut Penjudi Tak Butuh Bansos, tapi Bimbingan Psikologi

4 jam lalu

Dosen UGM Sebut Penjudi Tak Butuh Bansos, tapi Bimbingan Psikologi

Dosen Psikologi UGM Bagus Riyono mengatakan bantuan untuk korban judi online bukan bansos tapi pengalihan pada ketergantungan.

Baca Selengkapnya

Lepas Mahasiswa UGM KKN, Ini Pesan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono

6 jam lalu

Lepas Mahasiswa UGM KKN, Ini Pesan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono ikut melepas 7.162 mahasiswa UGM yang mengikuti program Kuliah Kerja Nyata.

Baca Selengkapnya

ArtJog 2024, Ada Apa Saja dan Harga Tiket Masuknya

15 jam lalu

ArtJog 2024, Ada Apa Saja dan Harga Tiket Masuknya

Festival seni kontemporer ArtJog kembali digelar mulai 28 Juni - 1 September 2024 di Jogja National Museum, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sanksi Bus Pariwisata yang Masa Uji KIR Habis saat Masuk ke Yogyakarta

17 jam lalu

Sanksi Bus Pariwisata yang Masa Uji KIR Habis saat Masuk ke Yogyakarta

Puluhan bus pariwisata ditilang petugas gabungan saat memasuki Kota Yogyakarta karena masa uji KIR habis

Baca Selengkapnya

Arca Ganesha Ditemukan Warga saat Bikin Fondasi Rumah di Sleman Yogyakarta

18 jam lalu

Arca Ganesha Ditemukan Warga saat Bikin Fondasi Rumah di Sleman Yogyakarta

Kabupaten Sleman, tempat penemuan arca ganesha ini, dikenal sebagai daerah yang memiliki banyak situs candi bersejarah.

Baca Selengkapnya

Kepala BMKG Ingatkan Lonjakan Suhu di Indonesia Termasuk yang Tertinggi di Dunia

1 hari lalu

Kepala BMKG Ingatkan Lonjakan Suhu di Indonesia Termasuk yang Tertinggi di Dunia

Merujuk hitungan nilai Land Surface Temperature (LST) global, lonjakan panas di Indonesia termasuk yang terbesar secara global.

Baca Selengkapnya

Wujud Microforest 100, Teknologi Mikroalga dari Peneliti UGM yang Mampu Serap CO2 di Udara

1 hari lalu

Wujud Microforest 100, Teknologi Mikroalga dari Peneliti UGM yang Mampu Serap CO2 di Udara

Peneliti UGM dan startup Algatech Nusantara mengembangkan "pohon elektronik" mikroalga untuk menyerap karbon di ruang terbuka.

Baca Selengkapnya

Kisah Awan, Anak Buruh Tani Masuk UGM Tanpa Tes dan Bebas Biaya

1 hari lalu

Kisah Awan, Anak Buruh Tani Masuk UGM Tanpa Tes dan Bebas Biaya

Bagaiman cerita Awan meraih prodi impian di UGM?

Baca Selengkapnya

ArtJog 2024 Dimulai, Seniman Cilik Yogya Louis Gilbert Yulianto Usung Figur Robot Bercerita

1 hari lalu

ArtJog 2024 Dimulai, Seniman Cilik Yogya Louis Gilbert Yulianto Usung Figur Robot Bercerita

Salah satu yang menarik dalam gelaran ArtJog tahun ini adalah adanya program ArtJog Kids yang menjaring talenta kalangan seniman anak-anak.

Baca Selengkapnya

Ramai Soal Rencana Beach Club Gunungkidul, Pakar Ungkap Pentingnya Kawasan Karst bagi Ekowisata

1 hari lalu

Ramai Soal Rencana Beach Club Gunungkidul, Pakar Ungkap Pentingnya Kawasan Karst bagi Ekowisata

Kawasan karst di Gunungkidul menjadi bagian penting untuk menjaga ekosistem pesisir tetap lestari. Bagaimana jika proyek beach club itu jadi?

Baca Selengkapnya