Saat Tugu Yogya hingga Titik Nol Kilometer Yogyakarta Gelap Gulita Kampanyekan Earth Hour

Senin, 25 Maret 2024 08:00 WIB

Kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta gelap gulita saat menggelar kampanye Earth Hour Sabtu (23/3). (Dok. Istimewa)

TEMPO.CO, Yogyakarta - Suasana kawasan Tugu Yogyakarta hingga Titik Nol Kilometer pada Sabtu malam, 23 Maret 2024 tampak gelap gulita. Tepat pukul 19.00 hingga 20.00 WIB atau selama 60 menit, gedung-gedung milik pemerintah maupun swasta di area itu serentak mematikan lampu penerangannya sebagai bentuk dukungan gerakan Earth Hour.

Meski suasana gelap gulita, pengunjung dan wisatawan yang sedang menghabiskan waktu di kawasan itu tak lantas beranjak pergi. Mereka tetap asyik beraktivitas hingga lampu-lampu kembali menyala.

"Gerakan Earth Hour sebagai gerakan cinta Bumi lewat simbolisasi mematikan lampu selama 60 menit, ini untuk mengajak masyarakat bergaya hidup ramah lingkungan," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Kusno Wibowo.

Isu pemanasan global

Gerakan yang di Indonesia diinisiasi WWF Indonesia itu merupakan kampanye global mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap isu pemanasan global dan perubahan iklim. Kampanye Earth Hour ini juga mengajak seluruh pihak untuk menghemat listrik dengan mematikan lampu selama 60 menit.

"Gerakan ini menggambarkan gaya hidup hemat energi untuk mengatasi isu lingkungan, kami ingin semakin banyak pihak turut andil dalam kegiatan ini sebagai bentuk kontribusi terhadap persoalan perubahan iklim dan edukasi gaya hidup ramah lingkungan," ungkapnya.

Advertising
Advertising

Kusno mengungkapkan, gerakan Earth Hour mulai dilakukan pada 2007 di Sidney, Australia. Indonesia memulai gerakan ini sejak 2009, sekaligus menjadi gerakan yang memiliki kekuatan terhadap penyelamatan lingkungan.

"Gerakan ini sekaligus mengajak warga mengurangi penggunaan energi berbahan bakar fosil. Masyarakat juga bisa beralih dengan penggunaan energi terbarukan," ujarnya.

Upaya menyelamatkam Bumi

Meski simbolis, gerakan itu diharapkan menjadi kebiasaan yang diterapkan dalam keseharian masyarakat.

Pelaksana harian Kepala Dinas Pariwisata, Anita Verawati mengatakan melihat kondisi lingkungan saat ini, gerakan Earth Hour menjadi satu upaya untuk menyelamatkan Bumi.

"Gerakan ini hanya pemantik awal perubahan di lingkungan, kehidupan dan gaya hidup kita," kata dia.

Direktur Forest and Wildlife WWF Indonesia, Muhammad Ali Imron mengatakan, kegiatan Earth Hour ini merupakan sebuah simbolis, namun memiliki makna yang sangat mendalam. Meski hanya selama 60 menit mematikan lampu atau alat elektronik yang tidak dipakai, hal ini menjadi upaya menjaga Bumi yang sudah tua.

"Sangat penting bagi kita untuk sejenak memikirkan Bumi yang sudah tua dan semakin sakit ini," kata dia.

PRIBADI WICAKSONO

Pilihan Editor: Sejarah Tugu Yogyakarta yang Kini Dipercantik dengan Pagar Baru

Berita terkait

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

13 jam lalu

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

UNESCO akui Sumbu Filosofi Yogyakarta, garis imajiner dari Gunung Merapi, Tugu, Keraton Yogyakarta, Panggung Krapyak, dan bermuara di Laut Selatan.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

13 jam lalu

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

Puncak aksi mahasiswa di Gejayan terjadi pada 8 Mei 1998 setelah salat Jumat. Moses Gatutkaca menjadi korban dengan luka parah. Siapa tanggung jawab?

Baca Selengkapnya

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

1 hari lalu

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

Pilkada 2024 akan dilaksanakan pada November 2024 di semua provinsi di seluruh Indonesia, kecuali Daerah Istimewa Yogyakarta. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

1 hari lalu

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

Selokan Van Der Wijck berperan penting menjamin irigasi di Sleman, Yigyakarta. Dibuat pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII berkuasa.

Baca Selengkapnya

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

2 hari lalu

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

Yogyakarta sebagai destinasi wisata turut tercoreng oleh masalah sampah yang belum terselesaikan setelah TPA Piyungan tutup.

Baca Selengkapnya

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

2 hari lalu

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

Sultan Hamengku Buwono X memberi pesan khusus kepada abdi dalem Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman di acara Syawaan.

Baca Selengkapnya

Tertarik Pengelolaan Air di Proyek IKN, Pemerintah Belanda Kumpulkan LSM-LSM

2 hari lalu

Tertarik Pengelolaan Air di Proyek IKN, Pemerintah Belanda Kumpulkan LSM-LSM

Pemerintah Belanda mengumpulkan sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk meminta pandangan mereka tentang proyek Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

2 hari lalu

Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

Yogyakarta International Airport saat ini masih belum memiliki asrama haji untuk embarkasi.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

2 hari lalu

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

Salah satu beleid paling disorot terutama tentang pungutan sekolah di Yogyakarta, yang akan diubah istilahnya menjadi dana partisipasi.

Baca Selengkapnya

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

3 hari lalu

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

PHRI DIY merespon soal penetapan Bandara YIA sebagai bandara internasional satu-satunya di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya