Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sejarah Tugu Yogyakarta yang Kini Dipercantik dengan Pagar Baru

image-gnews
Tugu Yogyakarta dikelilingi pagar baru. (Tempo/Pribadi Wicaksono)
Tugu Yogyakarta dikelilingi pagar baru. (Tempo/Pribadi Wicaksono)
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta memasang pagar baru mengelilingi Tugu Pal Putih alias Tugu Yogyakarta sejak akhir September 2023 ini.

Ikon Yogyakarta yang sangat sering digunakan wisatawan untuk berswa foto itu kini dikelilingi pagar berwarna hijau kombinasi kuning melingkar di bagian luarnya. Di pagar baru itu, tampak pula hiasan ornamen aksara Jawa.

"Harapannya dengan pagar baru ini kawasan ini tampak makin menarik, terutama wisatawan yang hobi berfoto di area ini," kata Penjabat (Pj) Wali Kota Jogja Singgih Raharjo Rabu 4 Oktober 2023.

Singgih menuturkan adanya pagar baru itu setelah pihaknya mendapat masukan dari masyarakat soal penampilan Tugu Jogja selama ini. Sebelumnya Tugu Yogyakarta hanya diberi pengamanan dengan pagar portable berwarna oranye polos.

Struktur Tugu Yogyakarta. (Dok. Dinas Kebudayaan DIY)

"Pagar baru ini juga tidak permanen, bisa digeser-geser," kata dia.

Sejarah panjanh Tugu Yogyakarya

Lantas, mengapa Tugu Yogya sangat istimewa bagi Yogyakarta? Ada sejarah panjang monumen ini.

Melansir laman Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tugu yang punya nama lain Tugu Golong Gilig itu bangunannya yang sekarang ternyata dibangun oleh Pemerintah Belanda sebagai ganti tugu lama yang telah roboh akibat gempa yang terjadi pada 1867. 

Pada awalnya tugu itu dibangun oleh Kraton Kasultanan Yogyakarta pada masa pemerintahan Hamengku Buwana I pada 1757 sebagai simbol persatuan rakyat dalam melawan penjajahan Belanda. 

Tugu tersebut memiliki bentuk silinder yang disebut dengan golong dan diatasnya terdapat bolo yang disebut dengan gilig serta memiliki tinggi 25 meter. 

Pada 1867 terjadi gempa yang mengakibatkan Tugu Golong Gilig tersebut patah menjadi tiga bagian. Setelah itu muncul desakan untuk membangun kembali Tugu Golong Gilig oleh rakyat agar simbol perjuangan rakyat muncul kembali. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada akhirnya tugu tersebut dibangun kembali oleh Pemerintah Belanda, pembangunan tersebut dipimpin oleh J.W.S. Van Brussels yang pada saat itu menjabat sebagai Opzichten Van Waterstaat (sebutan kepala Dinas Pekerjaan Umum pada masa itu) dengan pihak Kraton Yogyakarta sebagai pengawas yang diwakilkan oleh Patih Danureja V.

Pemerintah Belanda sebagai pihak yang merenovasi tugu tersebut, tampak memunculkan bentuk yang sangat berbeda dengan tugu yang terdahulu. Bentuk tugu yang silinder tidak dimunculkan lagi dan diganti dengan bentuk segi empat yang meruncing ke atas. 

Secara keseluruhan bentuk Tugu Pal Puti terbagi menjadi tiga bagian yaitu bawah, tengah, dan atas. Bagian bawah berupa undakan atau tangga yang berjumlah empat. 

Bentuk tersebut sebagai bagian dari fondasi tugu agar menjadi kokoh. Bagian tengah berbentuk segi empat dengan keempat sisinya terdapat inskripsi. Terakhir, bagian atas berupa bentukan seperti mahkota dengan diatasnya terdapat uliran yang meruncing ke atas.

Tugu Jogja bisa dikatakan merupakan landmark Kota Yogyakarta yang paling terkenal. 

Monumen ini berada tepat di tengah perempatan Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Jendral Soedirman, Jalan A.M. Sangaji dan Jalan Diponegoro. 

Pada saat awal berdirinya, bangunan ini secara tegas menggambarkan Manunggaling Kawula Gusti, semangat persatuan rakyat dan penguasa untuk melawan penjajahan. 

Semangat persatuan atau yang disebut golong gilig itu tergambar jelas pada bangunan tugu, tiangnya berbentuk gilig (silinder) dan puncaknya berbentuk golong (bulat), sehingga disebut Tugu Golong-Gilig. 

Fungsi lain dari Tugu Yogyakarta sebagai patokan arah saat Sri Sultan Hamengku Buwono I melakukan meditasi yang menghadap puncak Gunung Merapi pada saat itu.

PRIBADI WICAKSONO

Pilihan Editor: Wayang Jogja Night Carnival Akhir Pekan Ini Diserbu Wisatawan, 8.000 Tiket Tribun Habis Terjual

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

59 menit lalu

Pengelolaan sampah organik di Dusun Petung Bantul Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.


Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

1 hari lalu

Pengunjung memadati event Halal Fair di Jogja Expo Center (JEC) yang digelar 3-5 Mei 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

Halal Fair 2024 menyajikan nuansa berwisata syariah bersama keluarga, digelar tiga hari di Jogja Expo Center Yogyakarta.


Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

1 hari lalu

Yogyakarta International Airport atau bandara YIA di Kulon Progo. Dok. Istimewa
Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

Yogyakarta International Airport sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah ini menjadi peluang besar bagi Yogyakarta.


Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

1 hari lalu

Gubernur DIY Sri Sultan HB X . Tempo/Pribadi Wicaksono
Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).


Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

1 hari lalu

Perhelatan menyambut Jogja Fashion Week 2024 Kamis (2/5). Tempo/Pribadi Wicaksono
Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.


Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

2 hari lalu

Logo Partai Golkar
Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota


Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

4 hari lalu

Spot wisata Kano Maritim Mangrove Baros di Bantul Yogyakarta. Dok. Pemda DIY
Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.


Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

4 hari lalu

Proses evakuasi korban jatuh ke jurang di tebing Pantai Ngluwo Gunungkidul, Ahad, 28 April 2024 (Dok. Istimewa)
Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.


Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

5 hari lalu

Kampoeng Mataraman Yogyakarta. Dok. Istimewa
Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.


Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

5 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.