Sebelum Traveling ke Jepang, Ketahui Tiga Aturan Baru untuk Wisatawan

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Sabtu, 16 Maret 2024 13:00 WIB

Kuil Kinkakuji, Kyoto, Jepang (Pixabay)

TEMPO.CO, Jakarta - Jepang merupakan salah satu negara tujuan wisata paling populer di dunia. Bahkan, Conde Nest Traveller menyebut negara ini sebagai destinasi terbaik untuk 2024. Banyak pengalaman unik dan atraksi wisata yang ditawarkan. Wisatawan bisa menikmati ketenangan di kuil kuno atau menjelajahi hiruk pikuk kota modern.

Namun, sebelum mengunjungi negara tersebut, ketahui dahulu bahwa Jepang menerapkan tiga aturan baru untuk wisatawan. Simak daftarnya.

Pembatasan pendakian Gunung Fuji

Gunung Fuji, simbol ikonik Jepang, menarik jutaan pengunjung setiap tahunnya. Situs Warisan Dunia UNESCO ini begitu menantang bagi pecinta alam. Namun, peningkatan jumlah wisatawan membuat pemerintah setempat menerapkan perubahan untuk menjamin keamanan dan melestarikan ekosistem pegunungan. Menurut peraturan baru, pendaki harian dibatasi hingga 4.000 orang. Selain itu, wisatawan juga harus membayar USD 13 atau Rp 205 ribu mulai Juli 2024.

Penutupan gang di distrik Geisha Kyoto

Advertising
Advertising

Kyoto terkenal sebagai ibu kota budaya Jepang. Kota kuno ini memikat pengunjung dengan bangunan bersejarah dan suasananya yang semarak. Salah satu yang menarik adalah distrik Gion, rumah bagi para Geisha yang ikonik. Namun, pariwisata yang berlebihan atau overtoturism dan perilaku tidak sopan telah menimbulkan masalah keamanan bagi ikon budaya ini. Untuk melindungi Geisha, wisatawan kini dilarang memasuki wilayah tertentu di Gion, ada denda yang akan dikenakan untuk pemotretan tanpa izin.

Visa Digital Nomad enam bulan di Jepang

Bagi mereka yang ingin tinggal lebih lama di Jepang, negara ini berencana meluncurkan visa nomaden digital selama enam bulan. Visa ini menghilangkan batasan 90 hari yang sebelumnya berlaku. Dengan visa ini, para pekerja jarak jauh dapat sekaligus menyelami budaya dan gaya hidup Jepang dalam jangka waktu yang lama.

Visa ini ditawarkan kepada pengunjung dari 49 negara dan wilayah, termasuk Amerika Serikat, Australia, Singapura, dan bahkan Indonesia. Syaratnya, pemohon digital nomad Jepang harus memiliki pendapatan tahunan minimal 10 juta Yen atau sekitar Rp 1 miliar per tahun. Pemohon juga harus memiliki asuransi kesehatan swasta. Visa ini hanya dapat diperpanjang enam bulan setelah meninggalkan negara tersebut, yang berarti masa tinggal berturut-turut tidak dapat dilakukan.

TIMES OF INDIA | LONELY PLANET

Pilihan Editor: Hiroshima Peace Memorial Park, Taman Indah yang Menyimpan Kisah Duka

Berita terkait

Jepang Kucurkan Rp4,7 Miliar untuk Bantu Dukung Rehabilitasi dan Reintegrasi Sosial Narapidana Teroris di Nusakambangan

1 hari lalu

Jepang Kucurkan Rp4,7 Miliar untuk Bantu Dukung Rehabilitasi dan Reintegrasi Sosial Narapidana Teroris di Nusakambangan

Jepang berharap bisa memperkuat dukungan rehabilitasi yang tepat bagi para narapidana terorisme di Lapas Nusakambangan.

Baca Selengkapnya

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

1 hari lalu

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

Layanan kepada pelanggan di restoran dipandang sebagai bagian dari makanan yang telah dibayar, jadi tak mengharapkan tip.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

3 hari lalu

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

Top 3 dunia, di urutan pertama berita tentang Pemerintah Israel yang bersikukuh akan menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

3 hari lalu

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

4 hari lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

4 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

4 hari lalu

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

4 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

4 hari lalu

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

Bandara Internasional Kansai Jepang pertama kali dibuka pada 1994, dan diperkirakan melayani 28 juta penumpang per tahun.

Baca Selengkapnya

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

5 hari lalu

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

Timnas U-23 Jepang keluar sebagai juara Piala Asia U-23 2024 setelah mengalahkan Uzbekistan pada partai final. Rekor sempurna Uzbekistan runtuh.

Baca Selengkapnya