Museum Timah Simpan Kisah Tragedi 16 Februari, Pembantaian Perawat Australia di Pulau Bangka

Reporter

Servio Maranda

Editor

Yunia Pratiwi

Jumat, 16 Februari 2024 10:25 WIB

Vivian Bullwinkel, perawat asal Australia yang menjadi satu-satunya korban selamat dalam pembantaian yang dilakukan tentara Jepang di Pulau Bangka tepatnya di Pantai Radji Kecamatan Muntok Kabupaten Bangka Barat pada 16 Februari 1942. (Dok. Istimewa)

TEMPO.CO, Pangakalpinang - Tanggal 16 Februari selalu dikenang sebagai hari yang paling memilukan bagi masyarakat Muntok, Kabupaten Bangka Barat dan warga negara Australia.

Hal itu berkaitan dengan tragedi berdarah semasa Perang Dunia II. Di mana para tentara Jepang di Pulau Bangka melakukan pembunuhan massal terhadap para perawat asal Australia di Pantai Radji, Muntok, Kabupaten Bangka Barat pada 16 Februari 1942 atau 82 tahun silam.

Bagaimana terjadinya tragedi pembantaian tersebut bisa kita lihat kisah-kisahnya yang tersimpan di galeri Perang Dunia II Museum Timah Indonesia atau MTI Muntok. Lokasinya berada di Jalan Jenderal Sudirman, Muntok, Kabupaten Bangka Barat.

Galeri tersebut menyimpan benda-benda yang menjadi saksi kebiadaban peristiwa itu. Seperti perlengkapan perang, bendera Jepang, plakat, tempat minum tentara, buku-buku perang dunia. Termasuk patung perawat Australia bernama Vivian Bullwinkel yang merupakan satu-satunya orang yang selamat dalam tragedi pembantaian tersebut.

Kesaksian Bullwinkel

Kesaksian dan kisah Bullwinkel yang termuat di dalam galeri tersebut menjadi salah satu peristiwa pengungkapan kejahatan perang yang paling tragis dan mendapat sorotan dunia hingga kini.

Advertising
Advertising

Kesaksian Bullwinkel yang menceritakan pembantaian bersejarah itu terjadi saat 22 orang perawat yang bekerja di Australian Army Nursing Service dievakuasi dari Singapura. Dua hari sebelum negara itu jatuh ke tangan Jepang pada 12 Februari 1942.

Namun di tengah perjalanan kembali ke Australia, kapal SS Vyner Brooke yang ditumpangi 65 perawat itu dibom hingga tenggelam oleh tentara Jepang saat melintasi Selat Bangka pada 14 Februari 1942.

Para penumpang berhasil selamat dengan menggunakan sekoci dan saling berpegangan di sisi sekoci. Mereka terdampar di Pantai Radji dan langsung bersembunyi dari kejaran para tentara Jepang.

Bersembunyi di dalam hutan selama dua hari tanpa makanan dan peralatan bertahan hidup, membuat para perawat Australia yang selamat tersebut menyerahkan diri ke tentara Jepang pada 16 Februari 1942.

Namun tentara Jepang meminta 22 orang perawat berjalan ke arah laut. Tidak lama kemudian melakukan pembantaian dengan cara ditembak dengan senapan mesin dari belakang.

Inisiatif galeri perang dunia ke-2

Kepala MTI Muntok, Fakhrizal mengatakan peristiwa itu menewaskan 21 perawat. Sedangkan Bullwinkel, kata dia, berhasil selamat dengan berpura-pura mati untuk mengelabui tentara Jepang meski mengalami luka tembak di bagian pinggul.

"Setelah para tentara Jepang pergi, barulah Bullwinkel keluar dari persembunyian," ujar Fakhrizal kepada Tempo, 16 Februari 2024.

Menurut Fakhrizal, saat lolos dari tembakan para tentara Jepang, Bullwinkel sempat bertemu dengan rekannya yang bernama Kingsley dan bersembunyi selama 12 hari sebelum akhirnya benar-benar menyerah.

"Mereka kemudian dibawa ke kamp tawanan perang dan bertemu dengan tahanan lainnya yang sempat selamat. Namun semuanya menjalani waktu kurang lebih tiga setengah tahun di kamp tawanan perang sebelum kembali ke Australia," ujar dia.

Galeri perang dunia ke-II, kata Fakhrizal, merupakan inisiatif MTI dengan mendapat dukungan dari organisasi yang beranggotakan para keluarga korban perang Dunia ke II yang tergabung dalam Malayan Volunter Group atau MVG.

"MVG melalui Judi Balcombe, D Adnthony Pratt, Mrs Margaret Caldicot dan Asthon Family juga memberikan beberapa benda- benda bersejarah seperti plakat, dan buku-buku sejarah perang dunia ke II untuk menjadi koleksi Museum," ujar dia.

Peringatan peristiwa pembataian

Peristiwa tersebut setiap tahun diperingati oleh Australia dengan mengirimkan Duta Besar Australia maupun keluarga korban peristiwa untuk berziarah dan melaksanakan prosesi penghormatan dengan mengunjungi Pantai Radji.

"Di MTI Muntok, pengunjung tidak hanya mengetahui sejarah peristiwa ini. Namun benda-benda bersejarah yang terkait dengan tragedi ini juga bisa dilihat secara langsung," ujar dia.

Fakhrizal menambahkan Bullwinkel sendiri diketahui meninggal dunia pada 2000 lalu. Namun kisah dan kesaksiannya yang tersimpan di museum timah tercermin jelas bagaimana kejamnya pembantaian itu.

"82 tahun berlalu, tragedi ini masih dikenang. Tahun ini peringatan tragedi ini masih dilakukan di Kota Muntok," ujar dia.

Pilihan editor: Menapaki Sejarah di Kota Mentok, Pulau Bangka

Berita terkait

Ini 3 Alasan Australia Tingkatkan Jumlah Minimum Tabungan untuk Visa Pelajar

9 jam lalu

Ini 3 Alasan Australia Tingkatkan Jumlah Minimum Tabungan untuk Visa Pelajar

Australia meningkatkan jumlah minimum tabungan untuk visa pelajar sebagai upaya menekan angka migrasi yang tinggi.

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, Kedutaan Besar Australia Roadshow ke ITB

11 jam lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, Kedutaan Besar Australia Roadshow ke ITB

Dalam rangka memperingati 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Kedutaan Besar Australia mengadakan acara acara "#AussieBanget University Roadshow" di ITB

Baca Selengkapnya

Migrasi ke Australia Kian Sulit, Batas Minimum Tabungan Visa Pelajar Dinaikkan Jadi Rp 313 Juta

14 jam lalu

Migrasi ke Australia Kian Sulit, Batas Minimum Tabungan Visa Pelajar Dinaikkan Jadi Rp 313 Juta

Australia memperketat migrasi dengan menaikkan batas tabungan untuk pelajar internasional.

Baca Selengkapnya

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

1 hari lalu

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

Luhut bicara soal kemungkinan diaspora memperoleh kewarganegaraan ganda. Negara mana saja yang sudah menerapkannya?

Baca Selengkapnya

5 Daftar Negara Tersantai di Dunia, Indonesia Peringkat 1

2 hari lalu

5 Daftar Negara Tersantai di Dunia, Indonesia Peringkat 1

Beberapa negara ini dijuluki negara tersantai di dunia. Hal ini dinilai berdasarkan tingkat kenyamanan hingga suhu udara. Ini daftarnya.

Baca Selengkapnya

Tangga Bersejarah dari Perang Dunia II di Hawaii Dibongkar, Banyak Wisatawan Abaikan Peringatan

2 hari lalu

Tangga Bersejarah dari Perang Dunia II di Hawaii Dibongkar, Banyak Wisatawan Abaikan Peringatan

Haiku Stairs di Hawaii ditutup untuk umum sejak 1987 karena dianggap berbahaya. Namun, banyak wisatawan tetap menaikinya dan mengabaikan peringatan.

Baca Selengkapnya

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

3 hari lalu

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

Gejolak demo mahasiswa Pro-Palestina merembet ke Australia dan Prancis, apa yang terjadi?

Baca Selengkapnya

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

3 hari lalu

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

Kepolisian Australia mengkonfirmasi telah menembak mati seorang remaja laki-laki, 16 tahun, karena penikaman dan tindakan bisa dikategorikan terorisme

Baca Selengkapnya

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

4 hari lalu

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

Banyak bar dan pub di Kota Perth buka sampai tengah malam, ramai dikunjungi wisatawan dan warga lokal tapi tertib dan bebas asap rokok.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

4 hari lalu

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

Salah satu warisan budaya Aborigin adalah pengetahuan tentang tanaman herbal dan penggunaannya dalam pengobatan tradisional.

Baca Selengkapnya