Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2024, Ini Sederet Perubahannya

Kamis, 15 Februari 2024 18:29 WIB

Masyarakat menyaksikan wayang potehi saat pembukaan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta ke 15 di Kampung Ketandan, Yogyakarta, Minggu (2/2). TEMPO/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Penyelenggaraan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) 2024 ini mengalami perubahan. Tidak hanya pada waktu dan tempat pelaksanaannya yang berubah, tapi konsep penyelenggaraannya pun tidak seperti biasanya.

Koordinator Bidang Acara Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2024, Subekti mengungkapkan, perubahan pada waktu dan tempat pelaksanaan PBTY ke-19 kali ini dikarenakan bertepatan dengan penyelenggaraan Pemilu.

“PBTY tahun ini berbeda dari yang sebelumnya," kata Subekti usai bertemu Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, pada Kamis, 15 Februari 2024.

Subekti mengungkan jika biasanya PBTY dilaksanakan antara perayaan Imlek hingga puncaknya di perayaan Cap Go Meh, tahun ini baru akan dilaksanakan tanggal 4-10 Maret 2024. Lokasinya pun bukan di Ketandan tapi dipindah ke bangunan Perkumpulan Budi Abadi di Bintaran Wetan.

Mengenai tema PBTY 2024 ini, Subekti mengatakan, panitia mengangkat tema "Lestari Budaya bagi Negeri".

Advertising
Advertising

Meski secara keseluruhan penyelenggaraan PBTY 2024 masih ada kesamaan dengan tahun-tahun sebelumnya, terdapat juga perbedaan yang sangat menonjol. Jika penyelenggaraan PBTY sebelumnya dulu banyak kesenian yang ditampilkan, tahun ini sisi edukasi lebih ditonjolkan.

“Tahun ini kami perbanyak edukasinya, ada enam space seperti museum dan ruang pameran, jadi nanti banyak hal-hal terkait kebudayaan Tionghoa yang kami suguhkan melalui acara ini kepada masyarakat," kata dia.

Contoh bentuk edukasinya, akan ada sarasehan, yang salah satu temanya membahas batik Peranakan.

Subekti menambahkan, ruang-ruang pamer juga akan menampilkan budaya-budaya Tionghoa yang belum banyak dikenal masyarakat, seperti kesenian barongsai dari masa ke masa, meja sembahyang beserta isinya, dan masih banyak budaya lainnya. Selain menampilkan melalui PBTY 2024, edukasi budaya Tionghoa ini juga akan disebarluaskan melalui media sosial.

Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi mengatakan, PBTY merupakan agenda tahunan di DIY yang levelnya sudah nasional, bahkan internasional. PBTY juga menjadi salah satu event yang unggul dan prioritas di DIY.

“Melalui upaya edukasi yang akan dilakukan ini, menjadi bagian dari momen penting semakin menguatkan identitas budaya Yogyakarta," kata dia. "Mungkin selama ini masyarakat mengenal PBPT hanya pasar malamnya, sehingga melalui PBTY tahun ini kita bisa eksplor lebih jauh lagi bagaimana budaya peranakan Tionghoa Mataram," ujar dia.

PRIBADI WICAKSONO

Pilihan Editor: Buka Pekan Budaya Tionghoa, Sultan HB X Ajak Maknai Unsur Positif Tahun Kelinci Air

Berita terkait

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

7 jam lalu

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

Puluhan orang tersengat ubur-ubur. Sebelumnya akhir April, sejumlah wisatawan dilaporkan tersengat ubur ubur saat bermain di Pantai Krakal Gunungkidul

Baca Selengkapnya

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

16 jam lalu

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

Penggemar tanaman anggrek yang berencana melancong ke Yogyakarta akhir pekan ini, ada festival menarik yang bisa disaksikan.

Baca Selengkapnya

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

16 jam lalu

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

Indonesian Heritage Agency (IHA) yang bertugas menangani pengelolaan museum dan cagar budaya nasional sejak September 2023.

Baca Selengkapnya

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

18 jam lalu

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

Selokan yang menghubungkan wilayah Sleman Yogyakarta dan Magelang Jawa Tengah itu dibangun pada masa Hindia Belanda 1909. Kini jadi prangko.

Baca Selengkapnya

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

1 hari lalu

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

Sampah yang masuk ke TPS 3R Nitikan Yogyakarta akan diolah menjadi bahan bakar alternatif Refused Derived Fuel (RDF).

Baca Selengkapnya

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

2 hari lalu

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

Ini daftar aset eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto yang masuk dalam radar dakwaan KPK.

Baca Selengkapnya

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

3 hari lalu

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

Kemunculan ubur-ubur biasanya terjadi saat puncak kemarau atau saat udara laut dingin pada Juli hingga September.

Baca Selengkapnya

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

3 hari lalu

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

Walhi menyoroti kebijakan layanan persampahan dari Pemerintah Kabupaten Sleman yang tak lagi melakukan layanan angkut sampah organik untuk masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

3 hari lalu

Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

Peringatan ulang tahun Pura Pakualaman dikemas dalam tema besar Karti Widyastuti Sampurnaning Bekti, ads 21 acara dari 13 Mei hingga 23 Juni.

Baca Selengkapnya

Tragedi SMK Lingga Kencana, Pemkot Yogyakarta Ungkap Syarat Ketat Study Tour

3 hari lalu

Tragedi SMK Lingga Kencana, Pemkot Yogyakarta Ungkap Syarat Ketat Study Tour

Salah satu syarat study tour adalah pemilihan bus atau kendaraan, usianya tak boleh lebih dari enam tahun dan harus lolos uji KIR.

Baca Selengkapnya