Tangani Darurat Sampah Kota Wisata Yogya Libatkan Pihak Swasta dan Teknologi Khusus

Rabu, 18 Oktober 2023 07:00 WIB

Tumpukan sampah di Kotabaru Yogyakarta. (TEMPO/Pribadi Wicaksono)

TEMPO.CO, Yogyakarta - Persoalan darurat sampah yang turut menodai predikat Kota Wisata di Kota Yogyakarta diputuskan melibatkan pihak swasta untuk penanganannya.

Penjabat Walikota Yogyakarta Singgih Rahardjo mengatakan langkah terbaru penanganan sampah dengan menggandeng pihak swasta. Untuk mengolah sampah yang dihasilkan di wilayah itu paling tidak 60 ton per hari.

"Swasta yang kami ajak kerjasama yang mengedepankan teknologi pengolahan sampah ramah lingkungan," kata Singgih Selasa 17 Oktober 2023.

Namun pihak swasta yang sudah teken kontrak dalam pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta itu baru mulai bekerja pada awal tahun 2024 mendatang.

“Yang kami rencanakan untuk kerjasama pengolahan sampah itu 60 ton per hari, tapi masih bisa lebih, prinsipnya tidak menimbulkan pencemaran dan masalah baru," kata Singgih.

Advertising
Advertising

Adapun teknologi ramah lingkungan dalam pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta itu pertama smokeless alias tanpa polusi asap dan juga green atau ramah lingkungan sekitar. Bahan bakar utama dari alat yang akan digunakan secara umum adalah air. Sehingga efeknya tidak menghasilkan asap.

Sarana teknologi yang digunakan itu diklaim bisa mengelola semua jenis sampah yakni organik, anorganik dan sampah residu. Metodenya sampah dibakar menggunakan alat insinerator dengan suhu berkisar 1.250-1.500 derajat celsius. Beberapa partikel seperti batu, kaca dan besi tidak bisa terbakar sehingga perlu ada pemisahan.

Hasil pembakaran dibersihkan menggunakan H2O atau air, sehingga pihaknya mengklaim tidak ada asap, warna dan bau. Output dari hasil pembakaran ini adalah abu. Angkanya di bawah tiga persen.

Singgih mengatakan pengelolaan sampah ini akan melengkapi gerakan mengolah limbah dan sampah dengan biopori ala Jogja (Mbah Dirjo) serta peningkatan kapasitas Tempat Pengolahan Sampah (TPS) di Nitikan dan Karangmiri Kota Yogyakarta.

Sejak Juli 2023 silam, persoalan sampah di Kota Yogyakarta, juga Kabupaten Bantul dan Sleman menjadi persoalan serius. Terutama pasca Tempat Pengolahan Akhir atau TPA Regional Piyungan ditutup.

Meski TPA Piyungan mulai beroperasi kembali pertengahan September 2023, namun pasokan sampah yang masuk dari tiga daerah Yogyakarta dibatasi ketat. Sehingga sejumlah sampah liar masih tak terangkut dan mulai mengganggu pemandangan.

Pilihan editor: Sampah Menggunung di Kawasan Cagar Budaya Kotabaru, Darurat Sampah Yogyakarta Belum Usai

Berita terkait

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

6 jam lalu

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

Kemunculan ubur-ubur biasanya terjadi saat puncak kemarau atau saat udara laut dingin pada Juli hingga September.

Baca Selengkapnya

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

12 jam lalu

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

Walhi menyoroti kebijakan layanan persampahan dari Pemerintah Kabupaten Sleman yang tak lagi melakukan layanan angkut sampah organik untuk masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

19 jam lalu

Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

Peringatan ulang tahun Pura Pakualaman dikemas dalam tema besar Karti Widyastuti Sampurnaning Bekti, ads 21 acara dari 13 Mei hingga 23 Juni.

Baca Selengkapnya

Tragedi SMK Lingga Kencana, Pemkot Yogyakarta Ungkap Syarat Ketat Study Tour

22 jam lalu

Tragedi SMK Lingga Kencana, Pemkot Yogyakarta Ungkap Syarat Ketat Study Tour

Salah satu syarat study tour adalah pemilihan bus atau kendaraan, usianya tak boleh lebih dari enam tahun dan harus lolos uji KIR.

Baca Selengkapnya

Menengok Pameran Karya Seniman Difabel di Taman Budaya Yogyakarta

23 jam lalu

Menengok Pameran Karya Seniman Difabel di Taman Budaya Yogyakarta

Suluh Sumurup Art Festival 2024 dengan tema Jumangkah ini wujud ruang inklusi bagi difabel untuk bergerak melalui seni rupa.

Baca Selengkapnya

Usai Libur Panjang, Yogyakarta Diwarnai Sejumlah Aksi Ricuh Konvoi Lulusan Sekolah

1 hari lalu

Usai Libur Panjang, Yogyakarta Diwarnai Sejumlah Aksi Ricuh Konvoi Lulusan Sekolah

Aksi ricuh pelajar yang masih berseragam sekolah itu membuat lalu lintas di sejumlah Kota Yogyakarta tersendat.

Baca Selengkapnya

Pemprov DKI Jakarta Bangun RDF Plant sebagai Strategi Baru Kurangi Sampah

1 hari lalu

Pemprov DKI Jakarta Bangun RDF Plant sebagai Strategi Baru Kurangi Sampah

Pemprov DKI Jakarta meluncurkan strategi baru untuk mengelola sampah, yakni RDF Plant, yang mengubah sampah menjadi energi.

Baca Selengkapnya

Pertengahan 2024, Kebun Binatang Gembira Loka Datangkan Tiga Singa Afrika

1 hari lalu

Pertengahan 2024, Kebun Binatang Gembira Loka Datangkan Tiga Singa Afrika

Setelah mendatangkan dua pasang Hyena Tutul dari Afrika pada Februari 2024 lalu, pada bulan depan atau Juni, Gembira Loka mendatangkan singa Afrika.

Baca Selengkapnya

Masuk Musim Kemarau, Ini Daerah di Yogyakarta yang Diprediksi Masih Tetap Diguyur Hujan

1 hari lalu

Masuk Musim Kemarau, Ini Daerah di Yogyakarta yang Diprediksi Masih Tetap Diguyur Hujan

BMKG Yogyakarta memperkirakan cuaca di sebagian wilayah DIY periode 12 - 14 Mei 2024 akan diguyur hujan, meski Mei ini masuk musim kemarau.

Baca Selengkapnya

Cerita Startup Sampangan Ciptakan Produk dari Sampah, Dapat Hibah Rp 3 Miliar di Philanthropy Asia Summit 2024

2 hari lalu

Cerita Startup Sampangan Ciptakan Produk dari Sampah, Dapat Hibah Rp 3 Miliar di Philanthropy Asia Summit 2024

Startup Sampangan produksi karbon aktif dan asap cair dari berbagai jenis sampah peroleh pendanaan 250 ribu dolar Singapura atau hampir Rp 3 miliar

Baca Selengkapnya