Disbud DIY Temukan Wadah Air Diduga dari Era Majapahit di Situs Cagar Budaya Keputren

Rabu, 6 September 2023 21:51 WIB

Dinas Kebudayaan (Disbud) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui Tim Ekskavasi Situs Keputren Kawasan Cagar Budaya (KCB) Kerto-Pleret menemukan artefak fragmen gerabah di duga wadah air terbuka dengan motif hias dan ciri khas era Kerajaan Majapahit. (Dok.Dinas Kebudayaan DIY)

TEMPO.CO, Yogyakarta - Dinas Kebudayaan (Disbud) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui Tim Ekskavasi Situs Keputren Kawasan Cagar Budaya (KCB) Kerto-Pleret menemukan artefak fragmen gerabah yang diduga wadah air terbuka. Gerabah ini memiliki motif hias dan ciri khas era Kerajaan Majapahit.

Ekskavasi Situs Keputren ini dilakukan di lahan pribadi milik warga setempat yang dilakukan sejak 10 Agustus 2023 hingga 7 September 2023.

Usai ekskavasi, tim melakukan penutupan kembali situs sejarah ini. Artefak fragmen yang ditemukan didata lalu diserahkan kepada Dinas Kebudayaan DIY untuk kegiatan pelestarian dan pengamanan.

Area yang menjadi lokasi temuan fragmen gerabah diduga wadah air era Majapahit di Bantul, Yogyakarta. (Dok. Dinas Kebudayaan)

Fragmen gerabah wadah air tanpa tutup berukir diduga peninggalan Majapahit pada abad ke-13 ini ditemukan pada salah satu kotak area ekskavasi. Area ini diduga merupakan saluran air kuno berasal dari abad 17 atau era Kerajaan Mataram Islam. Gerabah ditemukan dalam kondisi tidak utuh berbentuk kepingan.

Advertising
Advertising

Meski kondisinya telah hancur, karakter ukiran motif hias yang bercirikan era Majapahit kuno masih nampak jelas dan menonjol.

Wadah air terbuka kuno ini diperkirakan memiliki diameter sekitar 50 cm yang biasa digunakan kalangan bangsawan kala itu.

<!--more-->

Akhir rangkaian penelitian

Peneliti Pusat Riset Arkeologi, Prasejarah dan Sejarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Hery Priswanto mengatakan ekskavasi yang di lakukan di Situs Keputren ini merupakan rangkaian akhir dari penelitian yang dilakukan Disbud DIY pada 2023.

"Penelitian sebelumnya telah dilaksanakan Situs Kedaton dan Situs Kerto," kata Hery pada Rabu, 6 September 2023.

Tim Ekskavasi Keputren menemukan beberapa data arkeologi yang signifikan, salah satunya arsitektur monumental berupa struktur bata dengan beberapa strukturnya menggunakan batu andesit yang berasal dari batuan candi berornamen. Temuan serupa pernah dijumpai di Situs Kerto.

Tim Ekskavasi Situs Keputren mendapatkan temuan dua struktur. Pertama, struktur fondasi dari sebuah tembok yang membujur dari timur ke barat dengan lebar kurang lebih 70 cm pondasinya dan berbahan bata.

Kedua, struktur yang diduga sebagai saluran air dengan orientasi utara-selatan. Pada struktur saluran air inilah ditemukan artefak fragmen kuno berupa wadah-wadah atau tempat air yang sudah tidak utuh. Wadah-wadah air ini sangat bervariasi, ada yang tertutup dan terbuka.

Wadah air yang tertutup banyak ditemukan berupa pecahan dari kendi, kemudian wadah air terbuka dengan ukiran yang ditempel.

“Yang menarik selama saya melakukan penelitian di Pleret sejak 2007 lalu, temuan ini baru sekali berupa wadah air terbuka dengan ornamen yang mirip dengan ornamen yang saya jumpai di Trowulan Mojokerto," kata dia.

<!--more-->

Diduga milik Keputren

Karena ada kemiripan dengan era Kerajaan Majapahit, dia menduga keberadaan artefak ini dimiliki bukan orang sembarangan di Keputren. Keputren merupakan pemukiman Pleret yang digunakan para putri raja dan selirnya.

Temuan artefak berupa wadah-wadah air ini bisa menegaskan bahwa Keputren punya peran dan nilai penting serta bagian dari Keraton Pleret yang pernah ada pada abad ke-17.

Hery pernah juga menemukan artefak fragmen dengan model ukiran yang ditempel dan dikasih hiasan yang serupa pada saat melakukan penelitian di area Jawa Timur.

Ukiran pada artefak fragmen yang ditemukan di Situs Keputren Pleret ini sama dengan ukiran dengan era Majapahit Kuno.

Dengan demikian keberadaan benda ini sudah ada dan dimanfaatkan oleh orang yang tidak sembarangan di Situs Keputren tersebut. Sebab, artefak wadah air yang dimiliki masyarakat pada umumnya biasanya polos alias tidak mempunyai ukiran.

Situs berada di lahan milik pribadi

Area lahan yang digunakan sebagai lokasi ekskavasi pun merupakan lahan warga bernama Parjinem dan belum dibebaskan Disbud DIY hingga saat ini.

Tim Ekskavasi Situs Keputren hanya diberikan kesempatan untuk melakukan penelitian tetapi setelah selesai akan ditutup atau ditimbun kembali.

Penutupan dilakukan demi keamanan dan pelestarian situs tersebut karena tidak bisa dibiarkan terbuka. Tapi jika lahan tersebut sudah dibeli oleh Disbud DIY maka situs tersebut bisa diberikan peneduh dan pagar batas pengaman sebagai perlindungan.

Tim peneliti juga telah membuat penanda apabila situs ini akan dibuka kembali nantinya.

“Harapan kami jika lahan situs ini sudah dibebaskan akan menambah satu klaster lagi yang ada di KCB Kerto-Pleret seperti klaster Masjid Kauman, Klaster Kerto, Klaster Kedaton dan kemungkinan bisa menambah Klaster Keputren," kata dia.

"Di Pleret ini juga dijumpai cepuri beteng dalam dan ternyata keberadaan situs Keputren ini berada di sisi utara dari cepuri,” imbuh Hery.

<!--more-->

Temuan di era 80-an

Sebelumnya, Hery mengungkapkan awal mula di lakukan ekskavasi situs Keputren.

Pada 1980-an, ada seorang warga yang sudah mengangkat tiga batu andesit yang dijadikan taman di area yang menjadi lokasi penelitian saat ini.

Selain pengambilan batu andesit, banyak warga yang menggali batu bata merah.Dia merekomendasikan agar batu andesit tersebut dikembalikan ke tempat semula.

Selanjutnya jika situs tersebut belum diambil alih dinas, maka perlu diberikan papan informasi bahwa di lokasi tersebut pernah dilakukan penelitian dengan hasil struktur dan data artefak supaya diketahui masyarkat.

Kerabat pemilik lahan Situs Keputren sekaligus Koordinator Pengelola KCB Kerto-Pleret Supriyanto mengatakan lokasi situs ini memang masih lahan pribadi milik bibinya yang kini bermukim di Malang. Lahan ini kini diurus ayahnya.

Sebelum dimiliki sang bibi, kebun ini, konon dahulunya merupakan hutan bambu dan pemakaman sinden. Warga pun banyak yang mengambil bata dan batu andesit di lokasi ini. Lambat laun hingga saat ini, lahan kosong ini digunakan sebagai kandang ternak warga setempat.

“Awal digali memang ada batu bata di atas batu andesit yang membujur sehingga kita presentasikan di Disbud DIY dan akhirnya dibuka," kata dia.

Ini pertama kali ekskavasi yang di lakukan di tanah yang statusnya belum dibebaskan. "Harapannya lahan ini bisa dibebaskan agar menjadi pengayaan dan kelengkapan cerita sejarah KCB Kerto - Pleret," kata dia.

PRIBADI WICAKSONO

Pilihan Editor: 7 Peninggalan Kerajaan Majapahit yang Masih Eksis Hingga Saat Ini

Berita terkait

6 Artefak Peninggalan Majapahit dan Maknanya

3 hari lalu

6 Artefak Peninggalan Majapahit dan Maknanya

Replika Istana Majapahit baru diresmikan pada 7 Mei 2024 kemarin untuk melestarikan sejarah. Ini sejumlah artefak peninggalannya

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik dan Artefak ke Indonesia, Berikut Pengertian Artefak

14 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik dan Artefak ke Indonesia, Berikut Pengertian Artefak

Artefak dan barang antik yang dicuri oleh beberapa orang dan dibawa ke Amerika Serikat telah dikembalikan ke Indonesia. Apa itu artefak?

Baca Selengkapnya

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

17 hari lalu

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid minta pembangunan fisik Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi dilakukan dengan standar yang baik.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

17 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

Jaksa New York mengembalikan barang antik yang dicuri dari Kamboja dan Indonesia. Dari Indonesia, ada peninggalan Kerajaan Majapahit.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

17 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

18 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.

Baca Selengkapnya

Profil 3 Pemimpin Perempuan di Kerajaan Majapahit

20 hari lalu

Profil 3 Pemimpin Perempuan di Kerajaan Majapahit

Tak hanya dipimpin raja, Majapahit pernah dipimpin perempuan. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

British Museum Dituduh Tak Mau Kembalikan Artefak yang Dijarah dari Ethiopia

43 hari lalu

British Museum Dituduh Tak Mau Kembalikan Artefak yang Dijarah dari Ethiopia

British Museum berstatus dalam penyidikan setelah diadukan menyembunyikan artefak-artefak yang disucikan umat kristen Ethiopia.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Istana Pagaruyung 17 Tahun Lalu, Ini Keistimewaan Istana di Kota Batusangkar Sumbar

28 Februari 2024

Kebakaran Istana Pagaruyung 17 Tahun Lalu, Ini Keistimewaan Istana di Kota Batusangkar Sumbar

Istana Pagaruyung pernah alami kebakaran pada 17 tahun lalu. Berikut sejarah dan keistimewaan istana di Kota Batusangkar, Sumbar.

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Jenis-jenis Jamu di Zaman Kerajaan

25 Februari 2024

Sejarah dan Jenis-jenis Jamu di Zaman Kerajaan

Jamu merupakan obat herbal tradisional khas Indonesia

Baca Selengkapnya